VARIEGROW: CAIRAN ALAMI STIMULUS MUTASI VARIEGATA

Tanaman hias variegata saat ini telah menjadi primadona di kalangan masyarakat. Keunikan dan kelangkaannya merupakan daya tarik yang utama. Corak pada daun atau batang yang terjadi karena adanya kelainan mutasi genetik di alam ini, punya nilai ekonomi yang tinggi dibandingkan tanaman hias lainnya. Permintaannya pun begitu tinggi, sedangkan produksi tanaman hias variegatanya yang sangat minim. Seperti diketahui, kemunculan corak variegata disebabkan oleh beberapa faktor, pertama adalah paparan zat kimia baik disengaja (laboratorium) maupun tidak. Kondisi ini dikategorikan sebagai kemunculan yang tidak alami. Biasanya usia varegata akibat paparan zat kimia ini tidak permanen dan berlangsung sekitar beberapa bulan saja. Setelah itu, jika kondisinya sudah stabil daun akan tumbuh seperti sediakala. Sedangkan variegata yang alami cenderung muncul di sebagian besar daun, sedangkan yang tidak alami muncul hanya di bagian daun tertentu saja. Para ahli juga telah meneliti bahwa infeksi oleh virus pada tanaman juga dapat menyebabkan terjadinya corak variegata. Misalnya saja pada kasus virus mosaik yang menyebabkan daun tembakau menjadi bercorak. Virus pada tanaman ini dapat menyebabkan munculnya pola ciri infeksi pada permukaan daun. Kekurangan unsur hara dan nutrisi tertentu di tanah juga dapat menyebabkan munculnya corak ini. Selain itu masih banyak jenis-jenis penyebab variegata lain yang biasanya juga terjadi pada tanaman hias aroids. Secara umum, kemunculan corak variegata ini adalah kondisi yang sangat amatlah jarang. Walau di beberapa negara sudah banyak dikembangkan dengan metode kultur jaringan, namun nyatanya masih sulit untuk menemukan tanaman variegata di pasaran. Pesonanya pun semakin ke sini semakin menjadi daya tarik pehobi. Bahkan negara Thailand pun telah berhasil mengembangkan variegata buatan dengan corak yang permanen. Berdasarkan jurnal Antimicrobial Activities of Extracts of Tobacco Leaf (Nicotiana tabacum) and Its Grounded Snuff (Utaba) on Candida albicans and Streptococcus pyogenes dari Journal of Tropical Diseases tahun 2019, menyebutkan bahwa rendaman ekstrak tembakau bersifat antibacterial dan menghambat pertumbuhan bakteri serta jamur. Selain itu, jurnal Effects of Cigarette Tobacco Infusion on Root Regeneration and Proliferation of Two Cultivars of Garden Croton (Codiaeum variegatum) tahun 2010 menyebutkan bahwa ada indikasi mutasi akibat pemaparan ekstrak tembakau pada tanaman. Beberapa jurnal juga menyebutkan bahwa variegata muncul karena kekurangan pigmen hijau yang disebabkan dari lingkungan atau unsur hara tanahnya. Berdasarkan penelitian yang sebelumnya tersebut, kita bisa membuat formula yang bisa menstimulus corak variegata pada tanaman hias, yaitu dengan rendaman ekstrak daun tembakau. Selanjutnya, supaya sel-sel lebih cepat tumbuh ditambahkan ekstrak bawang merah yang dicampur pada ekstrak daun tembakau. Hasilnya adalah sebuah formula alami dan organik sebagai penyubur serta perangsang sel variegata pada tanaman hias. Akhirnya, terciptalah VARIEGROW: Cairan Alami Stimulus Mutasi Variegata yang dapat digunakan oleh para petani, pehobi sampai pebisnis tanaman hias.

Kata Kunci: variegata, tanaman hias, mutasi genetik, ekstrak daun tembakau

Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) yang terjadi di tahun 2020 telah mengubah gaya hidup masyarakat secara menyeluruh. Masyarakat yang semula memiliki tingkat mobilitas tinggi, kini mendadak bergerak perlahan bahkan terhenti demi mengurangi tersebarnya virus Covid-19. Virus ini telah membatasi gerak manusia di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Saat pagebluk terjadi, gaya hidup masyarakat global pun berubah drastis termasuk dalam hal hobi.

Imbas seringnya aktivitas di rumah menyebabkan hobi menanam serta merawat tanaman menjadi meningkat. Baik itu menanam tanaman hias di teras atau pekarangan rumah, sampai ada juga yang berinisiatif membuat hidroponik dan aquascape. Ketiga hobi tersebut merupakan kegemaran masyarakat yang baru selama pandemi ini berlangsung. Sedangkan tulisan kali ini akan lebih membahas tentang tren tanaman hias dan fenomena bisnisnya.

