TEPABINGLE (TEKNOLOGI PAVING BIOPORI SINGLE) DENGAN HIBRIDA INFILTRATION WELL SEBAGAI METODE PENCEGAHAN BENCANA BANJIR DI DAERAH MINIM RESAPAN

ABSTRAK
Banjir merupakan isu yang sukar ditangani sejak dahulu hingga dewasa ini. Banjir yang terjadi dapat melanda daerah mana saja. Hal ini dikarenakan minimnya daerah resapan air, saluran drainase yang buruk, atau pendangkalan saluran drainase akibat kebiasaan masyarakat membuang sampah di sungai. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya media yang dapat mencegah banjir dan dapat diterapkan dalam masyarakat dengan mudah, demikianlah yang menjadi latar belakang penulis untuk menciptakan sebuah karya baru, yaitu TEPABINGLE (Teknologi Paving Biopori Single) dengan hibrida infiltration well. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencegah bencana banjir terutama di daerah perkotaan maupun permukiman yang memiliki sedikit daerah resapan. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen dan praktikum. Peneliti melakukan 6 kali uji coba sehingga menghasilkan TEPABINGLE yang mampu mengurangi banjir secara efektif.
Kata kunci : Paving biopori single, Infiltration well, Bencana banjir

LATAR BELAKANG

Banjir menurut Suripin (2003) adalah suatu kondisi di mana tidak tertampungnya air dalam saluran pembuang (palung sungai) atau terhambatnya aliran air di dalam saluran pembuang, sehingga meluap menggenangi daerah (dataran banjir) sekitarnya. Merujuk dari definisi tersebut banjir dapat disebabkan oleh minimnya daerah resapan air, saluran drainase yang buruk, atau pendangkalan saluran drainase akibat kebiasaan masyarakat membuang sampah di sungai. Banjir di Pemalang sendiri merupakan bencana musiman yang hanya datang saat musim penghujan tiba. Walaupun kawasan banjir di pemalang tidak begitu banyak, namun seiring berkembembangnya pemalang menjadi daerah perkotaan maka cepat atau lembat Pemalang juga akan berpotensi menambah kawasan rawan banjir. Salah satu solusi yang kita miliki saat ini adalah dengan memanfaatkan biopori dan sumur resapan. Biopori ini diciptakan oleh Dr. Kamir Raziudin Brata. Model yang beliau ciptakan adalah model biopori yang langsung diterapkan pada tanah sehingga jika pada daerah perkotaan atau daerah permukiman yang notabenenya memiliki daerah resapan air yang sedikit, maka biopori ini tidak bisa digunakan. 2 Melihat dari situasi ini maka tim karya ilmiah membuat suatu teknologi guna membantu mencegah bencana banjir yang dapat digunakan di daerah perkotaan maupun permukiman dengan cara membuat TEPABINGLE (Teknologi Paving Biopori Single). Teknologi ini sangatlah efektif karena meng-hybrid teknologi baru dengan teknologi lama yaitu infiltration well yang mampu berasimilasi di tengah-tengah masyarakat dan juga memiliki cara kerja yang pasif sehingga dalam pengoperasiannya akan lebih mudah dan efisien. Dengan demikian, masalah banjir dapat dikurangi.

TEPABINGLE sangat efektif terutama pada tanah yang mudah menyerap air seperti tanah merah dan tanah humus, serta akan kurang efektif pada tanah liat dan tanah pasir karena sukar untuk menyerap air. Namun pada tanah pasir terdapat pengecualian, walaupun pasir memiliki sifat sukar untuk menyerap air, tetapi tanah pasir memiliki pori-pori yang besar yang menyebabkan air untuk masuk ke dalam dengan sangat cepat. Selain itu pemberian lubang pada pipa menyebabkan tanah untuk menyerap air dengan lebih cepat karena memperluas daerah resapan pada pipa tersebut. 

 

Nama : Dias Fajar Fathan Al Azka
Alamat : Jl. Bali, RT 004/RW 003, Ds. Cibelok, Taman, Pemalang
No. Telepon : 083878863338