Dawa' Healing Balm

Indonesia adalah negara dengan kekayaan alam yang terbentang luas. Mulai dari hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, dan kelautan menghasilkan SDA yang dapat dimanfaatkan baik secara langsung atau sebagai bahan baku produk olahan. Namun sayangnya, kekayaan alam ini tidak semuanya bisa dimanfaatkan secara maksiimal. Sebut saja sarang lebah liar. Umumnya pemburu madu hanya fokus pada madunya saja. Adapun sarangnya mereka campakkan begitu saja.

Berdasarkan literatur, sarang lebah dapat diekstrak untuk menjadi bahan baku perawatan kulit. Dengan aktifitas anti-bakteri dan anti-jamur sangat cocok untuk keluhan-keluhan kulit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. Terlebih lagi, sejarah telah membuktikan bahwa produk ala mini telah digunakan masyarakat  mesir kuno untuk mumifikasi jenazah Fir’aun.

Dilem/ Nilam (Pogostemon cablin Benth.) termasuk dari hasil alam Indonesia yang diminati oleh penggiat aromaterapi dan perfumery. Tanaman ini tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Minyak atsiri dari tanaman ini kaya manfaat kesehatan kulit dan saraf pusat. Sayangnya, petani lokal hanya menikmati sedikit dari hasil menanam dan menyuling minyak ini. Minyak nilam umumnya hanya  diekspor sebagai raw material. Padahal jika diolah, maka akan mendapatkan nilai tambah yang jauh lebih besar.

Dari dua alasan inilah inovasi kami bermula. Untuk memaksimalkan manfaat sarang lebah liar yang terbuang percuma dan menaikkan nilai jual minyak nilam juga hasil SDA lainnya, maka kami hadirkan inovasi balsam untuk keluhan kulit masyarakat tropis, DAWA’ Healing balm.

 

1.1 Masalah/kebutuhan di masyarakat yang ingin diselesaikan

1.1.1. Penyakit/ keluhan kulit masyarakat tropis.

1.1.2. Produk (obat/ kosmetik) untuk mengobati penyakit kulit.

Sudah banyak obat/ kosmetik untuk mengobati penyakit kulit. Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit kulit biasanya terdiri dari dua jenis yaitu oles (termasuk semprot) dan minum (pil dan tablet).

Namun sayangnya, dari sekian banyak produk yang ditawarkan hampir keseluruhannya adalah berbahan dasar sintetis/ semisintetis yang sudah pasti memberikan efek samping, baik dalam waktu jangka pendek/ jangka Panjang. Sedikit sekali yang berbahan dasar alami. Lebih-lebih sangat sedikit yang berbahan baku lokal.

1.1.3. Produk (obat/ kosmetik) berbahan alami tanpa efek samping.

Dawa’ Healing Balm adalah sebuah inovasi unggulan yang mampu bersaing dan menjadi solusi bagi sekian keluhan penyakit kulit bagi masyarakat Indonesia. Produk ini berbahan dasar sarang lebah liar yang untuk saat ini kami ambil dari Sumatera Barat karena pengepul madu di sana belum bias mengolahnya dengan maksimal. Sarang lebah liar ini kami ekstrak dan kami kombinasikan dengan ekstrak daun dilem (Pogostemon cablin) yang banyak ditanam di daerah Batang. Sampai saat ini ekstrak daun dilem ini umumnya diekspor dalam bentuk raw material sebagai bahan baku parfum.

1.1.4. Mengolah SDA Indonesia yang belum dimanfaatkan secara maksimal

Sarang lebah liar yang merupakan bahan utama produk inovasi kami adalah SDA Indonesia yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Kami mendapatkan bahan baku ini dari pengepul madu liar di Sumatera Barat. Selama ini mereka hanya fokus pada madunya saja sedangkan sarang yang sudah diperas diambil madunya dibiarkan begitu saja. Padahal ekstrak sarang lebah memiliki banyak manfaat diantaranya anti-bakteri, anti-mikroba, dan anti-jamur yang cocok untuk mengobati penyakit kulit masyarakat tropis.

1.1.5. Meningkatkan nilai SDA Indonesia yang selama ini hanya diimpor dalam bentuk raw-material saja.

Pun dengan dilem. Dilem adalah sebutan masyarakat Jawa Tengah (khususnya Kabupaten Batang) untuk minyak dari daun nilam. Minyak ini umumnya hanya diekspor dalam bentuk raw material untuk industry parfum. Padahal jika diolah bersama dengan ekstrak sarang lebah liar, maka akan menghassilkan produk perawatan kulit yang alami, aman, mengangkat kekayaan alam Jawa Tengah dan Indonesia.

1.1  Solusi yang ditawarkan dari produk yang diajukan

      1. Memproduksi obat penyakit kulit yang cocok untuk masyarakat tropis, Indonesia.

Setidaknya, menurut beberapa literatur, penyakit kulit daerah tropis ada 10 macam, diantaranya: panu, kurap, kudis, eksim, herpes, dan kusta/ lepra. Dimana, dari keseluruhan penyakit di atas, benang merahnya adalah penyakit yang disebabkan oleh serangan jamur, bakteri, dan virus.

