INOVASI PROSES PENGOLAHAN UMBI PORANG BASAH MENJADI TEPUNG GLUKOMANAN

Umbi porang (Amorphophallus muelleri) merupakan salah satu tanaman liar hutan yang saat ini mulai dikembangkan secara besar-besaran di wilayah Indonesia.Salah satu kandungan terbesar di dalam porang adalah glukomanan yang merupakan serat alami dan larut dalam air.Tepung glukomanan merupakan serat makanan larut air yang bersifat hidrokoloid kuat dan rendah kalori yang banyak digunakan dalam industri pangan, baik di gunakan sebagai pangan fungsional maupun bahan tambahan pangan. Selain itu juga dapat digunakan dalam industri kosmetik maupun kesehatan. Bahkan banyak kalangan menyebutkan bahwa glukomanan disebut sebagai makanan pokok dalam alternatif makanan kesehatan.

Pemerintah Kabupaten Sukoharjo telah bergerak cepat untuk mendukung peningkatan produktivitas porang di wilayah Sukoharjo. Langkah ini ditandai dengan hadirnya Bukit Porang di Sukoharjo yang akan menjadi sentra pertanian salah satu umbi-umbian ini. Selain itu, di Kabupaten Sukoharjo juga telah terbentuk komunitas yang peduli dan fokus pada pertanian porang yang dinamakan Sahabat Petani Porang Sukoharjo (SPPS). SPPS ini yang diharapkan akan mampu mengelola bukit porang secara optimal.

Selama ini petani porang menjual hasil panennya dalam bentuk umbi basah maupun chip porang. Chip merupakan kepingan atau irisan umbi yang telah dikeringkan. Penjualan dalam bentuk umbi basah maupun chip meskipun harganya relatif murah selalu dilakukan karena terkendala dalam proses pengolahan umbi porang menjadi tepung glukomanan. Umbi porang diketahui memiliki kandungan kalsium oksalat yang cukup tinggi. Kalsium oksalat diketahui bersifat gatal apabila dikonsumsi. Oleh karena itu diperlukan teknik pengolahan umbi porang menjadi tepung glukomanan. SPPS telah mengembangkan teknik pengolahan tepung glukomanan secara basah tanpa melalui proses pembuatan chip dengan hasil yang memuaskan.

Umbi porang (Amorphophallus muelleri) merupakan salah satu tanaman liar hutan yang saat ini mulai dikembangkan secara besar-besaran di wilayah Indonesia.Porang merupakan tanaman jenis herbal yang bisa tumbuh hingga setinggi 1.5 meter. Ia banyak tumbuh di sekitar hutan tropis dan hanya bisa tumbuh di bawah pohon penyangga. Porang bisa bertahan hidup pada jenis tanah apa pun di ketinggian 0 sampai dengan 700 mdpl.

Porang telah menjadi komoditas ekspor yang bernilai unggul dari hasil pertanian. Kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh banyak masyarakat untuk lebih mengoptimalkan produktivitas porang didaerahnya masing-masing, termasuk masyarakat Sukoharjo. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo bergerak cepat untuk mendukung peningkatan produktivitas porang di wilayah Sukoharjo. Langkah ini ditandai dengan hadirnya Bukit Porang di Sukoharjo yang akan menjadi sentra pertanian salah satu umbi-umbian ini.

Pada tahap awal, lahanyang aktif dipergunakan untuk pertanian porang baru sekitar 1 Ha dari total 10 ha lahan yang tersediadi Bukit Porang.Diharapkan kedepannya peningkatan pemanfaatan lahan ini segera terwujud dan dapat meningkatkan kapasitas hasil porang di Sukoharjo. Selain menjadi sentra pertanian porang, Bukit Porang ini juga akan dijadikan sebagai pusat belajar budidaya porang bagi masyarakat yang tertarik.Tidak hanya sebagai lahan tempat menanam porang saja, kedepan, Bukit Porang akan dijadikan pusat belajar budidaya porang yang dikelola Sahabat Petani Porang Sukoharjo (SPPS) bersama Dispertan (Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo).

SPPS merupakan komunitas kelompok masyarakat petani yang peduli dan menggeluti porang di Sukoharjo. SPPS ini oleh pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjodiharapkan mampu mengelola bukit porang secara maksimal mulai dari penanaman sampai pengolahan porang. https://portal.sukoharjokab.go.id/2021/11/12/). Saat ini SPPS sedang mengembangkan proses pengolahan umbi porang menjadi tepung glukomanan.

Menurut Padusung et al. (2020), harga umbi porang segar berkisar antara Rp 3.000-3.500/kg, jika dikeringkan menjadi bentuk chip harganya menjadi Rp 17.500-22.000/kg, sementara apabila diolah menjadi tepung glukomannan, harganya meningkat menjadi sekitar Rp 125.000-150.000/kg.Salah satu hal yang menjadikan tanaman umbi-umbian ini memiliki nilai ekonomis cukup tinggi adalah karena umbinya mempunyai kandungan glukomanan yang relatif banyak dengan kisaran antara 5%-65% bervariasi tergantung pada spesiesnya (Sari et al., 2019).

