Katorang Sakti (Kacamata Tongkat Sakti)

Banyak tunanetra di indonesia yang masih menggunakan tongkat kayu dan tongkat jenis biasa the white cane sebagai alat bantu jalan mereka dikehidupan sehari harinya, tanpa mereka sadari mereka dapat celaka dalam menggunakan tongakat tersebut, apalagi pada saat mereka berpergian keluar rumah (jalan raya) dimasa pandemi ini.Mereka tidak tahu jarak mereka dengan orang lain yang nantinya dapat meningkatkan kasus covid-19. Menyiasati hal tersebut kami membuat suatu alat yang dapat digunakan tunanetra, sebagai alat bantu jalan sekaligus alat untuk berjaga jarak (sosial distancing) dengan memodifikasi tongkat jenis "THE WHITE CANE dan Kacamata hitam"yang sudah disertai dengan sensor ultrasonic. Yang nantinya dapat menentukan jarak antara mereka dengan orang lain, dikarenakan setiap sensor pada tongkat memiliki jarak sekitar 50cm sedangkan untuk kacamata berjarak 1,5m.

Di Indonesia sendiri masih banyaktunanetra yang membutuhkan sebagian alat untuk membimbing mereka berjalan. Dikarenakan pada kondisi fisiknya yang memiliki kekurangan, maka dibutuhkan alat yang dapat membantu mereka dalam beraktivitas sehari hari.Ditambah lagi di Indonesia banyak benda yang ada di jalan, sehingga dapat menganggu aktivitas mereka dalam berjalan. Seorang tunanetra juga harus mandiri, apabila tidak ada orang yang membantunya. Sehingga dengan kemandirian, mereka harus dibantu dengan pembuatan alat yang dapat mendeteksi benda-benda yang ada di sekitarnya.

 
Pada umumnya tongkat yang digunakan tunanetra adalah tongkat  jenis THE WHITE CANE yaitu tongkat yang dapat dilipat lipat. Pada masa sekarang ini semua orang, tidak  terkecuali para tunanetra untuk saling social distancing. Dikarenakan merebaknya virus covid 19 di Indonesia. Dan karena itu para tunanetra harus memiliki suatu alat yang di gunakan untuk mendeteksi jarak. Maka kita membuat suatu alat yang dapat digunakan untuk memberi intruksi ke tunanetra supaya bisa menjaga jarak. karena tongkat dan kacamata tersebut sudah di lengkapi dengan sensor ultrasonic.


Menyiasati akan bertambahnya kasus covid 19 di Indonesia, membuat para tunanetra takut untuk keluar rumah. Dikarenakan tidak adanya jaga jarak satu sama lainnya. Oleh karena itu para tunanetradi buatkan suatu tongkat dan kacamata yang dapat mendeteksi jarak untuk mencegah berkerumun. Pada masa pandemi covid-19 semua orang diharuskan berjaga jarak antara satu sama lain. Sehingga dengan dibuatnya tongkat dan kacamata ini para tunanetra dapat mengikuti aturan tersebut, yakni melakukan jaga jarak. karena tongkat tersebut memiliki sistem yang dapat mendeteksi suatau halangan yang berjarak 1,5 meter untuk kacamata dan 50 cm untuk tongkat.


Dengan latar belakang diatas penulis mempunyai gagasan untuk membuat tongkat tunanetra dengan diberi sinar ultrasonik atau alat pendeteksi agar para tunanetra tidak bersusah payah lagi dalam berjalan. Dan dilengkapi dengan kacamata yang dapat mendeteksi suatu halangan yang ada di depannya. Sehingga dengan pembuatan tongkat ini dapat mengurangi angka kecelakaan tunanetra dan jaga jarak pada masa pandemi covid-19 ini. Ditambah lagi penularan covid di Indonesia semakin bertambah. Maka penulis membuat gagasan”pembuatan tongkat pintar”, agar dapat mengatasi hal tersebut.

Keunggulan
Pemanfaatan KATORANG SAKTI mempunyai nilai lebih sebagai berikut:

  • Termasuk riset teknologi yang dikembangkan 
  • Memudahkan para tunatetra untuk menghindari halangan benda yang ada dijalan.
  • Dapat mendeteksi benda yang ada di depannya sehingga pengguna dapat menjaga jarak

Nama : Dicky Kurniawan
Alamat : Jl.Mejobo ,Ds.mlati lor ,Kec.kota ,Kab.kudus
No. Telepon : 087720390894