Ekstrak sarang lebah liar adalah bahan alami yang memiliki aktifitas anti-bakteri dan anti-jamur. Adapun ekstrak daun dilem memiliki aktifitas anti-inflamasi, anti-mikroba, antiphlogistic, antiseptic, antitoxic, antivirus, bakterisida, cicatrisant, dan fungisida. Kombinasi kedua bahan ini sangat cocok untuk mengobati seluruh penyakit kulit masyarakat tropis secara alami dan aman tanpa efek samping.    

      1. Memproduksi obat penyakit kulit yang alami dan aman, rendah/ tanpa efek samping.

Produk inovasi kami adalah ramuan herbal yang 100% menggunakan bahan alami dan 80% diambil dari alam Indonesia.

        1. Bahan Utama
  1. Ekstrak sarang lebah liar
  2. Ekstrak daun dilem
        1. Bahan pendukung
  1. Minyak kelapa
  2. Minyak zaitun
  3. Natural Parfum, parfum alami hasil kombinasi dari beberapa minyak atsiri pilihan.
      1. Memproduksi obat penyakit kulit dengan bahan baku utama adalah SDA lokal alam Indonesia.
        1.  Bahan Utama
  1. Sarang lebah liar. Bahan ini banyak ditemukan di hutan-hutan Indoensia. Untuk saat ini kami memerolehnya dari Sumatera Barat. Di tempat pengepul madu liar (tempat kami membeli sarang lebah), setelah sarang lebah diperas madunya, maka sarang ditinggalkan begitu saja.
  2. Ekstrak daun dilem. Bahan ini tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Di pulau Jawa, bahan ini dapat diperoleh di Kabupaten Batang, tepatnya daerah Bandar dan sekitarnya.
        1. Bahan pendukung

Minyak kelapa adalah minyak yang kaya akan manfaat kesehatan dan kecantikan. Dalam inovasi kami, minyak kelapa bersama minyak zaitun digunakan untuk mengkondisikan ekstrak sarang lebah agar tidak terlalu keras dan mudah dioleskan ke kulit. Jawa Tengah adalah salah satu daerah penghasil minyak kelapa besar sampai-sampai ekspor ke Uzbekistan [sumber].

1.2 . Sejarah inovasi dan pengembangan produk

Bermula dari anak pertama kami (saat itu usia 1,5 th) mengalami ruam popok yang sangat parah di daerah selangkangan. Berbekal ilmu aromaterapi yang saya pelajari, maka saya buat racikan balsem untuk ruam popok dengan bahan-bahan yang saya sebutkan di atas.  Setelah pemakaian rutin, ruam popok anak kami berangsur-angsur memudar. Dalam waktu 2 bulan, kulit anak kami kembali mulus lagi.

Formula yang sama saya pakai untuk mengobati kaki istri saya yang memiliki keluhan kulit pecah-pecah dan kutu air. Setiap selesai mencuci manual, kaki istri saya sering kutu air. Adapun setiap mulai pancaroba dan selama musim kemarau, tumit kakinya sering pecah-pecah. Setelah rutin menggunakan balsam ini, maka keluhan di kakinya mulai memudar dan kulitnya kembali halus lagi.

Berbekal dari dua pengalaman berharga ini, kami memberanikan diri menawarkan produk ini ke teman-teman kami yang mengalami keluhan yang sama bahkan keluhan kulit lain yang jauh labih parah. Testimoni keberhasilan produk ini kami lampirkan di bagian lampiran.

4.1 100% alami

      1. Bahan Utama
  1. Ekstrak sarang lebah liar
  2. Ekstrak daun dilem
      1. Bahan pendukung
  1. Minyak kelapa
  2. Minyak zaitun
  3. Natural Parfum, parfum alami hasil kombinasi dari beberapa minyak atsiri pilihan.

 

4.2 Dominasi bahan baku lokal

      1. Bahan Utama
  1. Ekstrak sarang lebah liar
  2. Ekstrak daun dilem
      1. Bahan pendukung
  1. Minyak kelapa

 

4.3 Tanpa pengawet

Sebenarnya, pemanfaatan ekstrak sarang lebah bukan hal baru. Sudah sejak jaman Mesir kuno, ekstrak sarang lebah digunakan baik untuk kosmetik atau bahkan untuk mumifikasi [literatur]. Kalua mumi saja bisa dengan ekstrak sarang lebah bisa awet ribuan tahun, apalagi hanya dengan produk inovasi kami.

Semua komponen inovasi kami adalah berbasis minyak. Hal ini kami pilih untuk menghindari cemaran mikroba yang umummnya mudah masuk ke produk berbasis air atau gabungan antara air dan minyak.

Esktrak daun dilem memiliki aktifitas anti-mikroba, antiseptic, antivirus, bakterisida, dan fungisida. Hal ini melengkapi kekuatan produk inovasi ini untuk mempertahankan diri dari proses pembusukan oleh bakteri atau jamur (kadaluarsa) sekaligus mengobati penyakit kulit bagi yang menggunakannya.

Nama : Muhammad Bachtiar Rifai
Alamat : Kradenan Gg 3, Jalan Pelita I No. 307 A, Buaran Kradenan
No. Telepon : +6285640207183