Biokonversi Maggot BSF: Sebagai Alternatif Pakan Ikan dan Pengurai Sampah Organik di Kabupaten Kendal

Abstrak/ Ringkasan Eksekutif

AGUS DARMANTO. “Bikonversi Maggot BSF: Sebagai Alternatif Pakan Ikan dan Pengurai Sampah di Kabupaten Kendal ”. Tahun 2020 menjadi tahun yang sangat berat bagi masyarakat Kabupaten Kendal karena adanya virus COVID-19. Pandemi COVID-19 berdampak buruk pada perekonomian nasional sejak awal kemunculannya. Hal ini berpengaruh secara signifikan terhadap kenaikan harga barang di pasar Indonesia termasuk harga pakan ikan. Harga pakan ikan yang semakin naik menyebabkan keuntungan bagi petani ikan di Kabupaten Kendal menjadi sangat tipis bahkan banyak pembudidaya ikan yang merugi. Teknologi biokonversi maggot BSF dapat digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah naiknya pakan ikan dengan pemanfaatan sampah organik. Maggot merupakan larva lalat Black Soldier Fly (BSF) yang memiliki nilai protein hampir 50% sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pakan ikan berkualitas tinggi dibandingkan pakan alternatif lain. Proses pembuatan biokonversi maggot BSF terdiri dari beberapa tahapan yaitu pembuatan kerangkan biokonversi, pembuatan media dan proses biokonversi, perawatan media konservasi, pemanenan maggot BSF, dan aplikasi maggot BSF sebagai pakan ikan. Biokonversi maggot BSF mempunyai beberapa keunggulan diantaranya dapat digunakan sebagai pengelolaan limbah dan kotoran ternak, daur ulang sampah organik, composting, bahan biodesel, dan alternatif pakan ikan. Aplikasi biokonversi maggot BSF di masyarakat sangat berpotensi diterapkan ditingkat rumah tangga dan petani ikan karena prosesnya yang mudah dan murah. Peluang bisnis usaha biokonversi maggot BSF sangat menjanjikan seiring dengan tingginya harga pakan ikan. Tingginya margin keuntungan dan banyaknya pembudidaya ikan di Kabupaten Kendal membuka peluang biokonversi maggot BSF menjadi alternatif usaha yang mempunyai prospek cerah dan bernilai ekonomis tinggi bagi masyarakat.

 

Kata Kunci: Maggot BSF, Alternatif Pakan Ikan, Sampah Organik

Latar Belakang

Kabupaten Kendal merupakan salah satu Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Jawa Tengah dengan letak geografis berkisar antara 1090 40’ – 1100 18’ Bujur Timur dan 60 32’ – 70 24’ Lintang Selatan. Wilayah utara Kabupaten Kendal berbatasan dengan Laut Jawa. Sebelah timur berbatasan dengan Kota Semarang, bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Temanggung, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Batang. Secara Topografi Kabupaten Kendal dibagi dalam tiga daerah yaitu: daerah pegunungan terletak di bagian paling selatan dengan ketinggian antara 0 sampai dengan 2.579 m dpl, suhu berkisar antara 25 derajat celcius. Daerah perbukitan berada di sebelah tengah dan dataran rendah serta pantai di sebelah utara dengan ketinggian antara 0 s/d 10 m dpl dan suhu berkisar 27 derajat celcius. Kabupaten Kendal termasuk wilayah agraris karena sebagian lahan digunakan untuk aspek pertanian. Sekitar 26% digunakan untuk tanah sawah, 20% tegalan, 8% perkebunan, dan lain-lain sebesar 46% (Badan Pusat Statistik, 2021).

