JEPARA INTERGRATED FURNITURE (JENITURE): PLATFORM DIGITAL PENGEMBANGAN POTENSI UKIR SECARA TERINTEGRASI DI KABUPATEN JEPARA

Kabupaten Jepara merupakan daerah yang terkenal sebagai sentra industri ukir dan mendapat julukan sebagai “Kota Ukir”. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh CIFOR (Center for International Forestry Research) menyebutkan bahwa 75% masyarakat di Jepara bekerja sebagai pengrajin ukir serta mempunyai usaha di bidang furniture dan meuble. Bank Indonesia Jawa Tengah pada tahun 2010, menemukan bahwa Komoditas Produk Jenis usaha (KPJu) unggulan dan KPJu Potensial di Kabupaten Jepara yang mendukung perekonomian daerah serta mampu menciptakan dan menyerap tenaga kerja berdasarkan kondisinya saat ini dan prospeknya, serta memiliki daya saing yang tinggi dan menjadi unggulan adalah industri ukir dan perdagangan furniture. Namun, ironis potensi lokal ukir semakin menurun di Kabupaten Jepara, ditambah dengan adanya penyebaran virus corona yang menyebabkan ekspor produk mebel di Kabupaten Jepara ke berbagai negara menurun sebesar 20 persen. Apabila hal tersebut dibiarkan tanpa adanya solusi maka akan menghambat stabilitas ekonomi di Kabupaten Jepara dalam menyongsong revolusi industri 4.0. Maka dari itu perlunya solusi inovatif untuk permasalahan tersebut di Kabupaten Jepara yakni melalui Jepara Intergrated Furniture (JENITURE) adalah sebuah konsep pengembangan potensi ukir secara terintegrasi berlandaskan sustainable smart city. Jepara Intergrated Furniture (JENITURE) berisikan: (1) Revitalisasi ukir sebagai produk lokal terintegrasi, (2) Membangun potensi ukir secara terintegrasi dan berkelanjutan, (3) Transaksi jual beli dilakukan secara terpusat dan satu pintu. (4) Penggunaan metode Quality Control System (QCS), (5) Konsep pengembangan berlandaskan Sustainable Smart City. Tujuan penulisan proposal inovasi ini adalah: (1) Meningkatkan eksistensi ukir di Kabupaten Jepara secara berkelanjutan, (2) Menjelaskan konsep Jepara Intergrated Furniture (JENITURE), (3) Menjelaskan strategi implementasi Jepara Intergrated Furniture (JENITURE), (4) Menjelaksan konsep Sustainable Smart City, (5) Menjelaskan rencana anggaran Jepara Intergrated Furniture (JENITURE). Melalui Jepara Intergrated Furniture (JENITURE) diharapakan dapat meningkatkan produk lokal ukir berdaya saing Internasional guna menyongsong Era Revolusi Industri 4.0 secara berkelanjutan.

Kata kunci: Era Revolusi Industri 4.0; JENITURE; dan Potensi Ukir.

Seni ukir merupakan karya warisan budaya bangsa Indonesia yang telah mengalami perkembangan seiring dengan perjalanan waktu. Perkembangan yang terjadi telah membuktikan bahwa seni kerajinan ukir sangat dinamis dan dapat menyesuaikan dirinya baik dalam dimensi bentuk, ruang, dan waktu (Haryono, 2008: 79). Hal inilah yang kemudian mempengaruhi keberagaman warisan kebudayaan Jawa Tengah, khususnya di Kota Jepara. Kota Jepara merupakan salah satu kota yang terkenal dengan sebutan “Kota Ukir”. Jepara saat ini sudah mengalami perkembangan dalam menciptakan kerajinan ukir. Masyarakat Jepara menyadari bahwa warisan kebudayaan tersebut teramat penting untuk dilestarikan keberadaannya, sehingga warisan kebudayaan yang telah membesarkan nama Indonesia tersebut tidak mengalami kepunahan dimakan oleh zaman yang semakin berkembang (Elisabeth, 2008: 1). Masyarakat Jepara memiliki keahlian pahat ukiran kayu sebagai warisan turun temurun yang telah ada sejak lama. Seni ukir Jepara telah mampu mengangkat Jepara menjadi dikenal baik di tingkat nasional maupun internasional.

