D'PONGGE ABSORBEN TEPUNG BIJI DURIAN PEMURNI MINYAK JELANTAH

D’PONGGE ABSORBEN TEPUNG BIJI DURIAN

PEMURNI MINYAK JELANTAH

Sriatun, Novialita Ivanka, Wi’am Nu’maa D

 

abstrak

Pati memiliki komoditas pertanian durian mencapai 4 ton dengan memiliki sisa hasil berupa kulit dan biji durian dengan jumlah yang melimpah (Data BPS kab Pati, 2022). Para pedagang durian membuang biji durian begitu saja dengan kulit durian. Adapun penggunaan minyak di tahun 2017 mencapai 11 liter per kapita, maka diperkirakan jumlah limbah minyak jelantah yaitu 161,5 liter per harinya atau setara dengan 50,69 ton per tahunnya (Hadiah, 2020). Biji durian dimanfaatkan untuk memurnikan minyak yang memiliki kandungan pati 27% lebih tinggi dari biji alpukat 24% sebagai absorben pemurnian minyak9Fi Selain biji durian digunakan juga bentonit yang memiliki sifat penukar ion, luas permukaan yang besar, sehingga memungkinkan penggunaannya sebagai absorben.

Hasil dari pemurnian menggunakan biji durian dapat digunakan menurunkan kadar bilangan asam lemak menjadi 0,23% di mana sebelum dilakukan pencampuran dengan biji durian dan bentonit 0,62 % (hasil uji kadar asam lemak dalam minyak dimurnikan) batas SNI 0,3 % didapatkan nilai asam lemak lebih kecil dari standart SNI sehingga layak di gunakan. Campuran biji durian dan bentonit dapat menurunkan bilangan asam lemak bentonit menjadikan minyak jelantah bening. Hasil Uji UV Vis  diperoleh hasil minyak pemurnian biji durian bentonit memiliki retang panjang gelombang rendah dari 312 sampai dengan 959 dan absorbansi 0,766 sampai dengan -0,049 artinya apabila minyak digunakan untuk menggoreng tidak cepat panas. Hasil pengujian absorbansi mendekati 0 seperti absorbansi air.  Ini artinya

apabila minyak jelantah di buang ke lingkungan tidak akan membahayakan karena absorbansi mendekati air dan logam-logamnya sudah terdegradasi.

Kata Kunci: minyak jelantah, biji durian,pemurnian minyak

Minyak goreng adalah bahan pangan yang digunakan sebagai kebutuhan dalam skala rumah tangga maupun skala industri atau pabrik. Hal ini mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat (Hajar, 2016). Konsumsi minyak goreng perkapita pada tahun 2017 sebesar 10,72 liter per kapita mengalami peningkatan pada tahun 2018 yaitu sebesar 10,87 liter per kapita (Hadiah, 2020). Industri minyak goreng memiliki potensi besar untuk terus tumbuh dan berkembang di masa depan, dengan pertumbuhan penduduk dan meningkatnya konsumsi per kapita jika dilihat dari angka rata-rata 25 kg/tahun konsumsi per kapita minyak nabati dunia setiap orangnya. Dengan demikian, semakin besar permintaan produksi minyak goreng maka akan semakin meningkat pula keberadaan dari minyak goreng bekas (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2017).

Berdasarkan data tersebut di atas, terjadi peningkatan pemakaian minyak setiap tahun, namun di sisi lain pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret tahun 2022 terjadi kelangkaan minyak goreng di pasaran. Meskipun pemerintah telah menurunkan harga, namun masih terjadi kelangkaan pasokan minyak goreng di berbagai daerah, toko swalayan, retail, dan grosir

Disisi lain, penggunaan minyak goreng untuk konsumen rumah tangga, UMKM, maupun pedagang kaki lima seperti: penjual kerupuk, pisang molen, donat, pisang goreng, dsb tidak dapat dihindari dan cenderung tinggi. Hasil penggorengan usaha tersebut menghasilkan limbah minyak goreng bekas, atau bisa disebut minyak jelantah. Diketahui bahwa dalam 1 (satu) hari produksi usaha usaha kerupuk menghasilkan 9,5 liter minyak jelantah. Maka diperkirakan jumlah limbah minyak jelantah yaitu 161,5 liter per harinya atau setara dengan 50,69 ton per tahunnya (Syahrir, 2020).

Menurut Dinas Lingkungan Hidup (Agriculture statistic,2017), limbah minyak jelantah dapat mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan yaitu kerusakan ekosistem karena meningkatnya bilangan asam dan bilangan peroksida. Minyak jelantah jika dikonsumsi kembali akan mengganggu kesehatan seperti infeksi bakteri, meningkatkan resiko kanker, dan dapat membuat kelebihan berat badan atau obesitas.

Pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia, menimbulkan penyakit kanker, pengendapan lemak pada pembuluh darah dan akibat lainnya yaitu dapat mengurangi kecerdasan otak. Selain berdampak pada kesehatan apabila dikonsumsi terus menerus, banyaknya minyak jelantah yang dihasilkan selama ini, juga berdampak buruk pada lingkungan.

