Pemanfaatan Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar dengan Teknik Pirolisis Sebagai Upaya Penanggulangan Sampah Plastik di Kabupaten Batang Guna Mewujudkan Batang Heaven of Asia Year 2022

Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan teknologi tepat guna pengolah sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif dengan metode pirolisis kepada masyarakat Kabupaten Batang serta Membantu pemerintah untuk mewujudkan Batang Heaven of Asia Year 2022. Target luaran yang diharapkan antara lain terbentuknya masyarakat yang peduli terhadap lingkungan dan mampu mengajak para masyarakat untuk dapat memanfaatkan sampah plastik tersebut, sehingga kesejahteraan keluarga dapat ditingkatkan. Hasil dari program pengabdian masyarakat yang telah dilakukan ini adalah sebagai berikut: aspek penerapan IPTEK produk pengolahan sampah plastik dipandang sangat efektif guna membangun kepedulian masyarakat untuk senantiasa menjaga lingkungan, salah satu usahanya yakni melalui pemanfaatan sampah plastik menjadi bahan bakar dengan teknik pirolisis. Aspek manfaat yang dihasilkan dari program ini sangat besar yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan agar bersih bebas sampah, meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam bidang pengolahan limbah sampah plastik yang sangat berdampak negatif menjadi bahan bakar alternatif yang sangat bermanfaat serta menumbuhkan motivasi berwirausaha khususnya di Kabupaten Batang.

Kata kunci: sampah plastik, pirolisis, bahan bakar

Sampah plastik merupakan limbah yang sangat berbahaya dan dapat mengganggu kestabilan lingkungan serta keberlanjutan sumberdaya alam, karena sampah plastik sangat susah terurai. Sampah plastik merupakan polimer sintetik dan banyak digunakan sebagai pengemas makanan dan minuman. Namun sayangnya plastik tidak dapat larut, tidak dapat diekskresikan melalui feses dan urin sehingga sangat berbahaya bagi tubuh. Dampaknya pada tubuh dapat memberikan efek karsinogenik, penyakit ginjal, hati, syaraf, paru-paru dan reproduksi.

Krisis sampah di Indonesia semakin pelik karena dapat dilihat dari banyaknya sampah plastik yang semakin menggunung di daerah hilir yang berasal dari hulu, dimana sampah plastik tersebut semakin lama tidak semakin berkurang namun justru semakin menggunung, hal ini diakibatkan karena belum ditemukannya solusi yang tepat utuk mengatasi hal tersebut. Plastik merupakan bahan yang memiliki nilai ekonomi penting dan negeri ini menghasilkan sekitar 6,8 juta ton sampah plastik per tahun, angka yang terus bertumbuh 5% setiap tahun. Aliran sampah plastik ke perairan nasional diproyeksikan tumbuh sebesar 30% antara 2017 dan 2025, dari 620.000 ton per tahun menjadi 780.000 ton setiap tahun. Tanpa adanya tindakan dan langkah yang tepat baik dari stakeholder dan masyarakat masalah ini akan susah diselesaikan.

Tujuh puluh persen sampah plastik Indonesia, sekitar 4,8 juta ton per tahun, dapat dikatakan salah kelola. Sebanyak 48% sampah plastik dibakar secara terbuka, 13% dibuang di tempat penimbunan terbuka resmi namun tidak dikelola dengan baik, dan sebanyak 9% bocor ke saluran air dan laut (sekitar 620.000 ton sampah plastik). Lebih dari 95% populasi sampah plastik berasal dari sampah yang dihasilkan di Indonesia.

Jika dibiarkan secara terus-menerus, hal ini akan sangat membahayakan bagi masyarakat karena plastik memiliki beberapa kandungan bahan kimia berbahaya seperti dioksin, furan, bisphenol A, styren, antimoni trioksida dan beberapa bahan pelembut seperti Epoxidized Soybean Oil (ESBO), di (2-ethylhexyl) adipate (DEHA), bifenil poliklorin (PCB), acetyl tributyl citrate (ATBC) dan di(2-ethylhexyl)phthalate (DEHP).

