Super Zinc Pelindung Galvalum terhadap Karat dan Bahan Kimia

Atap merupakan sebuah konstruksi yang sangat vital bagi bangunan residensial  maupun pabrik. Selain berfungsi sebagai pelindung saat hujan, atap juga melindungi dari panas matahari. Di Indonesia, atap bangunan didominasi oleh bahan metal atau galvalum.

 Atap galvalum adalah atap baja yang dilapisi seng (zinc) 43,5%, aluminium 55%, dan Silicon Alloy 1,5%. Tujuan pelapisan (coating) tersebut adalah untuk melindungi baja dari oksidasi dan proses korosi. Galvalum sendiri memiliki berbagai keanekaragaman spesifikasi, dikategorikan berdasarkan kadar aluminium zinc (AZ). Value AZ juga bervariasi, dimulai dari AZ 30, 50, 70, 100, 150, 200, dan seterusnya. Semakin besar kadar AZ, maka atap akan memiliki ketahanan terhadap karat, korosi, oksidasi, dan sebagainya dengan jangka waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu, baik dalam proyek pembangunan perumahan, pabrik, atau bangunan lainnya seperti bangunan di dekat pantai, perlu atap, dinding, pelapis, dan konstruksi lainnya yang memiliki ketahanan karat.

Dari penjabaran tersebut, peneliti memiliki temuan yaitu menciptakan pelapis outstanding atau bisa dikatakan berbeda dari yang ada di pasaran saat ini, selain polimer cat. Cairan ini dapat menjaga, khususnya produk berbahan aluminium untuk terhindar dari karat, korosi, oksidasi, dan bahan kimia lainnya. Cairan ini diharapkan dapat berguna dan diperlukan untuk dunia industri konstruksi yang menggunakan bahan-bahan galvalum ataupun baja ringan.

bahan-bahan Berdasarkan data, kebutuhan aluminium di Indonesia saat ini telah mencapai 700.000 ton per tahun. Angka kebutuhan aluminium tersebut didominasi oleh kebutuhan konstruksi atap yang saat ini sedang tren. Atap aluminium biasanya disebut sebagai atap galvalum yang dilapisi seng (zinc), aluminium, dan Silicon Alloy.

Produksi aluminium primer di pasar global meningkat 5,8% di tahun 2017. Produksi global dari Asia meningkat sebesar 10% di Cina dan terus diproduksi di Amerika Utara dan Eropa. Selanjutnya, tingkat aluminium internasional juga memiliki pengaruh besar. Pada tahun 2017, total sekitar 63,2 juta ton aluminium diproduksi di seluruh dunia. Pada tahun 2020, permintaan aluminium meningkat di seluruh dunia. Permintaan yang kuat dan berkelanjutan juga tercermin dari perkembangan harga. Aluminium akan terus mendapatkan keuntungan dari tren konstruksi ringan selama beberapa tahun ke depan. Tahun ini juga, pasar mengharapkan pertumbuhan yang kuat.

TREND KEBUTUHAN ALUMINIUM INDUSTRI 2022

 

Berdasarkan gambar kebutuhan aluminium di atas, dapat diketahui bahwa kebutuhan aluminium pada industri konstruksi menjadi kebutuhan terbanyak nomor dua setelah transportasi. Aluminium sangat diperlukan dalam dunia konstruksi karena memiliki berbagai manfaat yang menguntungkan. Daya tahan aluminium terhadap air, korosi, dan kebal terhadap efek berbahaya sinar UV, tentu saja semakin menunjukkan aluminium akan tahan lama. Selain itu, dalam atap galvalum, penambahan elemen paduan seperti tembaga, mangan, magnesium, seng, dan juga proses produksi tertentu, mampu mengubah sifat fisik dan mekanik aluminium untuk memenuhi persyaratan dari sejumlah besar aplikasi.

Aluminium juga tidak memerlukan perawatan khusus apa pun, baik aluminium mentah atau pun aluminium yang dipernis. Sebagai bahan pertimbangan konstruksi tentu aluminium bisa dijadikan opsi yang menarik dari segi harga. Segala kelebihan aluminium akan sangat menguntungkan untuk penggunaan jangka panjang. Aluminium tidak terbakar dan oleh karena itu diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak mudah terbakar (kelas reaksi api A1). Namun demikian, paduan menjelaskan bahwa aluminium meleleh pada suhu sekitar 650° C, tetapi tanpa melepaskan gas berbahaya. Jadi, semakin sering penutup luar dan permukaan luar struktur industri (dan bukan) dibuat dengan lapisan panel aluminium tipis, hanya jika terjadi kebakaran hebat, akan memungkinkan panas dan asap keluar dan mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh api. Tentu saja, aluminium juga ramah lingkungan.

Konstruksi atap tidak mungkin terhindar dari terpaan sinar matahari, hal itu mengakibatkan konstruksi atap yang bersifat eksterior ini mudah mengalami pengaratan (korosi). Pengertian korosi secara umum adalah rusaknya benda-benda logam yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan. Proses korosi dapat dijelaskan secara elektrokimia, misalnya pada proses pengaratan besi yang membentuk oksida besi. Secara elektrokimia, proses pengaratan besi adalah peristiwa teroksidasinya logam besi oleh oksigen yang berasal dari udara. Selain sinar matahari, terdapat beberapa macam penyebab korosi, yaitu:

  1. Cairan asam

Cairan yang sifatnya asam akan reaktif saat bergesekan langsung dengan permukaan galvalum. Apabila hal tersebut terjadi, lapisan anti karat atau coating yang terdapat pada baja ringan akan terkelupas dan seketika menyebabkan karat pada baja ringan tersebut.

