Essential Oil Distillation Technology Rancang Bangun Mesin Produksi Kimia Minyak Atsiri untuk Industri Kecil dan Menengah (IKM)

Inovasi ini merupakan pengembangan alat sejenis mesin destilasi minyak atsiri yang dikembangkan pada bagian design, kapasitas penerapan yang bervariasi, bahan sparepart, kondensor, thermometer pengontrol suhu dan manometer pengontrol tekanan. Terdapat inovasi sejenis mesin destilasi minyak asiri di pasaran yang membedakan adalah design alat, bahan sparepart, kondensor, serta penggunaan termometer sebagai pengontrol suhu otomatis, dan manometer sebagai pengontrol tekanan. Inovasi ini memberikan manfaat berupa nilai tambah pengolahan sampah organik berupa minyak atsiri berupa daun dan pelestarian hasil pertanian komoditas miyak atsiri berupa bunga, batang, maupun akar tanaman secara kontinyu untuk komoditas domestik maupun ekspor.

Kualitas permasalahan terjadi Ketika industri tidak mempersiapkan diri dengan pasokan bahan baku yang memadai sehingga tidak dapat memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Oleh karena itu, pengembangan teknologi tepat guna untuk meningkatkan efektivitas proses produksi dan penjaminan kapasitas dan mutu produksi yang stabil sangat diperlukan.

Mesin penghasil minyak atsiri yang ada di pasaran selain harganya mahal (sebutkan harga dan kapasitas berapa) juga mempunyai kekurangan yaitu tidak dilengkapi pengatur tekanan dan pengatur suhu sehingga produk yang dihasilkan kadang belum sesuai dan belum memenuhi standar SNI minyak atsiri. Kendala yang dihadapi para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) produsen minyak atsiri harus dicari perlu dicarikan jalan keluarnya. Inovasi Essential Oil Distillation Technology Rancang Bangun Mesin Produksi Kimia Minyak Atsiri untuk Industri Kecil dan Menengah menjawab kebutuhan produsen minyak atsiri akan mesin yang berkualitas serta terjangkau  harganya untuk produksi minyak atsiri skala menengah hingga besar.

Minyak atsiri sebagai salah satu jenis bahan  alam  organik (dapat diperbarui), telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia dan dinikmati pula oleh bangsa lain. Diversifikasi produk alami yang selama ini dikembangkan di bidang minyak atsiri ternyata tidak pernah berhenti dan hingga kini perkembangannya terus terjadi. Hal ini merupakan suatu fakta yang menggembirakan karena dengan cara ini kelestarian alam ikut terjaga kekayaan alam hayati berupa minyak atsiri yang dihasilkan bangsa Indonesia sudah terkenal di seluruh dunia.

Minyak atsiri adalah minyak yang diperoleh dari bagian tanaman seperti akar, batang, daun, biji, buah, bunga, kulit batang, dan sebagainya yang bersifat mudah  menguap  (volatil/artisan)  yang  diperoleh  dengan  berbagai cara, seperti penyulingan, pengepresan, dan ekstraksi. Adapun secara kimiawi, minyak atsiri merupakan cairan hidrofobik yang belum diketahui fungsinya secara pasti bagi tanaman penghasil. Tetapi fungsi dan manfaat bagi manusia menjadi penting karena menyediakan aroma dan manfaat yang banyak. Pemanfaatan minyak atsiri dapat diolah menjadi bahan baku industri obat-obatan, parfum, pewangi, aroma, kosmetik, sabun, dan lain-lain. Maka dari pernyataan itu perlu kiranya ada Alat atau mesin produksi kimia minyak atsiri guna menunjang dan membantu penghasil minyak atsiri bersifat home industry (Rubiyanto, 2014).