Keberadaan sampah plastik sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan ekonomi masyarakat dan sumberdaya di masa yang akan datang. Selain mengganggu sanitasi lingkungan, sampah yang masuk ke laut dapat mengganggu pertumbuhan biota bahkan dapat menyebabkan kematian pada biota. Jika hal ini dibiarkan secara terus-menurus bahaya dari sampah plastik tersebut juga dapat menurunkan hasil tangkapan dari para nelayan. Sampah plastik dapat bertahan hingga bertahun-tahun sehingga menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan. Sampah plastik tidaklah bijak jika dibakar dengan cara yang tidak tepat karena akan menghasilkan gas yang akan mencemari udara dan membahayakan pernafasan manusia, dan jika sampah plastik ditimbun dalam tanah maka akan mencemari tanah dan air tanah. Plastik sendiri dikonsumsi sekitar 100 juta ton/tahun di seluruh dunia. Satu tes membuktikan 95% orang pernah memakai barang mengandung Bisphenol-A. Oleh karena itu pemakaian plastik yang jumlahnya sangat besar tentunya akan berdampak signifikan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan karena plastik mempunyai sifat sulit terdegradasi (nonbiodegradable), plastik diperkirakan membutuhkan 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Dengan demikian dalam pemakaian plastik, baik plastik yang masih baru maupun sampah  plastik haruslah menurut persyaratan yang berlaku agar tidak berbahaya terhadap kesehatan dan lingkungan (Kurniastuti, 2015).

Letak strategis Kabupaten Batang berada pada titik sentra jalur utama Pantai Utara Pulau Jawa dan berada pada jalur utama yang menghubungkan Jakarta-Surabaya. Posisi tersebut menempatkan wilayah Kabupaten Batang, utamanya Ibu Kota Pemerintahannya pada jalur ekonomi pulau Jawa sebelah utara. Arus transportasi dan mobilitas yang tinggi di jalur pantura memberikan kemungkinan Kabupaten Batang berkembang cukup prospektif di sektor jasa transit dan transportasi. Kondisi wilayah Kabupaten Batang merupakan kombinasi antara daerah pantai, dataran rendah, dan pegunungan tinggi. Dengan kondisi ini Kabupaten Batang mempunyai potensi yang sangat besar untuk agroindustri, agrowisata, dan agrobisnis.

Namun permasalahan mengenai pengelolaan sampah di Kabupaten Batang terbilang cukup memprihatinkan. Berdasarkan pengamatan, tidak setiap hari sampah di tempat penampungan sementara (TPS) diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA). Sebaliknya, volume sampah yang sudah melebihi kapasitas tampung TPA malah terlihat menumpuk di tepi jalan. Itu diperparah dengan masih banyaknya warga yang membuang sampah tidak di dalam TPS.

Belum lagi masih banyaknya masyarakat yang sering membuang sampah ke sungai yang menyebabkan pemandangan menjadi tidak sedap dan menyumbat aliran sungai pada saat musim penghujan yang berpotensi menjadi biangnya banjir. Anak-anak di lingkungan sekitar tempat tinggal saya pun masih sering membuang sampah sembarangan. Setelah membeli snack langsung membuang sampahnya di sembarang tempat tanpa memperhatikan ada atau tidaknya tempat sampah.

Parahnya lagi sampah plastik di Desa Subah, Kecamatan Subah dibuang tepat di atas sungai hingga menumpuk dan hanya dibakar, tidak diangkut ke tempat pembuangan akhir sehingga merusak pemandangan dan menyebabkan banjir.

Dikutip dari RMOL Jateng (Kamis, 2 Januari 2020), Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Batang, Sugeng Riyadi menyampaikan bahwa jumlah sampah tahun baru di Kabupaten Batang, khususnya area kota mencapai 10 ton dan didominasi sampah plastik. Sampah tersebut berasal dari kompleks pemda, alun-alun Batang, wisata pantai Sigandu, Ujungnegoro, dan kompleks Dracik Kampus. Itu baru di area kota, belum ditambah wilayah lainnya.

Dilansir dari Suara Merdeka (Rabu, 12 Agustus 2020), Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Batang, Uni Kuslantasi Wihaji menyatakan bahwa sampah masih menjadi bagian dari permasalahan, sehingga mereka berinisiasi untuk mengubah sampah plastik menjadi ekobrik. Limbah plastik dimasukkan ke dalam botol air mineral dan dibentuk menjadi kursi, gapura, meja dan hiasan. Ekobrik yang telah dibuat diwujudkan dalam Taman Ekobrik yang baru pertama kali ada di Jawa Tengah.

