ECO SAKIPA (EDIBLE COATING EKSTRAK DAUN SIRSAK DAN MINYAK KELAPA)

Pandemi covid-19 telah melanda Indonesia dan berdampak pada bidang ekonomi. Salah satu yang terkena imbasnya langsung adalah pedagang buah dan sayur di pasar tradisional. Hal ini menyebabkan buah dan sayur tidak habis jual dan menjadi busuk, selain itu pendapatan pedagang pun menurun. Tujuan pada penelitian ini adalah menciptakan produk pengawet alami buah dan sayur dari pengawet alami yang mudah ditemukan dan praktis digunakan sehingga dapat memperpanjang masa buah dan sayur agar kualitasnya tetap. Cara mencegah buah dan sayur busuk salah satunya dengan teknik pengawetan dengan cara edible coating. Edible coating adalah teknik pengawetan yang diaplikasikan untuk memperpanjang masa simpan buah dan sayur. Pembuatan eco sakipa (edible coating) dengan kombinasi ekstrak daun sirsak dan minyak kelapa perlu dilakukan dilakukan untuk memperpanjang masa buah dan sayur agar kualitasnya tetap terjaga. Berdasarkan hasil penelitian, buah dan sayur yang diberi produk eco sakipa hasilnya lebih baik dibandingkan  dengan buah dan sayur yang disimpan di dalam kulkas dan diletakkan di ruangan terbuka. Ekstrak  daun  sirsak  (Annona  Muricata) memilki  kandungan  senyawa  metabolit  sekunder  yang  bersifat  sebagai   antibakteri  diantaranya yaitu  flavonoid,  alkaloid,  tanin  dan  saponin. minyak kelapa dapat memperpanjang mutu buah dan sayuran tanpa membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsi buah atau sayuran tersebut. Kelebihan dari produk pengawet alami eco sakipa adalah mudah penggunaannya, murah harganya dan ramah lingkungan.

Kata kunci : Dampak Pandemi, Edible coating, Ekstrak daun sirsak dan minyak kelapa        

Pandemi Covid melanda negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Pandemi covid memberi dampak yang besar pada sektor ekonomi. Tindakan pemerintah untuk mengatasi perekonomian adalah dengan cara memberikan bantuan BLT dan bantuan modal usaha UKM/UMKM. Pedagang di pasar tradisional juga merasakan dampak dari wabah pandemi Covid-19 yang sedang terjadi di Indonesia. Beberapa anjuran pemerintah untuk dirumah saja membuat banyak pedagang yang merugi karena pembeli sangat jarang bahkan tak ada. Namun, pedagang masih mencari peruntungan berjualan meski dengan resiko ditertibkan. Faktor yang mendukung para pedagang tetap melakukan usahanya adalah kesadaran untuk terus berjuang memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (Sinaga and Purba, 2020).

Pedagang buah dan sayur tetap bertahan melakukan usahanya di pasar walaupun dalam masa pandemi dan jumlah pembeli serta pendapatan yang menurun hingga lebih dari 50%. Sayur dan buah yang dijualpun banyak yang busuk karena daya minat pembeli berkurang. Pemicu yang menyebabkan semakin berkurangnya jumlah pembeli yakni adanya peraturan pemerintah dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) melalui Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020. Disamping hal tersebut ada kekhawatiran dari konsumen terkena dampak wabah Virus Corona Penyebab lainnya yang mungkin juga menjadi alasan terjadinya penurunan jumlah pengunjung yaitu daya beli masyarakat yang semakin menurun oleh karena pemberhentian karyawan dari perusahaan atau sulitnya kondisi perekonomian selama pandemi Covid19 (Sinaga and Purba, 2020). Cara mengatasi agar buah dan sayur tidak busuk biasanya pedagang menyimpannya di kulkas. Namun, tidak semua buah dan sayur bisa disimpan di kulkas. Jenis buah dan sayur yang tidak boleh disimpan di kulkas adalah alpukat, bawang bombai, pisang, bawang merah, bawang putih, semangka, kemangi, kentang, ubi dan tomat (Abdi Husnul, 2020). Pembusukan buah dan sayur sebenarnya disebabkan oleh kandungan gula yang tinggi, aktivitas air yang rendah, dan pH rendah. proses pembusukan disebabkan karena terjadinya oksidasi lemak yang mengandung berbagai asam lemak tidak jenuh dan aktivitas mikroba (Fadhli and Romadhon, 2020). Aktivitas mikroba dapat dihambat dengan Edible coating dari ekstrak daun sirsak dan minyak kelapa. Edible coating adalah teknologi sederhana dimana lapisan tipis komponen dimakan dan bertindak sebagai penghalang fisik terhadap karbon dioksida, oksigen, aroma dan gerakan kelembaban.

Daun sirsak memiliki aktivitas antibakteri karena mampu menghambat pertumbuhan E.coli dan S. Aureus (Yanti et al., 2020). Ekstrak  daun  sirsak  (Annona  Muricata) memilki  kandungan  senyawa  metabolit  sekunder  yang  bersifat  sebagai   antibakteri  diantaranya yaitu  flavonoid,  alkaloid,  tanin  dan  saponin (Faoziyah, Agustina and Wijaya, 2019). Senyawa-senyawa tersebut memiliki kemampuan sitotoksik yang dapat menghambat dan mereduksi radikal bebas (Handayani and Sriherfyna, 2016).  Hasil penelitian (Aminah, 2012) mengatakan bahwa minyak kelapa dapat memperpanjang mutu buah dan sayuran tanpa membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsi buah atau sayuran tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, pembuatan eco sakipa (edible coating) dengan kombinasi ekstrak daun sirsak dan minyak kelapa perlu dilakukan dilakukan untuk memperpanjang masa buah dan sayur agar kualitasnya tetap terjaga. Produk eco sakipa dengan kombinasi minyak kelapa dan ekstrak daun sirsak belum ada di pasaran sehingga peluang usaha sangat besar. Selain itu, bahan-bahan yang diperlkan mudah didapatkan, pengolahan produk mudah dilakukan, sasaran produk adalah pedangan buah dan sayur di pasar tradisional dan konsumen buah dan sayur.

