Pandikar Quran - Papan Permaian sebagai mranedia pembelajaran pribadi berkarakter Islami untuk anak

Kemajuan suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya alam yang ada. Diperlukan peningkatan mutu pendidikan agar tidak hanya pengetahuan yang dikuasai, tetapi keterampilan pun perlu dimiliki sehingga menghasilkan generasi yang mampu bersaing di tingkat global. Namun, kemajuan suatu negara tidak akan terwujud hanya dengan pengetahuan  dan keterampilan, tanpa kepribadian baik yang dimiliki sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang bermoral dan berkepribadian baik akan mewujudkan suatu negara yang maju, sejahtera, dan aman. Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Namun, masih banyak penduduk yang belum menerapkan hukum-hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari, seperti adab makan yang belum diterapkan dengan baik, membelanjakan uang secara berlebihan, dan ketidakjujuran pada diri sendiri maupun orang lain. Jika ketidakjujuran tersebut dilakukan terus-menerus, tidak menutup kemungkinan akan terbawa hingga dewasa dan membentuk karakter yang kurang baik, seperti tindakan korupsi yang dilakukan para pejabat. Mereka memiliki pengetahuan yang luas dan keterampilan yang baik tetapi tidak diimbangi kepribadian baik sehingga mudah terjerumus dalam hal-hal buruk. Berbagai solusi telah dilakukan salah satunya dengan perbaikan moral melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter demi mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penguatan nilai-nilai religius, integritas, nasionalis, mandiri, dan gotong royong. Pada saat ini, model pembelajaran di dalam kelas masih bersifat konservatif, seperti menggunakan modul, presentasi, dan banyak tugas berat yang harus diselesaikan. Hal ini cukup membosankan bagi anak sehingga perlu adanya perubahan konsep dan model pembelajaran ini. Oleh karena itu, peneliti merancang media pembelajaran berupa papan permainan sebagai media pembelajaran pribadi berkarakter islami yaitu “Pandikar Quran”. Metodologi perancangan papan permainan ini melalui metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Treats) yang dapat menjawab dan memecahkan permasalahan serta mengembangkan ide kreatif perancangan. Hasil perancangan papan permainan berupa penyelesaian misi karakter yang harus dilakukan melalui beberapa pos sehingga diharapkan anak menjadi pribadi berkarakter baik.

Kemajuan suatu negara ditentukan oleh sumber daya manusianya yang baik dalam pengetahuan, keterampilan dan kepribadian. Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, tetapi masih banyak penduduk yang belum menerapkan hukum-hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari.  Jika orang dewasa atau orang tua yang menjadi teladan tidak menjalankan hukum-hukum Islam, maka anak-anak tidak meniru contoh yang baik. Seperti mulai dari bangun tidur tidak membaca doa setelah bangun tidur, adab makan yang tidak diperhatikan, gaya hidup boros, ketidakjujuran terhadap diri sendiri dan orang lain, melihat tontonan yang mengandung unsur kekerasan maupun pornografi dari gawai, dan lain-lain. Sebuah survei oleh Common Sense Media di Philadelphia mengungkapkan bahwa anak-anak mulai usia 4 tahun sudah punya perangkat mobile sendiri tanpa pengawasan orang tua dan kebanyakan orang tua menyatakan, anak-anak yang usianya di bawah satu tahun cenderung menggunakan gadget untuk bermain game, menonton video, dan bermain aplikasi (CNN Indonesia, 2015). Direktur Pemberdayaan Informatika, Septriana Tangkary menyatakan, telah banyak kasus anak-anak yang terjadi akibat penggunaan internet yang tidak sehat (Republika.co.id, 2016). Hal ini sangat memprihatinkan, melihat anak-anak yang jauh dari kebaikan. Tidak menutup kemungkinan apabila hal tersebut terus dilakukan akan terbawa hingga dewasa dan membentuk karakter yang tidak baik. Seperti halnya para koruptor yang mengambil hak rakyat.

Berbagai solusi telah dilakukan salah satunya dengan perbaikan moral melalui Peraturan Presiden (PerPres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter demi mewujudkan bangsa yang berbudaya Penguatan pendidikan karakter adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNKM).

Pemerintah telah mencanangkan pendidikan karakter melalui Peraturan Presiden (PerPres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter. Namun, saat ini model pembelajaran di dalam kelas masih bersifat konservatif, seperti menggunakan modul, presentasi, dan banyak tugas berat yang harus diselesaikan. Hal ini cukup membosankan bagi anak. Kebutuhan anak sekolah dasar antara lain senang bermain, bergerak, dan bekerja dalam kelompok (Sumantri, 2006). Sehingga pembelajaran seharusnya bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Media pembelajaran merupakan peralatan yang digunakan oleh guru untuk membantu proses penyampaian materi. Media pembelajaran juga memiliki manfaat antara lain: memperjelas proses pembelajaran, meningkatkan ketertarikan dan interaktivitas siswa, meningkatkan efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di tempat mana saja dan kapan saja, menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar, mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif, mengkonkretkan materi yang abstrak, membantu mengatasi keterbatasan panca indera manusia, menyajikan objek pelajaran berupa benda atau peristiwa langka dan berbahaya ke dalam kelas, dan meningkatkan daya retensi siswa terhadap materi pembelajaran (Suprihatiningrum, 2013)

Salah satu jenis media pembelajaran adalah permainan papan atau sering disebut dengan istilah board game. Permainan papan merupakan sebuah permainan yang menggunakan media data, biasanya papan, sebagai alas dengan beberapa objek yang disebut pion berada di atas papan yang dapat digerakkan ke beberapa lokasi tertentu. Bermain termasuk aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari anak-anak. Akan tetapi, kita tidak mungkin membiarkan anak-anak hanya tenggelam dalam permainan sepanjang waktu tanpa adanya unsur pendidikan di dalamnya. Kita harus memikirkan cara agar anak dapat terus bermain, tetapi mereka juga mendapat pelajaran dari permainan tersebut. Hal ini dikarenakan faktor emosional intelektual siswa dilibatkan dalam kegiatan permainan tersebut. Pernyataan ini didukung oleh pendapat Akbar yang menyatakan bahwa keterlibatan siswa secara langsung dalam suatu kegiatan akan bermanfaat pada aktivitas belajar siswa (Akbar, 2013).

Pandikar Quran singkatan dari papan pendidikan karakter Quran. Pandikar Quran adalah sebuah media pembelajaran berupa papan permianan yang bertujuan meningkatkan karakter Islam pada anak. Papan permainan ini berupa penyelesaian misi karakter yang harus dilakukan melalui lima pos. Misi pos pertama yaitu menghafal surat Al-ikhlas beserta artinya dengan gerakan. misi pos dua yaitu menyusun puzzle. Misi pos tiga menentukan makanan khas Indonesia dan halal. Pos empat merangkai bangun dan pos lima berbagi. Di sepanjang perjalanan menuju tiap-tiap pos terdapat sebuah kotak bom dan kotak hadiah yang akan diberikan kepada pemain ketika berhenti tepat pada kotak tersebut. Selain itu, terdapat kata-kata motivasi yang tersebar di dalam papan permainan tersebut. “Pandikar Quran” didesain semenarik mungkin dengan penuh warna yang memberikan kesan keceriaan.

Nama : Iqra Klub
Alamat : Ds. Nyamok Kec Kajen kabupaten Pekalongan
No. Telepon : 085401123327