Selain pasar lokal, permintaan minyak atsiri Indonesia memang banyak datang dari luar negeri. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat di Tabel 1.1

Penanaman tumbuhan/tanaman minyak atsiri misalnya kayuputih dan sereh wangi sangat mudah. Asalkan ditanam pada musim penghujan, ketiga jenis tanaman tadi akan tumbuh subur dan b ertahan saat musim kemarau melanda. Hal ini telah memberikan jawaban atas permasalahan lahan kritis dan kurangnya pengairan di daerah lahan tanah karst. Selain itu, program kegiatan ini juga melihat dari potensi atsiri yang terbilang cukup besar. Potensi pasar minyak atsiri yang besar menjadikan usaha ini layak disebarluaskan ke berbagai lapisan masyarakat. Minyak atsiri yang ada, merupakan salah satu produk unggulan yang dibutuhkan perusahaan industri, kosmetik, farmasi/Kesehatan, flavor dan makanan. Kenyataannya hingga saat ini kebutuhan dasar atsiri dalam negeri saja masih tergantung dari bahan impor. Pengolahan minyak atsiri dapat dilakukan oleh industri kecil sampai dengan industry besar. Secara umum industry kecil di Indonesia baru dapat melakukan dengan menggunakan metode penyulingan/destilasi. Sedangkan pemisahan atau fraksinasi diharapkan dilakukan pada industri menengah atas sehingga minyak atsiri yang dihasilkan dapat menonjolkan karakteristik yang khas.

Industri minyak atsiri di Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan namun kualitas dan kuantitasnya tidak jauh berkembang. Hal ini disebabkan cara perlakuan atau pengolahan yang masih tradisional. Bau khas minyak atsiri ditentukan oleh cara pengolahan sehingga beberapa pembeli menginginkan atsiri yang diolah secara tradisional seperti destilasi. Untuk mempertahankan kualitas dan mutu dengan tidak menghilangkan ciri khas beberapa pengusaha dengan mengganti material ketel bahan baku dari bahan stainless steel.

Selain pasar lokal, permintaan minyak atsiri Indonesia memang banyak datang dari luar negeri. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah. 

Sejumlah negara di Eropa, seperti Swiss dan Jerman memerlukan minyak atsiri mencapai 5 ton/bulan. Permintan juga datang dari produsen obat dan kosmetik di Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Asia. Indonesia masih tercatatat sebagai salah satu pemasok bahan baku minyak atsiri terbesar dunia, bahkan pernah memasok sampai 90% minyak atsiri nilam (sekitar 1600 ton/tahun). Dari 150 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan di pasar internasional, terdapat 40 jenis diantaranya yang diproduksi di Indonesia.

Namun baru beberapa yang digunakan secara komersial dan yang memenuhi standar kualitas ekspor baru tersedia 12 jenis antara lain: minyak kayu manis, minyak akar wangi, minyak cendana, minyak kemuskus, minyak nilam, minyak kenanga, minyak pala, minyak cengkeh, minyak kayu putih dan minyak sereh wangi. Hingga saat ini total kapasitas produksi minyak atsiri Indonesia mencapai 5.000 hingga 6.000 ton per tahun dengan jumlah pelaku usaha mencapai 3.000 usaha. Data dari perindustrian mencatat walaupun Indonesia penghasil minyak atsiri terbesar dunia namun jumlah impor produk hilir minyak atsiri dalam bentuk parfum dan perasa makanan mencapai US$ 401 juta. Dibandingkan dengan data ekspor bahan baku atsiri hanya US$ 

103 juta. Terjadi defisit tiga sampai empat kali lipat dari ekspor. Bahkan pada tahun 2017-2021 nilai ekspor minyak atsiri Indonesia lebih rendah dari nilai impor produk derivate minyak atsiri. Sebagian gambaran ketimpang ekspor impor minyak atsiri pada akhir 2017 nilai ekspor minyak atsiri US$ 101 juta, sedangkan nilai impor produk hilirnya mencapai US$ 389 juta. Kecenderungan itu masih berlanjut sampai saat ini. Kebutuhan domestik dan luar negeri atau komoditas unggulan terbesar Indonesia antara lain cengkeh, nilam, sereh wangi, kayu putih, dan pala menurut Dewan Atsiri Indonesia.

