D’RAMON: KOMBINASI LERAK DAN KULIT JERUK LEMON SEBAGAI SABUN CUCI ANTI MIKROBA YANG EKONOMIS DAN RAMAH LINGKUNGAN

ABSTRAK

Judul : “D’RAMON : Kombinasi Lerak dan Kulit Jeruk Lemon sebagai Sabun Cuci Anti Mikroba yang Ekonomis dan Ramah Lingkungan.

Yang melatar belakangi penelitian ini adalah banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan oleh detergen yang didominasi terbuat dari bahan kimia, terutama untuk lingkungan dan manusia. Sehingga diperlukan detergen alternatif yang berbahan alami, ekonomis dan ramah lingkungan. Karena detergen disini menggunakan bahan alami, mulai dari bahan dasar, pembawa suasana asam, pewangi, pembuat aponifikasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian disini adalah dengan metode eksperimen. Dan hasil dari penelitian ini juga kita ujikan, untuk penggunaannya kita ujikan pada manusia dan untuk air buangan dari detergen ini aman dari pencemaran tanah dan air dibuktikan dengan diujikan pada ikan dan tanaman.

Hasilnya dari detergen ini adalah dapat membersihkan tidak hanya pada pakaian tetapi juga untuk alat masak seperti panci yang berjelaga. Selain itu pada air buangannya tidak membahayakan masyarakat karena terbuat dari bahan alami. Selain itu juga dilakukan uji publik dengan mendapatkan hasil yang memuaskan.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah D’Ramon detergen yang terbuat dari lerak dan kulit jeruk aman dan nyaman digunakan, mempunyai harga yang ekonomis serta ramah lingkungan.

 

Kata Kunci :  Detergen, Lerak, Ramah Lingkungan

LATAR BELAKANG 

Detergen merupakan campuran berbagai bahan yang digunakan untuk membantu membersihkan sesuatu. Pada mulanya, bahan detergen hanya terbuat dari air, minyak dan bahan kasar seperti pasir basah. Pada tahun 1913, detergen mulai menggunakan bahan sintetis, hal ini dipelopori oleh A Reychler, seorang ahli kimia dari Belgia.

Salah satu bahan sintetis yang sering digunakan untuk membuat detergen adalah surfaktan (surface active agent).Surfaktan merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai kemampuan berbeda, yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga memudahkan proses pelepasan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Akan tetapi, bahan aktif tersebut juga memiliki dampak negatif terhadap kesehatan manusia, yaitu dapat menyebabkan permukaan kulit menjadi kasar, hilangnya kelembaban alami pada kulit, meningkatkan permeabilitas permukaan kulit, berpengaruh terhadap kerja hormon pada tubuh sehingga dapat mengakibatkan masalah pada kemampuan reproduksi (pada pria dapat menyebabkan penurunan jumlah dan kualitas sperma), penyakit asma, penyakit kulit, alergi, bahkan kanker hati, mengiritasi sistem pernapasan manusia, dan dapat menyebabkan mual.

Selain dampak negatif terhadap kesehatan manusia, terdapat pula dampak negatif bagi lingkungan diantaranya bahan surfaktan sulit terurai di alam sehingga dapat menimbulkan masalah keracunan pada biota air dan dapat merusak organ pernafasan (insang) pada ikan. Busa detergen dari bahan kimia yang dibuang ke sungai dapat menyebabkan kontak air dan udara menjadi terbatas sehingga menurunkan proses pelarutan oksigen ke dalam air. Hal ini mengakibatkan organisme didalam air menjadi kekurangan oksigen sehingga bisa menimbulkan kematian. Selain itu, dapat pula menyebabkan biota sungai dan laut mengalami mutasi gen.

Oleh karena itu, diperlukan alternatif detergen yang berbahan alami serta ramah lingkungan. Buah lerak (Sapindus rarak DC.) merupakan salah satu bahan alami yang digunakan sebagai detergen tradisional dengan kandungan zat aktif utama saponin sehingga dapat menghasilkan busa.Penggunaan buah lerak sebagai foaming agent atau penghasil busa pada detergen merupakan salah satu alternatif.

