TRAFFIC LIGHT INTEGRATION SYSTEM (SISTEM INTEGRASI LAMPU LALU LINTAS)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistika tahun 2017, jumlah kendaraan mobil penumpang, mobil barang, mobil bis, dan sepeda motor di Indonesia memilki
jumlah 137.211.818 unit dan data pada tahun 2018 mencapai jumlah 146.858.759 unit, itu artinya jumlah kendaraan di Indonesia meningkat hingga 9,6 juta
unit kendaraan pertahun yang menyebabkan masalah lalu lintas, yaitu kemacetan. Berdasarkan INRIX 2017 Traffic Scorecard, masyarakat Indonesia rata–rata
menghabiskan waktu terjebak macet di jalan sampai 51 jam dalam satu tahun. Hal ini menyebabkan kemacetan di Indonesia berada diurutan kedua terparah
di dunia setelah Thailand. Masalah ini sangat merugikan masyarakat baik dari segi waktu, bahan bakar, kesehatan hingga psikologi masyarakat.
Salah satu penyebab kemacetan ialah lampu lalu lintas yang statis dan tidak dapat menyesuaikan dengan volume kepadatan kendaraan. Dengan Traffic Light
Integeration System, waktu setiap lampu lalu lintas dapat otomatis menyesuaikan dengan volume kepadatan setiap sisi persimpangan. System ini juga
dilengkapi dengan aplikasi kontrol dan monitoring berbasis IoT (Internet of Things) yang dapat digunakan pihak kepolisian untuk mengintegrasikan dan
mengendalikan lampu lalu lintas secara menyeluruh. Diharapkan dengan sistem ini kemacetan lalu lintas karena kepadatan di persimpangan atau keadaan
darurat dapat teratasi dengan real time secara menyeluruh.
Kata kunci : Kemacetan, Lampu lalu lintas, Internet of Things, Traffic Light Integration System.

Latar Belakang
Pada era revolusi industri 4.0 saat ini, otomatisasi dan pertukaran data terkini menjadi tren yang terus berkembang dan digunakan manusia. Dengan didukung
jaringan internet yang semakin cepat dan luas, kontrol dan monitoring perangkat jarak jauh sangat memungkinkan melalui salah satu mekanisme dari lingkup
industri 4.0 yaitu Internet of Things.
Saat ini Internet of Things terus berdampak untuk berbagai bidang kehidupan, salah satu penerapan Internet of Things dibidang tranportasi adalah
autonomous car yang saat ini terus dikembangkan oleh berbagai pihak. Penerapan Internet of Things dibidang transportasi menjadi inovasi yang memudahkan
pengguna, namun ternyata dibalik kemudahan yang disediakan terdapat permasalahan transportasi yang belum bisa teratasi, permasalahan tersebut adalah
kemacetan lalu lintas.
Kemacetan lalu lintas memunculkan dampak negatif bagi pengguna jalan, mulai dari kerugian waktu, pemborosan bahan bakar, polusi udara dan suara,
mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans, dan menyebabkan gangguan kesehatan dan psikologi bagi pengguna jalan.
Salah satu penyebab kemacetan adalah lampu lalu lintas. Sistem lampu lalu lintas yang statis dan tidak dapat menyesuaikan dengan kondisi kepadatan lalu
lintas saat itu menyebabkan penumpukan kendaraan berlebih. Berdasarkan wawancara yang kami lakukan pada hari Kamis, 27 Juni 2019 kepada Anggota
Dikyasa Satlantas Purbalingga atas nama Bapak Teguh Priyanto, kami mendapatkan pernyataan bahwa jika kondisi kemacetan parah di persimpangan jalan,
pihak kepolisian mempunyai wewenang untuk tidak menggunakan lampu lalu lintas yang ada. Polisi akan mengatur manual arah jalan mana yang jalan lebih
dulu dan arah jalan mana yang harus menyesuaikan.
Untuk itu dibutuhkan sistem lampu lalu lintas yang lebih efektif dan efisien. Dengan Traffic Light Integeration System, waktu setiap lampu lalu lintas dapat
otomatis menyesuaikan dengan volume kepadatan setiap sisi persimpangan. Sistem ini dilengkapi dengan aplikasi kontrol berbasis IoT (Internet of Things)
yang dapat digunakan pihak kepolisian untuk mengintegrasikan dan mengendalikan lampu lalu lintas secara menyeluruh di sebuah kota. Tidak hanya itu,
inovasi ini juga dilengkapi dengan sistem warning agar tidak ada kendaraan yang berhenti di zebra cross karena dapat menyebabkan kemacetan.
Sehingga dengan sistem ini kemacetan yang disebabkan kepadatan lalu lintas atau dalam keadaan darurat akan mudah teratasi secara real-time
dan menyeluruh.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Zulfikar, Tarmizi dan Agus Adria Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala tahun 2011,
dengan judul karya “Perancangan Pengontrolan Traffic Light Otomatis”. Alat Penelitian tersebut menjelaskan tentang pengontrolan lampu lalu lintas otomatis
yang bisa mendeteksi panjangnya antrian kendaraan dan melakukan otomatisasi sesuai dengan keadaan lalu lintas saat itu. Apabila dibandingkan dengan
penelitian yang kami lakukan memiliki keunggulan diantaranya selain lampu lalu lintas melakukan otomatisasi sesuai dengan keadaan lalu lintas saat itu, juga
dapat dikontrol dan dintergrasikan secara luas dan real time melalui aplikasi berbasis Internet of Things oleh pihak kepolisian lalu lintas. Inovasi kami
dilengkapi dengan 2 sistem monitoring, pertama dari sensor yang terdapat disisi jalan dan kedua dari google maps traffic yang telah kami hubungkan di
aplikasi kami. Untuk pengkontrolan lampu lalu lintas juga dapat menggunakan 2 mode pengaturan lampu lalu lintas, pertama mode manual dimana
pengaturan waktu akan dilakukan oleh pihak kepolisian dan kedua mode otomatisasi dengan konsep machine learning secara terintegrasi antara satu
persimpangan dengan simpangan lainnya sehingga kemacetan lebih cepat teratasi. Kemudian sistem yang kami buat juga dilengkapi sistem warning jika ada
kendaraan yang berhenti di zebra cross karena dapat menyebabkan kemacetan.

Nama : Singgih Ardiansyah
Alamat : SMK NEGERI 1 PURBALINGGA purbalingga
No. Telepon : 088225492972