Kondisi wilayah dan letak geografis di Kabupaten Kendal yang strategis sangat mendukung pengembangan sektor kelautan dan perikanan. Sektor perikanan mempunyai peranan yang sangat besar dalam kegiatan perekonomian, karena sebagian besar daerah perbukitan dan laut yang mempunyai sumber air berkualitas untuk budidaya ikan tawar dan tambak. Kondisi geografis Kabupaten Kendal sangat cocok untuk pengembangan usaha perikanan karena wilayah yang luas, lahan hutan di lereng gunung dan pinggir laut yang mendukung untuk dapat digunakan sebagai penyedia lokasi budidaya ikan tawar dan tambak. Menurut data Badan Pusat Statistik (2021) produksi dan nilai produksi perikanan di Tambak pada tahun 2019 yaitu 24.239 ton dengan nilai produksi 804.952.490 (ribu rupiah). Sedangkan produksi dan nilai produksi perikanan di Kolam tahun 2019 yaitu 2.308 ton dengan nilai produksi 40.115.530 (ribu rupiah).

Tahun 2020 menjadi tahun yang sangat berat bagi masyarakat Kabupaten Kendal karena adanya virus COVID-19. Pandemi COVID-19 berdampak buruk pada perekonomian nasional sejak awal kemunculannya. Hal ini berpengaruh secara signifikan terhadap kenaikan harga barang di pasar Indonesia termasuk pakan ikan. Sejak pertengahan tahun 2020 harga pakan diperkirakan naik 30%, misalnya pakan ikan lele dari 300 ribu naik menjadi 350 ribu. Kenaikan pakan menjadi kendala yang berarti bagi pembudidaya ikan tawar dan tambak di Kabupaten Kendal. Mengingat harga pakan ikan yang semakin naik menyebabkan keuntungan bagi petani menjadi sangat tipis bahkan banyak pembudidaya ikan yang merugi. Teknologi biokonversi maggot BSF dapat digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah naiknya pakan ikan dengan pemanfaatan sampah organik. Maggot merupakan larva lalat Black Soldier Fly (BSF) yang memiliki nilai protein hampir 50% sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pakan ikan berkualitas tinggi dibandingkan pakan alternatif lain.

Maggot BSF dapat diproduksi dalam waktu singkat dan berkesinambungan dengan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan. Masyarakat juga mudah mengadopsi teknologi biokonversi maggot BSF, dalam prosesnya maggot juga bisa diproduksi menjadi tepung (mag meal) sehingga dapat menekan biaya produksi pakan ikan. Teknologi biokonversi maggot BSF sangat sederhana dan dalam proses budidayanya dapat diberikan pakan berupa sampah organik. Sampah organik berupa sisa buah-buahan, sayuran, dan sisa makanan lain menjadi makanan bagi maggot BSF. Pengolahan sampah organik dengan menggunakan teknologi biokonversi maggot BSF diharapkan juga berperan dalam mengurai sampah organik dengan cepat serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru sehingga ketersediaan maggot BSF sebagai bahan baku alternatif pakan ikan bisa tersedia sepanjang waktu.

Keunggulan Inovasi

Maggot BSF mempunyai kandungan nutrisi yang sangat tinggi dan cocok untuk digunakan sebagai alternatif pakan ikan. Maggot BSF dapat dijadikan bahan baku alternatif pakan ikan dengan kandungan nutrisi yang cukup tinggi seperti protein kasar sekitar 40%, abu 14%, ekstrak eter 35%, fosfor 0.6%, dan kalsium 5.1%. Penambahan immunomodulator feed diharapkan akan menghasilkan produktivitas maggot yang optimal dan menyehatkan ikan. Biokonversi maggot BSF mempunyai beberapa keunggulan lain diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pengelolaan Limbah Pertanian dan Kotoran Ternak