 

  1. Terpaan cuaca

Umumnya, baja ringan / galvalum bukanlah material yang digunakan sebagai eksterior dan tidak diproduksi agar tahan terhadap terpaan hujan maupun panas yang terjadi secara intens. Kondisi cuaca di Indonesia yang tidak menentu, secara perlahan dapat mengikis daya tahan dari lapisan anti karat pada bahan tersebut.

 

  1. Tergores Peralatan Kerja

Jika ada goresan pada bahan ini, walaupun hanya sedikit, maka secara otomatis akan langsung bergesekan dengan oksigen. Proses oksidasi antara oksigen dengan zat kimia pada baja inilah yang memicu karat pada baja ringan.

 

  1. Terdapat Lubang Pada Permukaan Baja ( Pitting )

Korosi Pitting merupakan salah satu bentuk korosi yang memicu banyaknya lubang - lubang kecil pada permukaan baja ringan atau logam. Pada awalnya lubang - lubang tersebut berdimensi sangat kecil, namun seiring berjalannya waktu, lubang tersebut menjadi semakin besar.

 

Dengan terjadinya pengaratan, maka tingkat keawetan dari konstruksi tersebut dapat menurun. Imbasnya akan terjadi kebocoran pada atap bangunan. Tentu saja hal itu dapat merugikan pengguna bangunan tersebut. Kerugian yang dialami dapat bersifat krusial, baik pada perumahan maupun bangunan yang diperuntukkan sebagai pabrik. Contohnya, pada industri kertas, jika terdapat kebocoran pada atap maka dapat terjadi kerusakan aset yang ada di dalam gedungnya. Sehingga, penjaminan keawetan atap bangunan perlu diperhatikan dengan seksama.

Atas dasar itu, peneliti mencoba memecahkan permasalahan tersebut dengan melihat kondisi yang  ada. Peneliti mempersiapkan bahan yang bisa menahan, mengurangi, dan mencegah terjadinya pengaratan. Lapisan atap yang ada di pasaran saat ini, seperti contohnya meni, cat lapis, dan cat dasar hanya bersifat sementara. Seiring waktu dalam 3-4 tahun lapisan anti karat dengan bahan itu akan menipis. Karena, mereka hanya menutup permukaan, namun di dalamnya bisa saja terjadi pengaratan yang semakin lama dapat menggerus atap galvalum tersebut.

 

Dengan adanya temuan yang diberi nama Power Aluminium Zinc diharapkan kinerjanya dapat berkelanjutan (sustainable), dan memberikan nilai tambah (added value) bagi konstruksi di Indonesia. Power Aluminium Zinc dimanfaatkan sebagai pengganti meni, cat lapis, dan cat dasar yang banyak beredar di pasaran saat ini. Fungsi dari Power Aluminium Zinc sama dengan pelapis anti korosi pada umumnya, namun Power Aluminium Zinc memiliki keunggulan tersendiri yang sudah melewati sekian percobaan dan pencampuran kimia.

 

 

Power Alumunium Zinc memiliki keunggulan yang telah dijabarkan pada kajian sebelumnya. Pada cairan konvensional seperti cat dasar, cat yang digunakan untuk menutupi pori-pori, meni pada aluminium yang memiliki fungsi sebagai cat zink kromat yang hanya sebagai pelapis antikarat, menjadikan besi menjadi awet dan tahan lama. Sedangkan pada temuan Power Aluminium Zinc dapat melindungi terhadap bahan kimia, cuaca, dan meredam sinar UV yang membuat panas pada bangunan. Jika dipadatkan, dapat diketahui bahan Power Aluminium Zinc menaikkan kadar AZ supaya dapat melapisi AZ rendah menjadi ketahanan terhadap pengaratan yang tinggi dengan biaya yang relatif rendah.

 

 

 

Cairan pelapis konvensional juga memiliki harga yang relatif mahal. Pada 1 Kg  cat meni berkisar di harga Rp 40.000  hingga Rp 70.000. Sedangkan, kebutuhan cat meni untuk melapisi atap aluminium sendiri bisa membutuhkan sekitar 5 kg dalam satu lapisnya. Padahal, dapat diketahui cat pelapis korosi konvensional ini tidak bisa digunakan dalam sekali lapisan saja, namun perlu dilakukan pengulangan, hingga cat benar-benar menutup lapisan galvalum dengan sempurna. Oleh sebab itu, dapat diketahui bahwa kebutuhan cat lapisan antikorosi ini akan melonjak dibandingkan menggunakan Power Aluminium Zinc.

Keunggulan temuan ini juga dapat dijabarkan sebagai berikut:

  1. Mencegah pengaratan atap galvalum baik luar dan dalam;
  2. Industri atap galvalume dapat menggunakan AZ rendah dengan tingkat ketahanan korosi yang tinggi;
  3. Biaya yang dibutuhkan dalam menggunakan temuan ini lebih rendah dibanding pelapis konvensional;
  4. Selain antikorosi, temuan ini juga dapat meredam panas yang ditimbulkan atap galvalum pada bangunan;
  5. Pengaplikasian yang mudah, tanpa memerlukan pelatihan khusus.

Nama : Eko Agus Setyono
Alamat : Jl Jati Raya Blok C 40 no 6 Plamongan Indah, Kelurahan Plamongan Indah , Kecamatan Pedurungan, Semarang Timur.
No. Telepon : 0816668468