Saponin merupakan senyawa glikosida triterpenoida ataupun glikosida steroid. Senyawa ini merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa.Saponin banyak ditemukan pada tumbuhan. Saponin memiliki karakteristik berupa buih sehingga jika direaksikan dengan air dan dikocok akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut dalam air. Racun dalam saponin yang disebut sapotoksin berfungsi sebagai insektisida yang berperan aktif dalam menekan laju pertumbuhan dan perkembangan tungau penyebab sakit scabies.Senyawa saponin, alkaloid, ateroid, dan triterpene berfungsi sebagai antijamur, antiseptik, antioksidan, dan antivirus.

Saponifikasi adalah proses pembuatan sabun melalui hidrolisis lemak/minyak dengan menggunakan basa kuat (baking soda). Dengan saponifikasi maka dapat tercipta suatu produk detergen yang ramah lingkungan sehingga tidak mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan maupun kesehatan manusia.

Produk inovasi ini menggunakan bahan dasar lerak dan kulit jeruk lemon karena kandungan kimiawi dari kedua tanaman tersebut. Daging buah lerak mengandung triterpene, alkaloid, stereoid, antrakinon, tanin, fenol, flavonoid, dan minyak atsiri. Sementara kulit buahnya mengandung alkaloid dan polifenol. Kulit batang dan daun tanaman lerak mengandung tanin. Senyawa aktif yang terdapat pada  buah lerak adalah senyawa-senyawa dari golongan saponinsehingga sangat cocok digunakan sebagai bahan detergen alami untuk mencuci pakaian.

Salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai bahan aktif sabun cair adalah kulit lemon (Citrus limon L.). Lemon merupakan tanaman obat yang dibudidayakan karena mengandung alkaloid yang memiliki aktivitas antibakteri. Buah lemon yang dimanfaatkan pada inovasi ini yakni bagian kulit yang mengandung D-limonene dengan kadar 64%. Jumlah ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan kandungan D-limonene pada kulit jeruk nipis dengan kadar 17,7%, maupun jeruk manis dengan kadar 41%. Kandungan lainnya yang juga dapat ditemukan diantaranya adalah senyawa α-pinene, β-pinene, γ-terpinene, sitral, linalool, 2-cyclohexen-1-ol, dan senyawa lainnya dengan kadar yang rendah.Kandungan tersebut memiliki sifat antifungi, antivirus, antibakteri. Senyawa dalam kulit jeruk lemon diduga dapat bersifat toksik bagi kelangsungan hidup beberapa mikroorganisme seperti E. coli, S. aureus, A. niger, M. luteus, P. vulgaris, C. albicans, dan D. hansenii.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dibuatlah sebuah inovasi di bidang kesehatan, obat-obatan, dan kecantikan dengan judul “D’ramon: Kombinasi Lerak dan Kulit Jeruk Lemon Sebagai Sabun Cuci Anti Mikroba yang Ramah Lingkungan”. Adapun tujuan utama dari pembuatan produk inovati ini adalah untuk memberikan alternatif kepada masyarakat yang berkaitan dengan penggunaan sabun cair yang alami, antimikroba dan ramah lingkungan sebagai pengganti detergen berbahan kimia yang berpotensi destruktif terhadap lingkungan.

KEUNGGULAN INOVASI

Keunggulan produk inovasi ini terletak pada banyaknya manfaat bahan alami yang digunakan, yaitu buah lerak dan kulit jeruk lemon, terutama untuk lingkungan dan kesehatan. Seperti yang sudah diketahui masyarakat bahwa buah lerak sejak jaman dahulu sudah dimanfaatkan sebagai detergen alami. Tumbuhan lerak (Sapindus rarak De Candole) berasal dari Asia Tenggara. DI Indonesia dikenal dengan berbagai nama diantaranya lamuran (Palembang), lerak/klerek (Jawa), rerek (Jawa Barat).