Limbah pertanian dan kotoran ternak di Kabupaten Kendal masih menjadi kendala dan belum dimanfaatkan dengan baik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal (2021) luas lahan penghasil limbah pertanian yaitu tanaman padi 40.186 Ha, jagung 174.345 Ha, kacang tanah 128 Ha, kacang kedelai 722 Ha, daun ubi jalar 264 Ha, dan daun singkong 356 Ha. Berdasarkan luas lahan pertanian tersebut potensi limbah pertanian yang dihasilkan sangat tinggi sehingga sangat berpotensi untuk dijadikan media biokonversi maggot BSF. Selain itu, Kabupaten Kendal juga mempunyai sentra peternakan yang cukup besar dengan populasi sebagai berikut: sapi potong 21.364 ekor, sapi perah 44 ekor, kerbau 1.942 ekor, kuda 412 ekor, kambing 45.594 ekor, domba 31.628 ekor, kelinci 9.914 ekor, ayam kampung 721.904 ekor, ayam petelur 5 juta ekor, ayam pedaging 10 juta ekor, dan itik 184.350 ekor. Limbah kotoran ternak saat ini hanya digunakan sebagai pupuk tanaman yang nilai ekonomisnya rendah dan banyak dibiarkan begitu saja. Biokonversi maggot BSF menjadi solusi yang ditawarkan untuk pengelolaan limbah kotoran ternak tersebut agar menjadi lebih bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomis tinggi.

???????2. Daur ulang sisa makanan dan composting

Sampah organik berupa sisa makanan dan buah-buahan sangat banyak di temukan Kabupaten Kendal terutama di pasar-pasar tradisional, misalnya pasar weleri, sukorejo, boja, dan kaliwungu. Sampah-sampah tersebut hanya dibuang dan tidak mempunyai nilai ekonomis sehingga menimbulkan bau-bau busuk yang tidak enak. Sifat tersebut dapat mengundang lalat untuk berkembang biak sehingga apabila dibiarkan beberapa hari akan muncul belatung. Biokonversi maggot BSF bisa dijadikan solusi perihal permasalahan tersebut. Sampah yang sudah dikumpulkan ke dalam media cukup didiamkan saja sekitar satu minggu. Maggot BSF akan berkembang biak dan dapat digunakan sebagai umpan pancingan, pakan ikan, dan sebagainya.?????

3. Daur ulang limbah cair domestik

Limbah cair domestik berasal dari berbagai kegiatan/ kebutuhan sehari-hari masyarakat Kabupaten Kendal seperti: sisa makanan cair dan kotoran manusia. Pembuangan limbah cair saat ini masih belum dikelola dengan baik sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan sekitar. Melalui biokonversi maggot BSF limbah cair bisa termanfaatkan dengan baik dan bernilai ekonomis tinggi.

4. Bahan Pembuatan biodesel

Maggot BSF merupakan pendegradasi yang sangat baik dalam mengurai sampah organik. Maggot BSF mengandung 35% lemak potensial sebagai bahan baku energi ramah lingkungan berupa biodesel. Maggot BSF mengandung lemak yang cukup tinggi sehingga berpotensi menjadi sumber biodesel. Produksi biodesel dari fraksi residu padat limbah organik setelah typical grease extraction menggunakan maggot BSF menghasilkan biomassa larva yang digunakan untuk ekstraksi minyak mentah oleh petroleum eter. Komponen utama dari biodesel yang berasal dari maggot BSF adalah ester asam laurat 23.4%, ester asam oleinat 27.1%, dan ester asam palmitate 18.2% dengan sifat bahan bakarnya berdasarkan standart Eropa EN 14214 (Sukowati et.al., 2021).

5. Alternatif bahan pakan ikan tambak dan tawar

Maggot BSF yang sudah disaring dan dipisahkan kemudian dapat diberikan langsung ke ikan. Selain itu, untuk keberlangsungan ketersediaan pakan di tambak dan kolam maggot BSF juga dapat dikeringkan dan digiling halus untuk dijadikan campuran pakan pengganti tepung ikan. Kandungan protein yang tinggi membuat maggot BSF sangat potensial untuk digunakan sebagai alternatif pakan ikan.

Nama : Agus Darmanto
Alamat : Cipluk Barat RT 15 RW 05 Sidokumpul Kecamatan Patean Kabupaten Kendal 51364 Jawa Tengah
No. Telepon : 087834520620