Seperti kita ketahui, masyarakat Asia dan Eropa kini tengah dilanda demam tanaman hias saat pandemi ini terjadi. Indonesia pun menjadi negara yang terpengaruh oleh adanya tren global ini. Mungkin sebelum pandemi, masyarakat Indonesia masih jarang yang tahu tentang tanaman hias semacam Monstera andansonii alias janda bolong. Namun di sepanjang tahun 2020 ini, janda bolong seakan menjadi tanaman wajib orang-orang di pot pekarangan atau terasnya. Khalayak yang semula tidak mengikuti tren tanaman hias, kini menjadikannya sebagai hobi di rumah.

Uniknya, kini istilah variegata bukan menjadi hal yang asing di telinga publik. Bagi yang pernah menanam janda bolong atau jenis monstera lainnya, rata-rata mereka telah mengetahui tentang istilah bercak dan belang pada daun tersebut. Masyarakat pun sudah paham jika tanaman hias bercorak variegata ini mahal harganya di pasaran. Akibatnya, tutorial untuk membuat tanaman menjadi variegata secara buatan juga bermunculan di forum diskusi ataupun di media sosial.

Di sepanjang tahun 2020, beberapa jenis tanaman yang begitu populer di pasaran selain janda bolong yaitu aglonema (sri rejeki), sansivera (lidah mertua), caladium (kuping gajah), begonia dan jenis sukulen termasuk kaktus. Harganya pun cukup fantastis di tahun 2020 ini. Sedangkan di tahun 2021, kemungkinan beberapa tanaman hias yang disebut tadi masih akan merajai pasar tanaman hias nasional. Selain itu tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menjadi negara pengekspor tanaman hias terbesar karena animo di masyarakat global begitu besar.

Tidak hanya penjual tanaman hias saja yang kecipratan rejeki dari bisnis ini. Para pengrajin pot tanaman berbahan semen, tanah liat dan plastik juga terimbas positif. Banyak pot tanaman cantik dan unik yang menjadi incaran para pecinta tanaman. Sekarang tanaman hias tidak hanya berpaku pada keindahan floranya saja, melainkan pada estetika pot yang menyokongnya. Selanjutnya, buku tentang seri tanaman hias juga kembali laris di pasaran semenjak tren ini meledak.

Kini istilah berkebun pun tidak hanya terpatok pada kegiatan menanam tanaman hias di pekarangan rumah. Definisinya menjadi meluas, sejalan dengan gaya hidup masyarakat perkotaan yang turut hobi berkebun di teras atau ruangan terbatas pada apartemen, perumahan dan perkantoran. Tanaman hias kemudian menjelma menjadi gaya hidup yang sulit dilepaskan dari kehidupan masyarakat perkotaan dengan tingkat ekonomi mumpuni, yang kesehariannya berjibaku dengan rutinitas kantor. Beberapa penelitian ilmiah pun menyebutkan bahwa keberadaan tanaman hias ini sebagai dekorasi ruangan dapat mengurangi kadar stres.

Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian (Kementan), tercatat bahwa secara nasional ekspor tanaman hias pada periode Januari-April 2019 sebesar 1.470 ton atau senilai Rp.15 miliar. Jumlah ini naik 28,5% apabila dibandingkan dengan periode Januari-April 2018. Nilai ekspor ini kemungkinan terus naik di tahun 2020. Tanaman ini diekspor ke negara seperti Singapura, Malaysia, China, Jepang, Korea, Belanda, Amerika, Inggris, Kuwait, Hongkong, Taiwan, Thailand, Vietnam, Kanada dan lain sebagainya.

Jenis tanaman seperti aglonema pun disebut-sebut akan menjadi primadona nomor wahid di tahun mendatang. Dari kesemua tanaman yang ngetren di tahun 2020, aglonema terbilang paling mudah perawatannya. Sekalinya sudah tumbuh, mereka akan berkembang biak dengan sendirinya baik di dalam ruangan maupun luar ruangan. Selanjutnya cukup disiram seminggu sekali mereka akan tetap bertahan hidup walaupun di musim kemarau sekali pun.

Jadi apabila dibandingkan dengan tanaman hias lain, aglonema akan tetap berjaya karena mudah perawatannya. Selain itu, manfaat dari aglonema secara ilmiah juga terbilang banyak, misalnya saja kemampuannya untuk menghilangkan polutan di dalam ruangan. Varietasnya yang beragam membuat tanaman ini tidak membosankan untuk dikoleksi. Dari kesemua jenis tanaman hias yang ada, jenis tanaman hias daun diprediksi akan merajai pasar nasional di tahun 2021 dan mengungguli tanaman hias bunga.

Dari ke semua tanaman hias yang menjadi tren di Indonesia, ada satu jenis tanaman yang begitu dicari dan digemari oleh khalayak. Tanaman itu adalah variegata (variegation) yang terjadi karena adanya kelainan mutasi genetik di alam, sehingga daun yang tumbuh memiliki corak warna yang berbeda dengan warna asli daun. Misalnya saja, apabila daun asli tanaman tersebut berwarna hijau, maka kelir variegatanya punya corak lain seperti putih. Adapula yang mengatakannya sebagai tanaman albino karena coraknya yang tak biasa dan terbilang langka. Selain pada daun, variegata juga terkadang terjadi pada batang tanaman.

