APLIKASI EFORIA BERBASIS PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA PADA PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI CABAI RAWIT (Capsium frutescens L.)

Penurunan produksi komoditas cabai terjadi di Kabupaten Purbalingga sejak tahun 2017 hingga 2019 dari 19 ribu ton menjadi 5 ribu ton. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor misalnya kualitas tanah,faktor musiman, dan faktor hama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Ecofriendly Fertilizer From Rhizobacteria (EFORIA) Berbasis Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) pada Pertumbuhan Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Penelitian ini menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan variasi jenis akar untuk membuat PGPR. Akar yang digunakan yaitu akar bambu, akar rumput gajah, akar alang-alang dan akar rumputteki. Teknik pengumpulan data digunakan dengan pengukurantinggi tanaman, jumlah daun , panjang akar yang diukur selama 9 minggu setelah tanam. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji Anova Single Factor dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata terkecil (BNt).Hasil penelitianmenunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tinggi tanaman cabai dan tidak signifikan pada diameter batang, jumlah daun, dan berat akar dengan menggunakanvariasi jenis PGPR. Hal tersebut karena produksi hormon tumbuhan seperti IAA (Indole Acetic Acid), Giberlin, Sitokinin, Etilen, dan lain-lain yang bermanfaat bagi tumbuhandapat memacu pertumbuhan dan mengurangi penyakit pada tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai yang optimal akan meningkatkan hasil panen cabai rawit yang dihasilkan.Selain itu, Aplikasi Eforia memiliki prospek yang menguntungkan jika diterapkan sebagai usaha.

Kata Kunci : Ecofriendly Fertilizer, PGPR, Tanaman cabai Rawit.

Produktivitas cabai nasional seharusnya dapat memenuhi kebutuhan pasar, sehingga kebutuhan cabai murah dapat diperoleh masyarakat dengan mudah. Produksi cabairawitdi Jawa Tengah pernah mengalami peningkatan, namun dalam kurun waktu 2017 hingga 2018 produksi cabai rawit mengalami penurunan hingga 11,29 %(BPS, 2019). Penurunan produksi komoditas cabai juga terjadi di Kabupaten Purbalingga sejak tahun 2017 hingga 2019 dari 19ributon menjadi 5ribu ton (BPS, 2021).Padahal permintaan pasar berkaitan dengan kebutuhan cabai selalu meningkat namun produksi cabai dari tahun 2019 hingga tahun 2017 selalu menurun, sehingga terjadi kelangkaan yang menyebabkan harga cabai terus meningkat.Penurunan produktivitas tanaman cabai rawit disebabkan oleh berbagai faktor meliputi jenis tanah, faktor musim, dan faktor hama. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian dalam rangka revolusi hijau sangat dirasakan oleh petani terutama dengan adanya pupuk dan pestisida sintetik. Hal tersebut dirasa sebagai solusi atas permasalah di dunia pertanian. Namun demikian, penggunaan pupuk dan pestisida kimia dapat menimbulkan dampak negatif apabila digunakan dalam jangkapanjang. Padahal, tren penggunaan pupuk kimia sintetik diproyeksikan akan terus meningkat setiap tahun. Berdasarkan data Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), sepanjang 2018 konsumsi urea tumbuh 5% dari 5,97 juta ton pada 2017 menjadi 6,27 juta ton, sedangkan konsumsi NPK naik 7,88% dari 2,60 juta ton menjadi 2,80 juta ton. Kenaikan juga terlihat pada konsumsi pupuk jenis fosfat, ZA, dan pupuk organik(Kemenperin, 2019).Menurut Husnain et al. 2(2016) penggunaan pupuk yang berlebihan dan tidak tepat sasaran berisiko terhadap menurunnya kualitas tanah, keracunan tanaman, timbulnya resistensi hama, serta tercemarnya tanah dan air. Selain pencemaran lingkungan, pengaruh cemaran agrokimia ini juga memberikan dampak negatif terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya. Potensi cemaran berupa akumulasi logam berat banyak ditemukan pada pemupukan P terutama jenis fosfat alam (Raii et al., 2013). Pemeliharaan tanaman tidak hanya dengan melakukan pemupukan akan tetapi dengan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).Penggunaan pestisida dalamrangka pengendalian OPT padajangka waktu lama dapat menyebabkan resistensi hama, tingkat kesuburan tanah menurun danbuah yang dihasilkan mengandung residu kimia berbahaya.Menurut Husnain et al. (2016) Penggunaan pestisida perlu perhatian yang serius karena pestisida merupakan katagori Persistent Organic Pollutants(POPs) yang paling populer dengan kandungan senyawa berbahayanya. Senyawa POPs merupakan senyawa organik yang sulit terdegradasi sehingga dapat bertahan lama di lingkungan. Dampak lain bagi lingkungan diantaranya peningkatan hama mikroorganisme pengganggutanaman, menjadi bahan alami residu, punahnya mikroorganisme alami pembasmihama, putusnya rantai makanan. Dampak yang dapat ditumbulkan bagi manusia diantaranya dapat menyebabkan kanker, dapat mengalami pusing pusing apabila sedang menyemprot tanaman dengan pestisida maupun sesudahnya, kulit terasa gatal. Selain itu, petani juga harus merogoh kocek yang cukup banyak untuk membeli pestisida kimia.Solusi tepat permasalah tersebut yaitu dengan penggunaan fertilizer sekaligus pengendali penyakit pada tanamanyang ramah lingkungan agar kualitas tanah tidak menurun dan tetap produktif. Penggunaan Plant Grow Promoting Rhizobacteria(PGPR) sangat cocok untuk budidaya cabai rawit. Hal tersebut karena PGPR dapat memacu pertumbuhan dan fisiologi 3tanaman serta mengurangi kerusakan pada tanaman dengan adanya rhizobakteria yang dapat bersimbiosis dengan akar tanaman (Kementan, 2019). Bakteri tersebut biasanya hidup di akar tanaman. Olehkarena itu, perlu adanya penelitianmengenai Aplikasi EcofriendlyFertilizer From Rhizobacteria(EFORIA)dari berbagai jenis akar Berbasis Plant Growth Promoting Rhizobacteria(PGPR) pada Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

1. Memiliki sifat yang ramah lingkungan.

2. Tidak menghasilkan residu yang dapat membunuh microorganisme yang ada di dalam tanah.

3. Tidak mengandung bahan kimia dan aman digunakan dalam jangka panjang karena tidak mersak kualitas tanah

4. Mampu menekan kerja Etilen yang dapat mempercepat kematian pada tumbuhan, sehingga tanaman tidak hanya menghasilkan buah dalam satu kali panen melainkan lebih dari itu.

5. Menekan patogen dan serangan hama karena menghasilkan antibiotik, sehingga selain sebagai agen penyubur EFORIA dapat digunakan sebagai biokontrol

5. Usaha Eforia sangat menguntungkan karena bahan baku tersedia melimpah di alam sehingga biaya produksi sedikit dapat menghasilkan produk yang banyak.

Nama : Akmalia Sofatul Insiyah
Alamat : Jl. Raya Gumiwang Kejobong Purbalingga
No. Telepon : 081575243693