Latar Belakang

Permasalahan sampah umum terjadi di beberapa negara berkembang, termasuk di negara Indonesia. Beberapa kota di Indonesia belum mampu untuk menangani permasalahan sampah yang semakin hari semakin berat, dikarenakan produksinya yang semakin meningkat seiring dengan penambahan jumlah penduduk, hal ini terjadi juga di Kota Tegal, Kota Tegal dengan luas wilayah 39,68 Km2 dan jumlah penduduk tahun 2020 sebesar 287.856, sehingga kesulitan juga dalam penyediaan lahan untuk tempat pembuatan akhir sampah.

Sebenarnya pokok permasalahan sampah bukan di sampahnya melainkan cara kita dalam mengendalikan sampah belum bisa maksimal tata kelolanya,sampah hanya berpindah tempat saja,dari rumah diangkut ke TPS diangkut lagi ke TPA Sebenarnya salah satu sumber sampah pada skala terkecil berawal dari rumah tangga dalam kawasan satu RT/RW. Apabila dipilah dari sumbernya dengan benar, kemungkinan masalah persampahan di kota akan teratasi atau minimal dapat dikendalikan.

Dengan berbagai sosialisasi dan penerapan sejak dini pada  lingkungan melalui pelatihan dan kaderisasi penggiat lingkungan disekitar kita.Semua tidak akan tercapai tanpa adanya keterlibatan Pemerintah, Masyarakat, dan Swasta.

Untuk melakukan perubahan dalam pengelolaan sampah maka perlu memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi para penggiat atau kader lingkungan yang akan menjadi penggerak didalam segala kegiatan di lingkungan.

Oleh sebab itu melalui inovasi ini, kami melakukan Inovasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui Metode 7R yang diterapkan RT.02 / RW.06 Kel.Slerok KOTA TEGAL, melalui Inovasi ini kader dapat praktek dan memahami kontek dalam pengelolaan sampah sehingga mampu menyampaikan pesan hidup bersih dan sehat secara efektif serta bernilai ekonomis kepada masyarakat yang berkelajutan.

Semoga dalam kesempatan ini,segala ulasan dan paparan menjadi renungan kita semua,bahwa sampah adalah urusan kita semua, bukan untuk diwariskan anak cucu kita,maka mulailah dari sekarang dengan program “ CEMERLANG”( Cerdas Memilah Sampah Dari Sekarang ) Untuk Masa Depan yang lebih Baik.

Keunggulan Inovasi

Berbagai dan program telah dilakukan oleh pemerintah untuk dapat memberi kesadaran akan bahaya sampah jika tidak ditangani dengan benar. Bahkan peralatan dari yang manual hingga berteknologi modern dibuat untu melakukan pengolahan sampah. Namin budaya untuk memperlakukan sampah dengan baik tidak terbentuk sehingga sampah tetap menggunung.

Maka kami memilih membangun budaya akan kesadaran sampah melalui RT  organisasi yang paling kecil dalam tatanan pemerintah melalui program cemerlang dengan metode 7R plus ( Reduce,Reuse,Recycle,Replace,Replant,Refill,dan Repair) Plus (bank sampah)

Dengan pendekatan humanis yang dilakukan setiap tatap warga serta setiap wrga berkewajiban mengingatkan pada tetangga kiri kanan maka 7R plus ini sekarang telah dapat dinikmati hasilnya oleh warga kami.

Keunggulan metode 7R plus

1. Reduce ( Mengurangi )

Mengurangi,adalah semua bentuk kegiatan / perilaku yang dapat mengurangi produksi sampah.

Contoh : Jika berbelanja ke pasar,bawalah tas dari rumah (warga berusaha menggunkan tas hasil dari pengolahan sampah )

2. Reuse ( Menggunakan kembali )

Memanfaatkan ulang bahan bekas tanpa diolah kembali bahan tersebut,misalkan barang bekas (kaleng) digunakan untuk tempat pensil,Kotak dus sepatu dibuat sebagai bungkus kado,dll.

3. Recycle ( Mengolah Kembali )

Mengolah kembali bahan matrial dasar tersebut untuk diolah lebih lanjut ,misalkan barang bekas dari kertas,sisa sampah dapur,dll yang dapat diolah menjadi Kompos.
Misalkan kegiatan pembuatan kompos skala rumah tangga dengan keranjang “Lakarunta” buatan rumahan.

4. Replace ( Menggantikan )

Menggantikan dengan bahan yang dapat dipakai berulang-ulang

( botol Tumbler ) atau mengubah kebiasaan memproduksi sampah  terutama sampah yang sulit didaur ulang dan berbahaya.

Contohnya merubah kebiasaaan menggunakan kantong / gelas Plastik,dan menggantikanya dengan gelas Kertas / bahan ramah lingkungan / bahan yang mudah terurai/ jika masih mungkin menggunkan gelas kaca

5. Replant ( Menanam Kembali )
Kegiatan penanaman kembali dengan melakukan pembuatan kompos dari limbah rumah tangga terutama sampah dapur,atau kegiatan berkebun seputar rumah agar lingkungan menjadi asri dan ikut mengurangi pemanasan Global. Bagi warga kami yang tidak memiliki lahan luas dapat menjadikan tembok rumah sebagai media untuk menenam

6. Refill ( Mengisi Kembali )

Kegiatan mengisi Kembali wadah atau produk yang dipakai,misalkan Minyak goreng,sabun susu,bedak,atau lain yang ada wadahnya.

Ibu ibu diwarga sudah terbiasa dengan membeli minyak refill, plastic refil digunakan menjadi pot tanaman sayur atau bunga.

Warga juga sudah terbiasa menjual bunga atau tanaman sayur dalam plastic bekas minyak ke bank sampah untuk dijual ke warga lain diluar warga kami.

7. Repair ( Perawatan )

Melakukan perawatan atau pemeliharaan agar tidak menambah produksi limbah.Misalkan dalam penggunaan barang agar memilih yang tidak mudah pecah ataupun rusak

Plusnya adalah Bank Sampah

Pengurus RT membentuk Pengelola Bank Sampah yang akan melakukan pegumpulan, pencatatan dan pembayaran sampah yang dikumpulkan oleh warga