Uraian diatas memperlihatkan bahwa potensi minyak atsiri Indonesia sangat perlu dikembangkan dengan memberikan nilai tambah melalui perningkatan produksi, peningkatan kualitas dan diversifikasi produk. Ditambah dengan jumlah penduduk yang besar dan kemampuan ekonomi yang semakin baik akan menjadi tujuan pasar berbagai komoditas termasuk komoditas minyak atsiri (Dwinna Rahmi, 2019). Kualitas permasalahan terjadi Ketika industri tidak mempersiapkan diri dengan pasokan bahan baku yang memadai sehingga tidak dapat memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Oleh karena itu, pengembangan teknologi tepat guna untuk meningkatkan efektivitas proses produksi dan penjaminan kapasitas dan mutu produksi yang stabil sangat diperlukan.

Mesin penghasil minyak atsiri yang ada di pasaran selain harganya mahal (sebutkan harga dan kapasitas berapa) juga mempunyai kekurangan yaitu tidak dilengkapi pengatur tekanan dan pengatur suhu sehingga produk yang dihasilkan kadang belum sesuai dan belum memenuhi standar SNI minyak atsiri. Kendala yang dihadapi para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) produsen minyak atsiri harus dicari perlu dicarikan jalan keluarnya. Inovasi Essential Oil Distillation Technology Rancang Bangun Mesin Produksi Kimia Minyak Atsiri untuk Industri Kecil dan Menengah menjawab kebutuhan produsen minyak atsiri akan mesin yang berkualitas serta terjangkau  harganya untuk produksi minyak atsiri skala menengah hingga besar.

Perbedaan dengan Inovasi sejenis lainnya:

  1. Kondensor/pendingin dan sparepart pelengkap yang digunakan masih glass atau kaca sehingga riskan pecah.
  2. Belum adanya Termometer dan Manometer kontrol sehingga dalam pengontrolan suhu dan tekanan pada proses destilasi minyak atsiri kurang optimum.
  3. Menggunakan Klem statif terlalu banyak sehingga menambah cost (pengeluaran) yang digunakan.
  4. Jenis Plat Stainless yang digunakan terdapat pada Tutup Ketel Destilasi dengan ketebalan yang digunakan sangat  tipis sehingga dapat memicu kebocoran pada mesin.
  5. Perlunya pemeliharaan dan pengoperasian khusus sehingga menyulitkan dalam pengoperasian mesin destilasi.

Mesin Produksi Kimia Minyak atsiri ini memiliki keunggulan sebagai berikut:

  1. Mesin ini dapat digunakan untuk membuat dan memproduksi minyak atsiri dengan metode Kohobasi/steam distillation dan water distillation;
  2. Kualitas dan harga mesin lebih terjangkau dengan kapasitas yang sama (sebutkan perbandingan kapasitas produksi dan harga dengan mesin sejenis);
  3. Kondensor tidak mudah pecah;
  4. Anti Karat/korosi, pemeliharaan mudah, serta bahan baku yang digunakan berbasis lokal dan ramah lingkungan;
  5. Dilengkapi aerator sebagai pengalir sirkulasi air pada proses kondensasi;
  6. Dilengkapi thermometer sebagai pengontrol suhu pada proses destilasi;
  7. Dilengkapi stop ball sebagai pengontrol uap minyak atsiri yang dihasilkan pada proses kondensasi;
  8. Portabel, pemasangan, dan perangkaian alat yang mudah;
  9. Efisiensi waktu dan produksi, dapat diaplikasikan dalam pembelajaran dan penelitian baik di lingkup pendidikan menengah maupun Perguruan Tinggi; dan
  10. Meningkatkan produkivitas dan penjaminan kapasitas dan mutu produksi yang stabil sangat diperlukan.

Nama : Muhammad Dody Setyawan
Alamat : Langgenharjo 002/001, Margoyoso, Pati 59154 Jawa Tengah
No. Telepon : 085741094988