LILIN AROMATIK BERBAHAN DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) DAN BUNGA KAMBOJA (Plumeria alba) SEBAGAI PENOLAK NYAMUK

LILIN AROMATIK BERBAHAN DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.)  DAN BUNGA KAMBOJA (Plumeria alba) SEBAGAI PENOLAK NYAMUK

 

Keiko Adyuta Alana, Naila Ayudya Prameswari, dan Yashella Azaria Kamil

SMP N 1 Mlonggo

Abstrak

Demam berdarah dengue masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Tingkat terjangkitnya penyakit ini merata di seluruh Indonesia. Sepanjang tahun 2020, Kementrian Kesehatan mencatat terdapat 103.781 penderita dengan angka kematian mencapai 727 orang. Penanganan yang biasa dilakukan masyarakat agar terhindar dari gigitan nyamuk adalah dengan menggunakan obat anti nyamuk sintetis. Penggunaan anti nyamuk sintetis ini memiliki dampak negatif baik terhadap lingkungan maupun kesehatan manusia. Obat anti nyamuk yang beredar mengandung senyawa kimia berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia yaitu propoxur, tranflutrin, bioaleterin, dikiorvos,dalletherine, octachiorophil eter dan tambahan zat berbahaya. Alternatif yang dapat digunakan untuk mengusir nyamuk adalah dengan membuat lilin aromatik berbahan daun kemangi dan bunga kamboja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana caramembuat lilin aromatic berbahan daun kemangi (Ocimum basilicum L.) dan bunga kamboja (Plumeria alba) sebagai penolak nyamuk. Parameter yang digunakan dalam penelitian diantaranya uji waktu leleh, uji titik leleh, uji organoleptik, dan uji efek setelah dibakar dan variable bebasnya adalah lilin aromatik dengan konsentrasi 2%, 4%, 6%. Hasil pengamatan keseluruhan pada pembuatan lilin aromatik memiliki penampakan lilin yang bagus dengan warna yang merata, tidak adanya cacat dan retak. Waktu titik leleh terlama pada lilin aromatik adalah lilin dengan penambahan minyak atsiri 2% dan waktu titik leleh tercepat adalah lilin dengan penambahan minyak atsiri 6%. Hasil uji hedonik lilin aromatik berbahan daun kemangi dan bunga kamboja menunjukkan bahwa panelis lebih menyukai lilin yang ditambahkan minyak atsiri.

 

Indonesia merupakan daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi daerah favorit tempat tumbuh dan berkembangnya berbagai macam nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit. Salah satunya adalah nyamuk Aedes aegypti. Pada saat musim hujan atau musim peralihan sangatlah rentan dengan kejadian penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Genangan air di berbagai tempat saat musim penghujan berpotensi menjadi tempat bersarangnya nyamuk. Nyamuk dapat berkembang biak dengan cepat, dimana nyamuk akan bertelur lalu menjadi dewasa membutuhkan waktu 12 hari.

Demam berdarah dengue masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Tingkat terjangkitnya penyakit ini merata di seluruh Indonesia. Sepanjang tahun 2020, Kementrian Kesehatan mencatat terdapat 103.781 penderita dengan angka kematian mencapai 727 orang. Angka IR 38,25/100 ribu penduduk sednagkan CFR 0,70 % (https://www.dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/waspada-demam-berdarah).

Penanganan yang biasa dilakukan masyarakat agar terhindar dari gigitan nyamuk adalah dengan menggunakan obat anti nyamuk. Obat yang beredar saat ini sangatlah beragam jenisnya, mulai dari yang semprot, bakar, lotion, cair, oles ataupun elektrik. Pengendalian nyamuk dapat dilakukan dengan penggunaan anti nyamuk sintetis, akan tetapi penggunaan anti nyamuk sintetis ini memiliki dampak negatif baik terhadap lingkungan maupun kesehatan manusia. Anti nyamuk yang sering digunakan oleh masyarakat diantaranya adalah obat anti nyamuk bakar dan elektrik, namun aroma yang dihasilkan kerap kali menimbulkan sesak nafas dan batuk (Nadifah, Nuryati dan Irawati, 2004).