Untuk menanggulangi sampah plastik beberapa pihak mencoba untuk membakamya. Tetapi proses pembakaran yang kurang sempuma dan tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempuma sehingga akan menjadi dioksin di udara. Bila manusia menghirup udara tersebut manusia akan rentan tehadap berbagai penyakit di antaranya kanker, gangguan sistem syaraf, hepatitis, pembengkakan hati, dan gejala depresi. Permasalahan ini harus segera mendapat penanganan dan perlu adanya peran aktif masyarakat sekitar untuk mengatasi fenomena sampah plastik. Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk menjawab dari persoalan sampah plastik yang sekarang semakin menggunung salah satunya adalah dengan cara memanfaatkan sampah menjadi bahan bakar. Pemanfaatan ini dapat dilakukan dengan teknik pirolisis, yaitu suatu teknik yang mengkonversi limbah plastik menjadi fase cair dan gas yang dapat dimanfaatkan kembali. Teknologi pirolisis adalah proses degradasi termal tanpa adanya oksigen. Limbah plastik dipanaskan pada suhu 400 oC sampai dengan 550 oC sehingga terjadi proses perengkahan dan produk yang dihasilkan berupa gas dan minyak pirolisis. Cairan yang dihasilkan dari proses pirolisis merupakan campuran kompleks senyawa organik antara lain stirena, etil-benzena, toluena, dan lain-lain yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Proses pirolisis menghasilkan padatan yang mengandung char/residu dan bahan anorganik yang terkandung dalam bahan baku. Selain itu, pirolisis menghasilkan gas yang terdiri dari hidrokarbon, CO dan CO2 yang memiliki nilai kalor yang tinggi.

Oleh karena itu, kami berencana untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut untuk masyarakat Kabupaten Batang guna memanfaatkan sampah plastik tersebut menjadi bahan bakar, dimana bahan bakar tersebut nantinya bisa digunakan bagi para nelayan untuk menjalankan kapal penangkapan miliknya ataupun nantinya dapat diperjual belikan, selain salah satu upaya untuk menjaga lingkungan dan mengurangi sampah plastik, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan nilai perekonomian masyarakat Kabupaten Batang.

Di sisi lain, secara geografis Kabupaten Batang memiliki kekayaan alam yang cukup melimpah. Pantai laut jawa yang panjangnya ratusan kilometer dengan potensi yang cukup indah dan dataran tinggi dengan segudang panorama, bisa disulap menjadi destinasi wisata yang sangat menarik. Maka sangatlah tepat apabila Batang layak diperjuangkan untuk menjadi “Heaven of Asia” dalam program “Visit Batang 2022”. Sektor Pariwisata menjadi impian besar bagi Pemerintah Kabupaten Batang, oleh karena itu sebagai masyarakat tentunya harus mendukung program tersebut dengan memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan sampah plastik yang kian hari kian menggunung. Karena kurang sedap dipandang jika di destinasi wisata terdapat gundukan sampah.

Permasalah sampah plastik semakin hari semakin memprihatinkan, dimana dilansir dari AYO SEMARANG.COM Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Batang Agus Riyadi menuturkan bahwa masyarakat Kabupaten Batang setiap harinya menghasilkan sampah sekitar 400 m3 atau setara dengan 400 ton. Jika hal ini dibiarkan terus menurus maka tentunya akan mengganggu kestabilan lingkungan dan tingkat sanitasi masyarakat yang menurun. Salah satu sampah yang mendominasi adalah sampah plastik, dimana plastik memerlukan waktu yang lama untuk terurai. Selama ini upaya penanggulangan sampah di Kabupaten Batang sudah banyak dilakukan, salah satunya adalah memanfaatkan sampah plastik menjadi ecobrick, namun program tersebut dirasa belum optimal untuk menanggulangi semakin banyaknya sampah plastik, oleh karena itu perlu adanya konsep baru untuk daur ulang sampah dan salah satu solusi yang dianggap tepat untuk diterapkan di Kabupaten Batang adalah melalui pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar menggunakan teknik pirolisis sederhana.

Keunggulan yang ditawarkan alat pirolisis sederhana ini adalah alat dapat diaplikasikan dengan mudah serta masyarakat dapat membuat alat secara mandiri menggunakan alat-alat sederhana dan barang-barang bekas. Dimana alat ini bisa dibuat secara sederhana menggunakan kaleng bekas roti ataupun drum tidak terpakai kemudian bagian atasnya dilubangi dan diberi pipa besi L. Pipa ini dibuat panjang agar fraksi plastik yang menguap bisa terkondensasi dan mencair memjadi BBM. Bagian ujung pipa diberi penampung sederhana.

Keunggulan alat pirolisis sederhana ini dibandingkan dengan penemuan sebelumnya adalah untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dan uap tidak banyak keluar, pada rancangan alat pirolisis sederhana ini diberi karet filler yang konsepnya seperti pada panci presto.

Nama : Fella Suffa Azzahra
Alamat : Dukuh Liyangan RT 04/RW 03, Desa Subah, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang
No. Telepon : 085226499033