Glukomanan ini memiliki sifat dan karakteristik utama yaitu dapat membentuk lapisan tipis (edibel) yang transparan, membentuk massa kental yang padu, sifat mengembang lebih besar, membentuk gel, kuat dan elastis serta dapat larut kembali dalam air (Saputro et al., 2014). Glukomanan biasa digunakan sebagai emulsifier dan pengental pada bahan makanan. Selain itu, porang disebut-sebut bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan lem ramah lingkungan dan komponen untuk pesawat terbang.

Proses pengolahan tepung porang dengan teknik isolasi dan pemurnian untuk medapatkan kadar glukomanan yang optimal telah banyak dilakukan. Menurut Pasaribu et al. (2016), hasil ekstraksi glukomanan porang menggunakan etanol 30% dengan perendaman NaHSO3 1% menghasilkan glukomanan sebesar 38,11%. Jika proses ekstraksi ditambahkan dengan konsentrasi etanol sebesar 50% dan NaHSO3 2% dapat meningkatkan kadar glukomanan porang sebesar 83,96% (Pasaribu et al., 2019). Sedangkan hasil ekstraksi glukomanan porang menggunakan pelarut air menghasilkan kadar glukomanan sebesar 73,70% (Aryanti dan Abidin, 2015). Menurut Saputro et al. (2014), semakin besar konsentrasi dan rasio bahan dengan pelarut yang digunakan maka semakin besar pula kecenderungan kadar glukomanan yang dihasilkan.

Umbi porang sebagai penghasil glukomanan memiliki manfaat yang sangat luas terutama dalam bidang pangan. Glukomanan umbi porang dapat dimanfaatkan sebagai pangan fungsional dan bahan tambahan pangan yang dapat diaplikasikan pada berbagai jenis produk makanan dan minuman (Faridah, 2011). Tepung umbi porang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengental dan pengenyal serta bahan baku dasar pembuatanmakanan sehat seperti mie dan beras shirataki (Afifah et al., 2014) maupun sebagai pengental sirup, jeli, bahan pengikat sosis dan edible film (Aprilia et al., 2017).Porang banyak digunakan sebagai bahan baku tepung, penjernih air, kosmetik, pembuatan lem dan jelly yang beberapa tahun terakhir diekspor ke negeri Jepang.

(http://bpkimi1.kemenperin.go.id/jrti/article/view/7131/pdf_147)

Selama ini petani porang hanya tahu tentang bagaimana cara budidaya yang baik dan benar akan tetapi tidak tahu tentang bagaimana agar mempunyai nilai jual yang tinggi. Hasil panen petani porang selama ini dijual dalam bentuk umbi basah dan chip yang harganya kadang-kadang tidak sesuai harapan para petani. Chip merupakan kepingan atau irisan umbi yang telah mengalami proses pengeringan. Umbi basah maupun chip biasanya dijual ke tengkulak oleh para petani. Pengolahan umbi basah menjadi tepung glukomanan diharapkan akan meningkatkan nilai jual umbi porang.

Pengolahan umbi porang menjadi tepung glukomanan memiliki tantangan tersendiri karena umbi porang mengandung kalsium oksalat yang bersifat gatal. Proses pembuatan atau pengolahan tepung glukomanan yang dikenal selama ini adalah melalui proses pengechipan. Pengechipan adalah proses pengolahan umbi porang menjadi bentuk chip (kepingan). Proses ini diketahui memakan waktu karena membutuhkan waktu yang relatif lama dalam proses pengeringan. Kelompok petani SPPS telah menyederhanakan proses pengolahan tepung glukomanan tanpa melalui proses pengechipan. Dengan adanya penemuan ini petani SPPS ingin menawarkan bagaimana agar petani bisa mendapatkan hasil keuntungan yang lebih baik.

Dalam proses pembuatan tepung glukomanan selama ini banyak dilakukan dari proses Chip (umbi basah yang dikeringkan) untuk proses pengechipan pun harus melalui beberapa proses sehingga HPP secara otomatis akan memakan banyak biaya.

Maka dari itu inovasi kami dari petani SPPS memproduksi tepung glukomanan dari umbi porang basah tanpa melalui proses pengechipan, secara otomatis akan memotong biaya produksi artinya akan ada margin biaya yang akan dipangkas sehingga keuntungan dari proses ini akan menambah keuntungan bagi petani/pelaku usaha.Diagram Proses Tepung Glukomanan dari Umbi Basah tanpaproses pengechipan versi SPPS Terdapat perbedaan proses pengolahan tepung glukomanan versi SPPS dengan yang terbiasa dibuat di pabrik. Proses pembuatan tepung glukomanan di pabrik atau sering disebut proses pabrikan ditunjukkan 

Inovasi pengolahan tepung glokomanan yang dilakukan SPPS (Gambar 1) memiliki perbedaan dengan proses pengolahan yang dilakukan pabrikan (Gambar 2). Keunggulan inovasi yang dimiliki pada proses pembuatan tepung glukomanan versi SPPS antara lain:

1. Proses versi SPPS tidak memerlukan peralatan dengan investasi tinggi.

2. Waktu proses yang dilakukan SPPS lebih pendek

3. Proses pada versi SPPS tanpa melakukan pembuatan chip

4. Proses dapat diaplikasikan pada tingkat pengrajin

Nama : TIM SPPS (SAHABAT PETANI PORANG SUKOHARJO)
Alamat : Cemetuk RT O3 RW 08,Desa Lorong Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo,Jawa Tengah
No. Telepon : 085860702184