Perancangan Automatic Reverse Vending Machine Sebagai Upaya Dan Bentuk Penanggulanngan, Pengelolaan, Serta Sarana Edukasi Mengenai Sampah Daur Ulang

ABSTRAK
PERANCANGAN AUTOMATIC REVERSE VENDING MACHINE


Kata kunci : Botol PET, Kaleng Aluminium, Scanning, Pressing, Selecting.


Automatic reverse vending machine dirancang untuk mengatasi permasalahan terkait pengelolaan sampah botol plastik maupun kaleng yang menumpuk serta dapat mengedukasi masyarakat agar tetap dan selalu menjaga lingkungan dari pencemaran. Input utama mesin ini adalah botol PET 330, 600, dan 1500 ml serta kaleng minuman 250 dan 330 ml. Mesin terdiri dari Scanning Unit, Pressing Unit, dan Selecting Unit. Proses dimulai saat pengguna menekan layar perintah untuk dapat memasukkan botol/kaleng yang kemudian dilanjutkan dengan memasukkan botol atau kaleng kedalam lubang. Setelah pemindai selesai membaca, lalu botol atau kaleng kemudian akan dipress 3 kali selama 3 detik. Setelah botol atau kaleng sudah terproses dengan sempurna, botol atau kaleng tadi akan dipisahkan sesuai tempatnya. Kemudian setelah semua proses selesai, pengguna dapat memilih apakah ingin menerima reward atau memasukkan botol/kaleng lagi. Reward akan diberikan berupa kode QR apabila pengguna memilih untuk langsung menerima reward. Output utama mesin adalah botol PET dan kaleng aluminium yang sudah dipress serta kode QR sebagai reward.

LATAR BELAKANG

       Pada tahun 2019, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK mencatat jumlah timbulan sampah sebesar 67,8 juta ton/tahun yang terdiri dari sampah organik dengan porsentase sebesar 57%, sampah plastik sebesar 15%, sampah kertas sebesar 11% dan sampah lainnya sebesar 17%. Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, menjelaskan, masalah sampah menjadi merupakan permasalahan nasional yang memerlukan pengelolaan secara holistik, sistemasis dan terintegrasi.

      Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik, akan mengakibatkan masalah besar. Karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan banjir.

     International Coastal Cleanup (ICC) merilis, pada 2019 sebanyak 97.457.984 jenis sampah dengan berat total 10.584.041 kilogram ditemukan di laut. Sembilan dari 10 jenis sampah terbanyak yang mereka temukan berasal dari bahan plastik, seperti sedotan dan pengaduk, alat makan plastik, botol minum plastik, gelas plastik, dan kantong.

       Sampah-sampah plastik tadi mengancam setidaknya 800 spesies. Hal itu terungkap dari hasil penelitian yang diterbitkan Sekretariat Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (United Nations Convention On Biological Diversity) pada 2016. Sebanyak 40 persennya adalah mamalia laut dan 44 persen lainnya spesies burung laut. Data itu kemudian diperbarui pada Konferensi Laut PBB di markas New York, Amerika Serikat pada 2017.

       Sampah plastik yang berada dalam tanah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme menyebabkan mineral-mineral dalam tanah baik organik maupun anorganik semakin berkurang, hal ini menyebabkan jarangnya fauna tanah, seperti cacing dan mikorganisme tanah, yang hidup pada area tanah tersebut, dikarenakan sulitnya untuk memperoleh makanan dan berlindung.

      Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh, perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan.  Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. (UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah) Penyaluran sampah yang banyak ditemui terdiri dari proses pengumpulan sampah dari permukiman atau sumber sampah lain, pengangkutan sampah untuk dibuang di TPS, dan proses terakhir yaitu pembuangan di TPA.

      Permasalahan pengelolaan sampah yang ada di Indonesia dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu tingginya jumlah sampah yang dihasilkan, tingkat pengelolaan pelayanan masih rendah, TPA yang terbatas jumlahnya, institusi pengelola sampah dan masalah biaya. Kesadaran masyarakat akan sampah dan pentingnya menjaga lingkungan juga masih rendah sehingga dapat membawa masalah yang baru seperti banjir.

      Dilihat dari beberapa problematika yang sudah disebutkan tadi, kami berupaya untuk membuat mesin yang dapat mengakomodir serta menghandle antusiasme serta kepedulian masyarakat terhadap permasalahan sampah yang ada di Indonesia yang semakin meningkat.

Keunggulan Inovasi

     Mesin dapat menampung 1800 botol PET serta 1500 kaleng dalam sehari. Mesin memiliki layar yang berfungsi untuk menampilkan video edukasi (tentang sampah plastik) saat tidak digunakan dan menampilkan kode QR serta jumlah kaleng/botol yang terkumpul ketika sedang memproses.

      Mesin juga dilengkapi dengan tombol braille serta speaker bertujuan agar ramah bagi semua kalangan khususnya penyandang tunanetra. Dan reward dari mesin acuan kami sendiri hanya berupa voucher yang didapat setelah proses selesai.

      Pada mesin yang dirancang, para pengguna dapat memilih rewardnya sendiri diantaranya QR code yang dapat di scan yang nantinya pengguna akan mendapatkan saldo berupa Go-pay, Dana, Link Aja, ataupun Shoppe Pay, atau pengguna dapat memilih reward berupa voucher yang dapat digunakan pada E-commerce yang bekerjasama dengan produk kami.

Nama : Ranggasana Cakrawala Putra
Alamat : GRIYA MUSTIKA INDAH BLOK D NO. 17 PULOSARI RT 003 / RW 004 KEL. MALANGJIWAN, KEC. COLOMADU, KOTA SURAKARTA
No. Telepon : 0813-3095-3254