Batik Ecoprint dengan Memanfaatkan Limbah Pasahan Kayu dan Garam Bledug Kuwu

Pada saat ini, jumlah pengrajin mebel semakin banyak yang mengakibatkan penumpukan limbah pasahan kayu. Limbah ini jika dibiarkan terus menerus atau dibakar dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu, kami mengaplikasikan limbah pasahan kayu tersebut sebagai bahan pembuatan warna dasar batik ecoprint. Proses pembuatan batik ecoprint membutuhkan beberapa tahapan yaitu mordanting, pewarnaan dasar kain, pounding, dan color fixation. Pada proses mordanting dan color fixation (pengikatan warna) batik ecoprint biasanya menggunakan tawas yang pada dasarnya dapat mencemari lingkungan.  Guna meminimalisir penggunaan tawas pada proses mordanting dan color fixation, maka kami berinovasi menggunakan garam lokal Bledug Kuwu.

                        

Kata kunci : limbah pasahan kayu, mencemari lingkungan, mordanting, pounding, color fixation.

                Batik adalah salah satu bagian dari dari karya budaya asli nusantara yang banyak dikagumi. Batik merupakan warisan kebudayaan dari nenek moyang bangsa Indonesia dan sebagai mata pencaharian atau lapangan kerja yang perlu dilestarikan, dilindungi, dan didukung pengembangannya. Ada berbagai jenis batik yang ada di Indonesia salah satunya batik ecoprint.

                Batik ecoprint merupakan batik yang polanya berasal dari dedaunan yang kaya akan klorofil dan warna dasarnya terbuat dari pewarna alami. Misalnya secang, kunyit, kulit manggis, daun jati, biji kesumba, dan kulit buah naga. Tetapi, kami berinovasi menggunakan limbah pasahan kayu sebagai pewarna dasar kain.

Pasahan kayu merupakan limbah yang berasal dari pengrajin mebel. Limbah ini umumnya tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Hal ini mengakibatkan limbah pasahan kayu menumpuk. Limbah yang dibiarkan menumpuk jika terkena air hujan akan menimbulkan bau tidak sedap. Dan jika dibakar akan mencemari udara. Sehingga, kami memanfaatkan limbah pasahan kayu tersebut menjadi sesuatu yang lebih berguna salah satunya sebagai bahan pembuatan warna dasar batik ecoprint.

                Batik ecoprint biasanya menggunakan tawas dalam tahap mordanting dan color fixation (pengikatan warna). Tawas adalah senyawa kimia berupa kristal berwarna putih yang dapat menyebabkan kulit kering, iritasi kulit dan menimbulkan rasa terbakar pada kulit apabila sensitif terhadap tawas. Maka dari itu, kami berinovasi mengganti tawas dengan garam Bledug Kuwu yang tidak berbahaya pada kulit.

Dengan memanfaatkan limbah pasahan kayu dapat membantu pengrajin mebel dalam mengelola limbah tersebut. Bila dibandingkan dengan pewarna alami yang sudah ada (secang, kunyit, kulit manggis, daun jati, biji kesumba, dan kulit buah naga) limbah pasahan kayu lebih mudah diperoleh karena tidak menunggu musim. Sedangkan penggunaan garam Bledug Kuwu sebagai pengganti tawas dalam tahap mordanting dan color fixation lebih menghemat biaya karena kami memproduksi sendiri. Garam Bledug Kuwu juga tidak berbahaya bagi kulit sensitif berbeda halnya dengan tawas.

Nama : Saiko Muadhomah
Alamat : Jl. Honggokusuman No. 19 Kuwu, Kradenan, Grobogan
No. Telepon : 0882005440601