Taksonomi tanaman lerak yaitu :

Divisi               : Spermatophyta

Sub divisi        : Angiospermae

Kelas               : Dicotyledon

Sub kelas        : Rosidae

Bangsa            : Sapindales

Suku                : Sapindaceae

Marga             : Sapindus

Jenis                : Sapindus rarak DC (Quattrocchi, 2017)

Kandungan kimiawi tanaman lerak sebagai berikut : daging buah mengandung triperten, alkaloid, steroid, antrakuinon, tanin, fenol, flavonoid, dan minyak atsiri. Kulit buah, biji, kulit batang dan daun lerak mengandung saponin dan flavonoid. Kulit buah juga mengandung alkaloid dan polifenol. Kulit batang dan daun lerak mengandung tanin. Senyawa aktif yang telah diketahui dari buah lerak adalah senyawa-senyawa dari golongan saponin dan sesquiterpen (Supriyadi, 2017). Berikut adalah rumus struktur dari saponin (terlampir)

Kandungan saponin pada buah lerak dapat berfungsi sebagai sabun alami karena menghasilkan glikosid yang dapat berbuih dengan indeks busa yang tinggi apabila digoncangkan. Glikosid alami dari saponin dibagi menjadi dua jenis, yaitu glikosida triterpenoid alkohol dan glikosida struktur steroid. Kedua jenis saponin ini mempunyai sifat larut dalam air dan alkohol tetapi tidak larut dalam eter. Glikosid triterpenoid alkohol atau saponin triterpenoid alkohol merupakan penyusun utama buah lerak. Saponin pada dagung buah lerak yang mempunyai sifat larut dalam air dan berbuih tinggi dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat sebagai sabun alami (Solikhin et al., 2011).

Saponin pada buah lerak yang mudah larut dalam air akan memberikan dampak yang baik apabila masuk ke dalam lingkungan, yaitu tidak akan mencemari lingkungan. Racun dalam saponin yang disebut sapotoksin berfungsi sebagai insektisida yang berperan aktif dalam menekan laju pertumbuhan dan perkembangan tungau. Senyawa saponin, alkaloid, ateroid, dan triterpene berfungsi sebagai antijamur, antiseptik, antioksidan, dan antivirus.

Sejauh ini pemanfaatan buah lerak sebagai pengganti detergen berupa buah lerak utuh yang direndam bersama kain atau pakaian yang akan dicuci. Penambahan kulit jeruk lemon pada proses pembuatan sabun cair ini merupakan salah satu inovasi dalam pemanfaatan buah lerak sebagai detergen. Kulit jeruk lemon memiliki kandungan alkaloid yang bersifat antimikroba. Dengan adanya penambahan kulit jeruk lemon maka akan menambah daya guna pada sabun cair yaitu sebagai antijamur dan antibakteri, selain itu juga mengurangi bau menyengat dari buah lerak itu sendiri.

Sabun cair D’Ramon memiliki wujud berupa cairan pekat yang praktis dan mudah digunakan. Penggunaan sabun cair D’Ramon dalam jangka waktu lama tidak akan menimbulkan iritasi pada kulit tangan ataupun alergi kulit seperti pada penggunaan detergen bahan kimia. Selain itu, buangan akhir dari proses pencucian menggunakan sabun cair D’Ramon tidak akan mencemari lingkungan dan mikroorganisme yang hidup didalamnya. Hal ini dikarenakan buah lerak dan kulit jeruk lemon merupakan bahan-bahan alami yang apabila masuk ke dalam air akan larut didalamnya. Berikut ini adalah beberapa cuplikan respon yang diberikan oleh masyarakat (terlampir)

Keunggulan lain dari produk inovasi sabun cair D’Ramon adalah penggunaan bahan-bahan alami yang mudah ditemukan dan diperjualbelikan bebas di pasaran. Selain itu proses pembuatan produk ini sangat mudah dan sederhana. Peralatan yang digunaan juga mudah ditemukan. Sehingga produk ini mudah didiseminasikan oleh masyarakat umum.

Sabun cair D’Ramon dalam kemasan 50 ml dijual dengan harga Rp 7.500,00 tiap kemasannya. Jika dibandingkan dengan detergen cair kimia produksi pabrik, sabun cair D’Ramon cenderung lebih mahal. Tetapi manfaat yang diberikan lebih baik, tidak memberikan dampak buruk terhadap kulit manusia dan juga tidak mencemari lingkungan. Selain itu, pembanding lain seperti sabun lerak cair yang dijual di pasaran memiliki harga yang relatif sama, yaitu Rp 15.000,00 per kemasan 100 ml.

Nama : Nur Amiroh
Alamat : Jalan Serayu VIII Nomor 2, Semanggi, Pasar Kliwon, Surakarta
No. Telepon : (0271) 654804