Menurut Mulyani dan Sujarwanta (2017) minyak jelantah yang digunakan berulang kali dapat menyebabkan terjadinya proses hidrolisis dan oksidasi sehingga menghasilkan asam lemak bebas yang dapat menurunkan kualitas minyak dan berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, untuk layak dimanfaatkan kembali maka minyak jelantah harus dimurnikan terlebih dahulu sehingga dapat dipakai kembali tanpa mengurangi kualitas atau mutu pangan yang akan digoreng dan dikonsumsi.

Pemurnian minyak goreng bekas merupakan pemisahan produk reaksi degradasi berupa air, peroksida, asam lemak bebas, aldehid dan keton dari minyak. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu minyak goreng bekas adalah dengan adsorbsi menggunakan absorben sehingga mutu minyak goreng dapat dipertahankan (Wijayanti, dkk., 2012). Proses absorbsi menggunakan suatu bahan yang dapat mengabsorpsi kotoran pada minyak yang disebut dengan absorben. Proses adsorbsi minyak goreng bekas dapat dilakukan dengan penambahan absorben yang dicampur dengan minyak, dilanjutkan dengan pengadukan dan penyaringan.

Beberapa inovasi terdahulu telah melakukan penelitian pemurnian minyak goreng bekas menggunakan absorben dari bahan alami dengan memanfaatkan produk samping atau limbah pertanian, seperti ampas tebu (Sulung, dkk., 2019), arang aktif dari sabut kelapa (Yustinah dan Hartini, 2011), karbon aktif dari biji kelor (Dahlan, dkk., 2013), dan arang aktif dari kulit salak (Mangallo, dkk., 2014). Tiap jenis absorben memiliki selektivitas dalam mengadsorpsi komponen tertentu yang ada dalam minyak goreng bekas. Dalam penelitian inovasi ini dilakukan pemanfaatan limbah durian yang selanjutnya diaplikasikan sebagai absorben minyak goreng bekas.

Inovasi ini menawarkan solusi penjernihan minyak jelantah melalui pemurnian minyak goreng bekas menggunakan biji durian sebagai adsorben teraktivasi untuk menurunkan kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida sebagai parameter tingkat kerusakan minyak). Bentonit memiliki sifat penukar ion, luas permukaan yang besar sehingga memungkinkan penggunaannya sebagai adsorben. Pemurnian minyak goreng bekas ini diharapkan dapat memperpanjang umur simpan minyak goreng tanpa membahayakan kesehatan konsumen dan memenuhi syarat untuk dapat dikonsumsi kembali.

Inovasi terdahulu melakukan penelitian pemurnian minyak goreng bekas menggunakan absorben bahan alami memanfaatkan produk samping atau limbah pertanian, karbon aktif dari biji kelor (Dahlan, dkk., 2013), arang aktif dari sabut kelapa (Yustinah dan Hartini, 2011),seperti ampas tebu (Sulung, dkk., 2019),dan arang aktif dari kulit salak (Mangallo, dkk., 2014). Tiap jenis absorben memiliki selektivitas dalam mengadsorpsi komponen tertentu yang ada dalam minyak goreng bekas. Dalam penelitian inovasi ini dilakukan pemanfaatan limbah durian yang selanjutnya diaplikasikan sebagai absorben minyak goreng bekas.

Minyak hasil penjernihan menggunakan  biji durian dengan kandungan pati 27 %  tersebut, biji durian berpotensi untuk dijadikan absorben pemurnian minyak jelantah. tanpa proses menjadikan arang aktif. Pemurnian ini mendapatkan hasil kadar asam lemak di bawah standart 0,23 % bilangan asam minyak goreng yaitu kurang dari 0,3 % (Dahlan, dkk, 2013) , dan bentonit memiliki sifat penukar ion, luas permukaan yang besar sehingga memungkinkan penggunaannya sebagai adsorben. 

Penggunaan metode absorben ini tanpa proses pengarangan lebih efisien waktu dengan hasil minyak yang jernih di buktikan dengan hasil uji laboratorium fisika Unnes menggunakan UV-Vis menunjukkan bilangan absorbansinya -0,049-0,766 mendekati absorbansi air 0. Setelah penggorengan pertama dan ke dua bilangan absorbansinya 2-3 naik tanpa signifikan jadi untuk menggoreng bilangan oksidanya tidak setinggi minyak goreng curah di pasaran.

Dengan setiap 1 (satu) kemasan dengan di jual dengan harga Rp. 9.000 rupiah lebih ekonomis di bandingkan dengan membeli minyak curah di pasaran, atau dimanfaatkan dalam bentuk biodiesel yang prosesnya lebih rumit dan memakan waktu lama.

Nama : Sriatun
Alamat : Ds. Sidomukti RT 04 RW 03 Kecamatan Margoyoso kabupaten Pati
No. Telepon : 0823337988789