Peternakan puyuh selama ini akrab dengan bau kotoran ternaknya. Lokasi kandang sebaiknya jauh dari keramaian dan permukiman penduduk. Selain karena bisa mencemarkan udara dengan baunya, jarak yang dekat ini juga bisa membuat puyuh terganggu dan mudah stres akibat adanya suara bising dari permukiman manusia.

Banyak cara yang telah dilakukan oleh peternak dalam mengendalikan bau kotoran puyuh antara lain penggunaan probiotik pada pakan, pemberian serbuk pengendali bau pada kotoran puyuh.  Kotoran puyuh telah diproses menjadi pupuk, digunakan sebagai bahan pakan ikan lele. 

Kegiatan rutin yang cukup membutuhkan waktu dalam pemeliharaan puyuh salah satunya adalah mengumpulkan kotoran puyuh. Data di lapangan setiap 1000 ekor puyuh memerlukan waktu 60-90 menit untuk kegiatan tersebut.  Disamping itu peternak harus menyediakan tempat khusus untuk penampungan kotoran dengan resiko sebagai sumber bau.

Maggot BSF adalah larva dari lalat tentara hitam (Black Soldier Fly) atau belatung yang mempunyai kesukaan makan sampah organik dan kotoran ternak termasuk di dalamnya adalah kotoran puyuh. Maggot Bsf setelah dianalisa mengandung protein tinggi  sehingga dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak. Pada saat mendekati fase prepupa maka maggot berusaha untuk mencari tempat yang kering dan memisahkan diri darilarva yang masih muda.

Dengan kenyataan tersebut di atas dapat diupayakan adanya alat sebagai pengganti alas kandang yang ditempati maggot agar dapat difungsikan sebagai “pembantu pengambil kotoran sekaligus pengolah kotoran menjadi bahan pakan ternak”  yang diberi nama Magic Leklang.

1. Magic Leklang akan menghemat tenaga kerja karena peternak tidak perlu membersihkan kotoran puyuh setiap hari
2. Meningkatkan nilai tambah kotoran puyuh menjadi bahan pakan
3. Adanya pupuk bekas kotoran maggot
4. Ramah lingkungan