Obat anti nyamuk yang beredar mengandung senyawa kimia berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia yaitu propoxur, tranflutrin, bioaleterin, dikiorvos,dalletherine, octachiorophil eter dan tambahan zat berbahaya. Paparan yang masuk melalui pernapasan sangat berbahaya dikarenakan partikel- partikel bahan aktif dapat dengan cepat diserap oleh paru-paru lalu menuju peredaran darah. Sehingga dapat menyebabkan kerusakan serius pada hidung, tenggorokan dan jaringan paru – paru, dan apabila terhirup dengan jumlah yang cukup dan dalam jangka waktu yang lama. (Emilia Devi, 2017).

Alternatif yang dapat digunakan untuk mengusir nyamuk adalah dengan membuat lilin aromatik. Penggunaan lilin aromatik untuk mengusir nyamuk masih sangat jarang digunakan oleh masyarakat. Padahal, selain dapat mengeluarkan bau yang khas untuk mengusir nyamuk, pembuatan lilin aromatik juga mudah dilakukan.

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam hayati yang melimpah. Banyak sekali tanaman yang hidup di Indonesia bisa dimanfaatkan sebagai penolak nyamuk. Diantara tanaman tersebut adalah daun kemangi dan bunga kamboja.

Kemangi tinggi akan kandungan minyak atsiri dengan linalool sebagai salah satu komponen penyusunnya. Linalool memiliki kemampuan sebagai mosquito repellent sehingga dapat digunakan sebagai penolak nyamuk berbasis bahan alam. Kandungan linalool pada minyak kemangi menyebabkan aroma menyengat yang tidak disukai oleh nyamuk (Kardinan, 2007).

Pada ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum L.) memiliki senyawa aktif yaitu, flavonoid, saponin, tanin dan minyak atsiri (Novizan, 2002 dan Wijayani, 2014). Senyawa aktif seperti flavonoid yang merupakan racun pernapasan yang masuk ke dalam tubuh nyamuk melalui sistem pernapasan, kemudian akan menimbulkan gangguan pada syaraf dan kerusakan sistem pernapasan, sehingga mengakibatkan nyamuk tidak dapat bernapas dan akhirnya menyebabkan kematian pada nyamuk (Kurniawan, 2011).

Tanaman kamboja putih (Plumeria alba) mengandung senyawa agoniadin, plemierid, asam plumerat, lipeol, dan asam serotinat, plumierid merupakan suatu zat pahit beracun. Tumbuhan ini juga mengandung fulvoplumierin, yang memperlihatkan daya untuk mencegah bakteri, selain itu juga mengandung minyak atsiri antara lain geraniol, farsenol, eugenol, sitronelol, fenetilalkohol dan linalool(Perdana L.T dkk, 2013).Senyawa-senyawa atsiri yang terdapat dalam kamboja diantaranya geraniol, sitronelol, dan linalool. Senyawa-senyawa atsiri tersebut sangat bermanfaat, antara lain dapat memberi efek relaksasi, mengurangi stress, dan mengusir nyamuk (Rejeki S, 2011)

Untuk menangani permasalahan demam berdarah yang ada di Indonesia, serta melihat potensi berbagai macam kandungan kimia yang terdapat dalam daun kemangi (Ocimum basilicum L.) dan bunga kamboja (Plumeria alba) serta potensi penolak nyamuk memberikan ide mengkombinasikan kedua tanaman tersebut untuk dijadikan bahan sediaan lilin aromatik pengusir nyamuk.

Atas latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul “LILIN AROMATIK BERBAHAN DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.)  DAN BUNGA KAMBOJA (Plumeria alba) SEBAGAI PENOLAK NYAMUK”.

Keunggulan produk yang dibuat adalah menghasilkan produk lilin yang multifungsi. Selain digunakan sebagai penerangan, produk lilin yang dihasilkan juga memiliki fungsi aromatik 

Nama : Yashella Azaria Kamil
Alamat : SMPN 1 Mlonggo, Jl. Raya Jepara-Bangsri Km.7
No. Telepon : 089668266780