INOVASI KREATIF POT DARI HASIL SAMPING AMPAS TEBU YANG RAMAH LINGKUNGAN DILENGKAPI MOTIF PERCA BATIK SEBAGAI PENGENALAN BUDAYA LOKAL

Ampas tebu merupakan limbah tanaman tebu yang telah dimanfaatkan sari airnya sebagai bahan baku pembuatan gula dan minuman. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di daerah Sumatera dan Jawa, umumnya masyarakat mengetahui bahwa tebu hanya dimanfaatkan untuk membuat gula pasir dan minuman sari tebu, tetapi dalam hal ini kami mencoba untuk memanfaatkan hasil samping tebu menjadi suatu kerajinan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi karena serat ampas tebu sendiri memiliki karakteristik potensial untuk dimanfaatkan sebagai material dasar produk pakai dengan ciri yang kuat dan tahan serta memiliki ciri khas visual yang alamiah keindahannya. Kami membuat inovasi pot dari hasil samping tebu dengan dilengkapi motif perca batik yang dapat memberikan berbagai manfaat dan tujuan seperti 1) memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa limbah tebu dapat diolah menjadi pot yang ramah lingkungan. 2) mengenalkan bahwa hasil samping tebu mempunyai nilai ekonomi tinggi agar tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat. 3) mengetahui prospek usaha kreasi pot hasil smapingtebu di lingkungan masyarakat. 4) menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan pelajar/mahasiswa untuk mendorong terciptanya wirausaha baru. Metode pelaksanaan program usaha pot ini terdiri atas empat proses yaitu perencanaan usaha, produksi, publikasi dan pemasaran, serta evaluasi. Inovasi ini diharapkan mampu menciptakan peluang usaha mandiri yang begerak di sektor industri rumahan dan meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam menemukan hasil karya yang bermanfaat bagi masyarakat.

Kata kunci : ampas tebu, pot limbah tebu, inovasi

Menurut NL Li-An’Amie (2014) menyatakan bahwa tebu merupakan tanaman bahan baku untuk pembuatan gula yang dilakukan melalui proses penggilingan untuk memisahkan sari-sari dengan ampasnya. Dalam proses produksinya, tebu menghasilkan 90% ampas, 5% molase, dan 5% air. Produksi gula yang sangat tinggi mengakibatkan banyaknya sisa ampas tebu yang tidak digunakan secara optimal. Ampas tebu merupakan sisa penggilingan dan pemerahan tebu berupa serabut batang tebu yang diperoleh dalam jumlah besar. Dikutip dari TEMPO.CO (2022) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X menargetkan dapat menggiling tebu sebanyak 4,25 juta ton dengan rendemen 7,88% serta produksi gula mencapai 340.375 ton di tahun 2022 ini yang mana jumlah ini meningkat 33% dibandingkan produksi pada tahun 2021. Kudus merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang yang memiliki pabrik gula dengan jumlah produksi yang cukup tinggi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus (2021) sebanyak 13.561,83 ribu ton tebu yang diproduksi setiap tahunnya. Belum lagi limbah ampas tebu yang dihasilkan para pedagang minuman berbahan dasar tebu. Pastinya ampas yang dihasilkan pun lebih banyak dan belum dimanfaatkan secara optimal.

Disisi lain, hasil samping industri yang belum dimanfaatkan secara maksimal yakni limbah perca batik. Banyaknya industri konveksi dan penjahit-penjahit lokal mengakibatkan banyaknya sisa potongan potongan kain batik yang hanya dibakar ataupun dibuang begitu saja. Padahal ada alternatif lain dalam mengurangi banyaknya hasil samping perca batik yang dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam kerajinan, aksesoris perlengkapan rumah tangga, maupun hiasan pot tanaman hias.

Tanaman hias merupakan tanaman yang memiliki nilai keindahan dan daya tarik tertentu. Di samping itu juga mempunyai nilai ekonomis untuk keperluan hiasan di dalam dan di luar ruangan (Lakamisi, 2010). Sekarang ini, tanaman hias dalam pot banyak diminati oleh masyarakat luas. Hal tersebut terbukti bahwa hampir semua rumah-rumah bertipe minimalis,  perkantoran dan hotel-hotel serta pusat perbelanjaan di kota-kota besar menghias tempatnya dengan menggunakan pot yang memiliki nilai keindahan dan daya tarik sebagai media tanaman hias dalam ruangan. Keindahan alami melalui visualnya memberikan kesan ruangan yang lebih hidup dan semarak.

Oleh karena itu dengan adanya fakta-fakta tersebut, melalui KRENOVA ini kami mempunyai ide usaha baru yaitu inovasi kreatif pot dari hasil samping ampas tebu yang ramah lingkungan dilengkapi motif perca batik sebagai pengenalan budaya lokal. Dengan adanya pemanfaatan hasil samping tebu dan perca batik ini diharapkan dapat mengurangi limbah serta dapat mengenalkan budaya lokal agar dapat lebih dikenal masyarakat luas. Sejauh ini belum terdapat pot yang terbuat dari ampas tebu yang dihubungkan dengan kebudayaan Indonesia.

Dalam keunggulan produk kami menggunakan analisis SWOT (Strenghth, Weaknes, Opportunities, Threats) sebagai berikut:

  1. Strength (Keunggulan)
    1. Produk unik karena belum terdapat dipasaran.
    2. Biaya produksi relatif murah karena bahan baku berasal dari tangan pertama yaitu PG Rendeng Kudus.
    3. Pot tidak akan mudah pecah.
    4. Mengenalkan batik kepada masyarakat sebagai kebudayaan lokal yang harus dicintai.
  2. Weakness (Kelemahan)
    1. Proses produksinya manual sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memproduksi pot hasil samping ampas tebu.
    2. Produk baru dan belum dikenal oleh masyarakat luas.
  3. Opportunities (Peluang)
    1. Banyaknya masyarakat yang menggemari pot untuk tanaman hias saat pandemi.
    2. Dengan inovasi produk pot hasil samping tebu dengan dilengkapi kain batik perca dapat membantu mewujudkan industri kreatif.
    3. Belum ada dipasaran untuk produk pot hasil samping ampas tebu.
  4. Threats (Ancaman)
    1. Desain yang mudah ditiru.
    2. Banyak pesaing yang menggunakan motif kekinian.

Nama : Ely Fiatus Safitri
Alamat : Ngembal Kulon RT 03 RW 02, Jati, Kudus
No. Telepon : 085725245146