Eco Sakipa merupakan sebuah inovasi yang ditawarkan kepada masyarakat karena bersifat ramah lingkungan dan tidak membahayakan. Buah dan sayur bersifat mudah busuk dan tidak segar lagi kualitiasnya jika tidak disimpan dengan benar. Sasaran dari Eco Sakipa adalah pedagang-pedagang buah dan sayur di pasar tradisional dan pedagang-pedangan buah dan sayur keliling. Dengan menggunakan Eco Sakipa yang disemprotkan pada buah dan sayur maka buah dan sayur lebih terjaga kualitasnya daripada buah dan sayur yang disimpan di kulkas atau diletakkan di ruangan terbuka. Penemuan sebelumnya adalah adanya pengawet buah dan sayur menggunakan kitosan dari kulit udang. Tetapi, kitosan jarang ditemukan dan dijual cukup mahal di e-commerce atau penjual online dengan harga yang dibandrol ± Rp 150.000,00. Keunggulan Eco Sakipa dibandingkan dengan penemuan yang ada sebelumnya adalah sebagai berikut.

Aspek Ekonomi

  1. Eco Sakipa dibuat dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan sehingga masyarakat tidak kesulitan membuat pengawet alami dengan biaya yang murah dan bersifat ramah lingkungan.
  2. Penggunaan Eco Sakipa membuat buah dan sayur yang terjaga kualitasnya sehingga tidak membuat nilai jual buah dan sayur turun drastis.

Aspek Pengembangan IPTEK

  1. Eco Sakipa adalah pengawet alami yang merupakan sebuah inovasi baru yang bersifat efektif dan efisien. Berdasarkan hasil pengujian selama 36 jam, buah dan sayur yang disemprot Eco Sakipa ternyata masih segar dibandingkan dengan buah dan sayur yang diletakkan di ruangan terbuka dan diletakkan di kulkas. 

    buah dan sayur yang diberi Eco Sakipa lebih baik kualitasnya daripada yang diletakkan di ruangan terbuka dan di kulkas. Dengan demikian penggunaan Eco Sakipa untuk buah dan sayur berarti efektif. Hal ini dikarenakan minyak kelapa memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri (Tumbel, Wowor and Siagian, 2017). Minyak kelapa mengandung asam laurat, asam kaprat, asam kaprilat dan asam miristat yang memiliki kemampuan antibakteri (Yusran and Muhasbir, 2018). Selain itu, kandungan dari ekstrak daun sirsak juga memiliki antibakteri. Hasil pemeriksaan skrining fitokimia ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) menunjukkan adanya kandungan senyawa-senyawa metabolit sekunder berupa: saponin, terpenoid, steroid, flavonoid, tanin dan alkaloid (Rahman, Haniastuti and Utami, 2017). Mekanisme kerja antibakteri dari saponin dengan cara meningkatkan permeabilitas membran sel sehingga membran menjadi tidak stabil dan mengakibatkan hemolisis sel.

    Flavonoid menghambat fungsi membran sel bakteri melalui ikatan komplek dengan protein ekstraseluler yang bersifat larut sehingga dapat mengganggu integritas membran sel bakteri. Selain itu penghambatan metabolisme energi bakteri oleh flavonoid dilakukan dengan cara menghambat proses respirasi bakteri sehingga adanya energi yang dihambat akan berpengaruh terhadap aktivitas penyerapan metabolit dan biosintesis makromolekul bakteri. Kandungan senyawa tanin pada ekstrak etanol daun sirsak mempunyai aksi antibakteri yang berhubungan dengan kemampuannya untuk menonaktifkan adhesin bakteri, menghambat kerja enzim, menghambat transport protein pada selubung sel. Kandungan alkaloid dalam ekstrak etanol daun sirsak mempunyai kemampuan antibakteri karena memiliki gugus aromatik kuartener yang mampu berinterkalasi dengan DNA, selain itu alkaloid juga mampu mengganggu integritas komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri sehingga adanya gangguan tersebut akan menyebabkan lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel. Terpenoid merupakan salah satu senyawa yang dikandung oleh ekstrak etanol daun sirsak. Terpenoid mempunyai mekanisme antibakteri dengan cara pengrusakan membran sel bakteri. Keseluruhan data menunjukkan bahwa kandungan aktif dalam ekstrak etanol daun sirsak mempunyai kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Eco Sakipa bersifat efisien karena Eco Sakipa terbuat dari bahan-bahan yang mudah ditemukan di masyarakat dan harganya murah.

Aspek Sosial

  1. Inovasi pengawet alami dari minyak kelapa dan ekstrak buah sirsak dibuat untuk membantu masyarakat dalam menyelesaikan masalah terkait dengan buah dan sayur yang dijual oleh pedagang kecil yang seringkali tidak habis jual sehingga dengan menggunakan Eco Sakipa buah dan sayur dapat terjaga kualitasnya.

Nama : HESTIN WIRASTI
Alamat : Desa Sidomoro RT 03/02 Kec. Buluspesantren Kab. Kebumen
No. Telepon : 0895324273630