 

 

Gambar 1. Industri Ukir di Kabupaten Jepara

Sumber: Dokumentasi pribadi Muhammad Adnan Achsan Source : Muhammad Adnan Achsan Personal Documentation

Keahlian turun – temurun ukiran Jepara merupakan sentra pokok mata pencaharian masyarakat Jepara sebagai penyokong ekonomi masyarakat. Hal ini berlandaskan data dari hasil penelitian yang dilakukan oleh CIFOR (Center for International Forestry Research) yang menyebutkan 75% masyarakat di Jepara bekerja sebagai pengrajin ukir serta mempunyai usaha di bidang furniture dan meuble. Selain itu, terdapat penelitian yang dilakukan oleh Bank Indonesia Jawa Tengah pada tahun 2010, menemukan bahwa Komoditas Produk Jenis usaha (KPJu) unggulan dan KPJu Potensial di Kabupaten Jepara yang mendukung perekonomian daerah serta mampu menciptakan dan menyerap tenaga kerja berdasarkan kondisinya saat ini dan prospeknya, serta memiliki daya saing yang tinggi dan menjadi unggulan adalah industri ukir dan perdagangan furniture di Kabupaten Jepara.

Namun pada tahun 2020, dengan adanya perkembangan penularan virus yang cukup signifikan, penjualan ukir di Kabupaten Jepara menurun sekitar 20 persen dari biasanya. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga menjelaskan bahwa terdapat empat sektor yang paling mengalami tekanan dan dirugikan akibat wabah virus corona atau covid-19 diantaranya sektor rumah tangga, UMKM, korporasi, dan sektor keuangan. Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Jepara Maskur Zaenuri mengatakan dampak virus korona dirasakan langsung oleh para pengusaha dan pengrajin meubel. Menurunya penjualan ukir di Kabupaten Jepara disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: 1) Proses sosialisasi yang tidak sempurna. 2) Banyaknya pengrajin ukir yang tidak melakukan produksi ukir. 3) Belum adanya program pemerintah yang berfokus pada pengembangan ukir di Kabupaten Jepara khususnya di masa pandemi, sehingga terkesan kurang adanya perhatian pemerintah terhadap ukir di Kabupaten Jepara.

Keadaan tersebut ditambah dengan perkembangan teknologi yang ada pada saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dan maksimal oleh generasi muda dan pemerintah setempat untuk meningkatkan eksistensi ukir di Kabupaten Jepara. Hal tersebut tentunya menjadi suatu permasalahan serius dalam rangka peningkatan eksistensi dan produktivitas penjualan ukir di Kabupaten Jepara. Dampak dari permasalahan tersebut dapat menyebabkan potensi ukir di Jepara akan tergerus seiring perkembangan zaman, serta dapat menyebabkan punahnya kerajinan ukir di Jepara sehingga hanya akan menjadi sejarah bagi Kabupaten Jepara bahwa pernah menyandang status “Jepara Kota Ukir”. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi guna mempermudah penyebaran informasi khususnya pada masa pandemi secara berkelanjutan.

Berangkat dari latar belakang di atas maka perlunya sebuah solusi inovatif guna menyeimbangkan ekonomi dan eksistensi produk lokal ukirJepara pada masa pandemi secara terintegrasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara berkelanjutan yang layak untuk dijalankan yakni melalui Jepara Intergrated Furniture (JENITURE): Platform Digital Pengembangan Potensi Ukir Secara Terintegrasi di Kabupaten Jepara.

Platform Jeniture memiliki kekuatan dalam beberapa aspek, diantaranya yaitu:

  1. Jepara sebagai kota ukir. Ukiran telah menjadi ikon atau ciri khas dari Kota Jepara yang membedakannya dengan kota - kota lainnya.
  2. Platform Jeniture dapat meningkatkan kualitas sektor perekonomian utama di Jepara.
  3. Dengan menggunakan Platform Jepara Integrated Furniture (JENITURE), semua kebutuhan kayu yang dibutuhkan oleh pengrajin ukir akan terpenuhi dengan harga yang stabil dengan jaminan kualitas yang baik.
  4. Kualitas produk ukir Jepara dapat terjaga kualitasnya.
  5. Jeniture mampu mengentaskan permainan harga penjualan ukir di Kabupaten Jepara melalui Standarisasi Penjualan.
  6. Akses jual beli ukiran di Jepara dapat terlaksana secara integratif melalui konsep Jual Beli Satu Pintu.
  7. Mampu meningkatkan produktifitas ibu rumah tangga dalam pemanfaatan limbah kayu agar diolah menjadi kerajinan yang bernilai ekonomis.
  8. Jepara Integrated Furniture (JENITURE) memiliki cakupan pasar yang luas.

Nama : Muhammad Yogi Alfito Valentino
Alamat : Desa Sukodono, Tahunan Jepara
No. Telepon : 0895386817790