Inovasi Wayang Bathok Sebagai Media Edukasi Budaya dan Pelestarian Folklore Pati

Inovasi Wayang Bathok adalah sebuah solusi tepat untuk menjawab permasalahan aktual masyarakat di masa pandemi ini, terutama kegundahan keluarga - keluarga yang memiliki anak - anak usia sekolah. Sekolah yang dilakukan secara daring yang berkepanjangan menjadikan mereka jenuh dan butuh hiburan segar. Dampaknya mereka menjadikan kamar sebagai dunianya dan gadget sebagai satu - satunya alternatif hiburan. Hal inilah yang sekarang membentuk pribadi mereka menjadi seorang yang egois, emosional, kurang bersosialisasi, pemalas, kecanduan game online dan semakin tidak paham budaya, folklore dan kearifan budayanya. 

Uji coba pentas Wayang Bathok secara offline di beberapa sekolah dan komunitas budaya sesuai prokes pemerintah, ternyata memberikan sebuah kesimpulan menarik terkait solusi permasalahan aktual di masyarakat tersebut. Selama proses pertunjukan, anak - anak sangat tertarik dan bahkah terjadi interaksi yang komunikatif. Mereka bahkan mampu memalingkan diri dari gadget selama proses mendongeng menggunakan Wayang Bathok berlangsung.Kondisi ini menjadi semakin luar biasa ketika pentas selesai dan mereka secara suka rela membantu membereskan Wayang Bathok dan properti lainnya, bahkan membersihkan ruangan kembali seperti semula tanpa diminta atau disuruh. 

Prototype Wayang Bathok ini sendiri hanya memiliki 3 (tiga) tokoh sebagai media mendongeng dengan lakon berdasarkan ratusan koleksi folklore yang kami kumpulkan selama 10 tahun ini di Kabupaten Pati. Sementara untuk membuat seperangkat properti Wayang Bathok dan pendukungnya, hanya membutuhkan biaya sekitar Rp 3.970.000,- Bahan baku utama pembuatan Wayang Bathok adalah tempurung kelapa yang sangat melimpah terutama di wilayah Pati Utara sebagai sentra kelapa kopyor. Inovasi utama Wayang Bathok terdapat pada bahan baku pembuatan Wayang adalah tempurung kelapa, pemasangan gotri di sendi kepala yang memungkinkan gerakan wayang menjadi mobile dan dinamis. Di dukung bentuk tubuh wayang yang lebih proporsional, rambut yang memakai rambut asli, dan kostum yang mewakili idola anak - anak di dunia game online, ternyata membuat anak - anak sangat tertarik dan percaya. Kondisi ini ternyata lebih mudah menggiring anak - anak menyerap edukasi budaya yang Kami selipkan selama mendongeng.

 

 

 

Berdasarkan Babat Pati dan kitab Babat lainnya, Kabupaten Pati termasuk Kota Tua yang pada tahun ini genap berusia 698 tahun. Hal ini sesuai dengan Perda Kabupaten Pati Nomor 2 Tahun 1994  tentang Hari Jadi Kabupaten Pati yaitu tanggal 6 Agustus 1323. Di usianya ini, Kabupaten Pati memiliki 401 Desa dan 5 Kelurahan, menyimpan ragam cerita sejarah dan folklore yang jumlahnya mencapai ratusan, karena hampir bisa dipastikan, bahwa 1 (satu) desa memiliki 1 (satu) cerita rakyat.

Beberapa cerita sejarah dan folklore ini telah di pentaskan oleh beberapa grup kesenian ketoprak yang jumlahnya mencapai sekitar 35 grup di Pati. Namun demikian, banyak kisah yang hanya diketahui oleh Juru Kunci situs mengenai asal muasal cerita tersebut. Selain itu, beberapa koleksi buku /arsip tentang folklore Kabupaten Pati yang disimpan di Dinas Arpusda Kabupaten Pati hilang dicuri. Oleh karenanya, perlu langkah pelestarian agar cerita sejarah dan folklore tersebut tidak hilang bersama Juru Kunci yang tutup usia.

Berbekal pengalaman selama 10 tahun aktif mengumpulkan Folklore yang ada di Kabupaten Pati dan didukung dengan pengalaman membuat handicraft berbahan baku tempurung kelapa, tercetuslah sebuah gagasan wayang bathok yang mampu menjadi sebuah icon budaya baru sebagai media mendokumentasikan dan mempublikasikan khususnya folklore Kabupaten Pati.