Di samping itu, kemunculan corak variegata juga disebabkan oleh paparan zat kimia baik disengaja (laboratorium) maupun tidak. Kondisi ini dikategorikan sebagai kemunculan yang tidak alami. Biasanya usia varegata akibat paparan zat kimia ini tidak permanen dan berlangsung sekitar beberapa bulan saja. Setelah itu, jika kondisinya sudah stabil daun akan tumbuh seperti sediakala. Sedangkan variegata yang alami cenderung muncul di sebagian besar daun, sedangkan yang tidak alami muncul hanya di bagian daun tertentu saja.

Para ahli juga telah meneliti bahwa infeksi oleh virus pada tanaman juga dapat menyebabkan terjadinya corak variegata. Misalnya saja pada kasus virus mosaik yang menyebabkan daun tembakau menjadi bercorak. Virus pada tanaman ini dapat menyebabkan munculnya pola ciri infeksi pada permukaan daun. Kekurangan unsur hara dan nutrisi tertentu juga dapat menyebabkan munculnya corak ini. Selain itu masih banyak jenis-jenis variegata lain yang biasanya juga terjadi pada tanaman hias aroids.

Secara umum, kemunculan corak variegata ini adalah kondisi yang amatlah jarang. Walau di beberapa negara sudah banyak dikembangkan dengan metode kultur jaringan, namun nyatanya masih sulit untuk menemukan variegata di pasaran. Pesonanya pun semakin ke sini semakin menjadi daya tarik pehobi. Bahkan negara Thailand pun telah berhasil mengembangkan variegata buatan dengan corak yang permanen. Daya pikat tanaman hias variegata ini tentunya terletak pada faktor kelangkaan dan keunikan corak daunnya yang belum tentu dimiliki oleh keturunan dari indukannya.

Jenis tanaman hias variegata yang kini begitu digemari oleh masyarakat Indonesia adalah yang rata-rata tergolong dalam famili Araceae alias arum yang subur di daerah tropis. Tanaman-tanaman dari famili ini dikenal secara umum sebagai tanaman aroids, walau pun subfamili Araceae cukup banyak jenisnya seperti Gymnostachydoideae, Orontioideae, Lemnoideae, Pothoideae, Monsteroideae, Lasioideae, Zamioculcadoideae dan Aroideae. Sedangkan yang paling ngetren di tahun 2020 silam adalah monstera, apalagi yang bercorak variegata. Bahkan para pecinta tanaman yang baru pun langsung mengincar tanaman hias aroids variegata tersebut.

Terutama kelompok masyarakat dari kelas menengah dan menengah atas yang rela merogoh koceknya untuk mengoleksi tanaman hias aroids variegata ini. Hobi berkebun kini menjadi hobi yang digemari masyarakat perkotaan yang bahkan tinggal di apartemen bertingkat dengan lahan menanam yang terbatas. Menanam tanaman hias bagi masyarakat perkotaan kini berubah menjadi gaya hidup baru semenjak adanya pandemi Covid-19 pada tahun 2020 silam. Permintaan di masyarakat yang tinggi terhadap tanaman hias aroids variegata ini menyebabkan harganya cukup tinggi bila dibandingkan dengan tanaman hias sejenis. Bahkan harga tanaman variegata tersebut bisa mencapai sepuluh kali lipat dari tanaman yang biasanya.

Secara visual, corak variegata punya pesona tersendiri. Pola mutasi pada daun tanaman aroids begitu unik sekaligus indah. Keunikannya sulit untuk disamai oleh tanaman lain. Bahkan di tahun 2021 ini, tanaman variegata akan masih menjadi incaran para kolektor dan pecinta tanaman hias. Bahkan di pusat tanaman hias dunia seperti Thailand pun harganya masih tinggi akibat permintaannya yang banyak di seluruh dunia. Kepopuleran tanaman hias yang mengalami mutasi genetik ini diperkirakan akan terus ada sampai kapan pun.

  1. Cairan bersifat alami dan aman bagi kesuburan tanaman
  2. Selain memunculkan sifat variegata, cairan ini dapat mempercepat pertumbuhan tanaman
  3. Mudah untuk diaplikasikan pada tanaman
  4. Cocok untuk semua tanaman
  5. Mudah diracik sendiri oleh para petani
  6. Cairan dapat menjadi pestisida dan herbisida
  7. Harganya yang murah dan terjangkau

Nama : Hardiat Dani Satria
Alamat : Desa Tanjungmojo RT 1 RW 3, Dukuh Gambiran, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. 51353.
No. Telepon : 081390864062