Konsep Inovasi Wayang Bathok adalah membuat sebuah media untuk mendongeng tentang folklore yang ada di Kabupaten Pati, yang mana pada saat mendongeng, akan diselipkan edukasi / petuah laku lampah,adat budaya,serta kearifan lokal Kabupaten Pati. Media tersebut berupa wayang / boneka 3 dimensi, serupa wayang golek yang telah ada sebelumnya. Dibandingkan dengan wayang golek, Wayang Bathok memiliki perbedaan mencolok di lakon, jumlah tokoh, bahasa, bahan baku, dan musik pengiringnya. Jumlah tokoh (prototype) hanya 3 (tiga) wayang memungkinkan pentas Wayang Bathok lebih fleksibel (in door / out door), selain itu penyampaian akan mudah dipahami karena menggunakan bahasa Indonesia campuran dialek khas Pati dan musik pengiringnya yang menggunakan musik pawon akan menjadi sesuatu yang unik, berbeda dengan wayang golek lainnya yang lakonnya adalah cerita Menak, kisah babat Parahiyangan, cerita Panji, kisah Pajajaran, dengan tokoh sebanyak lebih dari 70 wayang, memakai bahasa Sunda, berbahan baku kayu, menggunakan gamelan atau musik digital. Ketersediaaan bahan baku tempurung kelapa yang melimpah dan lebih mrah dibandingkan kayu, akan menjamin keberlangsungan produksi secara kuantitas dan kualitas.

Bidikan utama pementasan Wayang Bathok adalah anak -anak usia sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk memberi pondasi yang mampu menjadikan benteng budaya daerahnya, sekaligus memberi hiburan yang mendidik agar mampu mengalihkan mereka dari gadget di masa pandemi ini.

Disamping itu, proses produksi Wayang Bathok  ini akan memberi tambahan penghasilan untuk pengrajin, karena Wayang Bathok ini secara otomatis akan menambah varian baru craft berbahan tempurung kelapa yang telah ada.

Keunggulan inovasi Wayang Bathok adalah :

1. Lakon yang diangkat adalah folklore asli Kabupaten Pati, sehingga tujuan untuk melestarikan folklore Pati tercapai. Sedang Wayang sejenisnya mengangkat lakon menak, panji, purwa dan kisah parahiyangan.

2.Jumlah tokoh yang hanya 3, memungkinkan pentas Wayang Bathok sangat fleksibel baik in door atau out door, dan jasa pementasan pasti lebih ekonomis. Wayang sejenisnya memiliki tokoh di atas 70.

3. Bahasa yang di gunakan adalah Bahasa Indonesia campuran dialek khas Pati, ini memungkinkan lebih mudah di terima oleh anak - anak usia sekolah di Kabupaten Pati. Apalagi di tunjang beberapa tokohnya adalah yang mewakili karakter idola mereka di dunia maya (game). Wayang sejenisnya menggunakan bahasa jawa atau bahasa sunda.

4. Bahan baku Wayang Bathok menggunakan tempurung kelapa lokal yang ketersediaan bahannya melimpah, sehingga tidak akan mengganggu proses produksi dalam jangka panjang. Wayang sejenisnya menggunakan kayu mahoni, jati dan albasia.

5. Musik pengiringnya sangat unik yaitu musik Pawon. Musik yang perangkatnya menggunakan alat - alat dapur jaman dulu, seperti lumpang, alu, sotil, irus, dan mangkok - mangkok bathok yang di rangkai dengan per dan rangka kayu / bambu. Wayang sejenisnya menggunakan gamelan dan musik digital.

6. Keunggulan Wayang Bathok yang sangat menonjol adalah seluruh wayang menggunakan gotri di sendi lehernya yang memungkinkannya lebih mobile, bentuk badan lebih proporsional, rambut memakai rambut asli bukan di lukis, tidak ada jamang di mahkotanya, tanpa kelat bahu, dan beberapa tokohnya memiliki karakter tokoh game online.

 

 

 

Nama : Ratna Septi Anggrahenie
Alamat : Desa Bulungan RT 003 RW 002 Kecamatan Tayu Kabupaten Pati jawa Tengah
No. Telepon : 085201293000