Alat Test Swab PCR Portable "TINYLAB"

Pada tahun 2020, Indonesia dikejutkan dengan merebaknya jenis virus baru yang dikenal dengan nama Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Virus tersebut sudah menyebar luas diberbagai negara. Per tanggal 28 Mei 2020 di Indonesia 24.538 orang terinfeksi, dengan catatan sebanyak 1.496 yang meninggal karena terinfeksi virus tersebut. penyebaran virus tersebut semakin hari semakin cepat, salah satunya melalui droplet yang keluar saat bersin ataupun batuk. Gejala awal yang dapat terlihat setelah terinfeksi adalah demam, batuk, bahkan infeksi saluran pernafasan yang dapat menyebabkan kematian. Metode lain menyebutkan test PCR atau Polymer Chain Reaction sangat akurat namun hasil pengujian minimal 3 hari bahkan lebih. Pengujian sampel dengan alat PCR hanya ada di rumah sakit besar yang memiliki perlengkapan PCR yang memadai. Selain itu juga terbatasnya tenaga medis dan edukasi tentang alat PCR Hasil pengujian sampel yang keluar terlalu lama, sedikit menjadi penghambat tenaga medis untuk melalukan tindakan terhadap pasien tersebut, sehingga sering dijumpai banyak kasus pasien sudah meninggal sebelum hasil tes tersebut keluar. Mengingat adanya kendala yang membuat penyebaran virus covid 19 tidak dapat terdeteksi dengan cepat, kami peneliti berinisiatif membuat alat PCR TINY LAB didalam satu perangkat yang mudah digunakan serta cepat untuk mendapatkan hasilnya. Sehingga alat ini mampu melakukan pengujian lebih cepat tanpa harus mengirimkan sampel data ke kota besar untuk menunggu hasil tes pasien apakah terinfeksi virus Covid-19 atau tidak.

Tahun 2020 Indonesia dikejutkan dengan merebaknya jenis virus baru yang dikenal dengan nama Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Virus tersebut sudah menyebar luas diberbagai negara, sehingga pada tanggal 12 Maret 2020, WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemik. Per tanggal 28 Mei 2020 di Indonesia

24.538 orang terinfeksi, dengan catatan sebanyak 1.496 yang meninggal karena terinfeksi virus tersebut. penyebaran virus tersebut semakin hari semakin cepat, salah satunya melalui droplet yang keluar saat bersin ataupun batuk. Gejala awal yang dapat terlihat setelah terinfeksi adalah demam, batuk, bahkan infeksi saluran pernafasan yang dapat menyebabkan kematian. Untuk pasien yang memiliki riwayat penyakit yang berat biasanya akan lebih mudah terinfeksi. Untuk itu pencegahan- pencegahan baik secara mandiri ataupun secara medis harus dilakukan.

Pencegahan secara mandiri dapat dilakukan dengan menggunakan masker ketika sedang berada diluar, menerapkan etika saat bersin dan batuk, rajin mencuci tangan, bahkan meminimalisir untuk berkontak fisik dengan orang lain. Pencegahan tersebut dapat diterapkan baik untuk yang belum terinfeksi maupun yang sudah terinfeksi,

 

namun semua itu belum cukup dilakukan untuk mereka yang sudah terinfeksi oleh virus covid-19.

Menurut WHO untuk menguji orang terinfeksi virus Covid-19 ada berbagai cara, pertama melalui rapid test dengan hasil cepat namun tidak akurat untuk mendeteksi antibodi dalam darah manusia. Metode lain menyebutkan test PCR atau Polymerase Chain Reaction sangat akurat namun hasil pengujian minimal 3 hari bahkan lebih. Pengujian sampel dengan alat PCR hanya ada di rumah sakit besar yang memiliki perlengkapan PCR yang memadai. Namun, tidak banyak rumah sakit yang memiliki alat tersebut dikarenakan untuk mendatangkan alat PCR membutuhkan dana besar. Selain itu juga terbatasnya tenaga medis dan edukasi tentang alat PCR. Sehingga, Sampel pasien tersebut harus dikirim ke kota besar yang memiliki alat PCR lengkap terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pasien tersebut sudah terinfeksi atau belum terinfeksi oleh virus covid-19. Hasil pengujian sampel yang keluar terlalu lama, sedikit menjadi penghambat tenaga medis untuk melalukan tindakan terhadap pasien tersebut, sehingga sering dijumpai banyak kasus pasien sudah meninggal sebelum hasil tes tersebut keluar.

Adanya permasalahan di lapang yang membuat penyebaran virus Covid-19 tidak dapat terdeteksi dengan cepat, kami berinisitaif menciptakan alat PCR mini yang digunakan menguji test SWAB bagi pasien Covid-19 dengan nama TINY LAB. Alat

PCR TINY LAB diharapkan memudahkan dan mempercepat (RS, Laboratorium kesehatan, dan Puskesemas Daerah) dapat menguji sampel dari pasien Covid-19. Keunggulan alat PCR TINY LAB selain portable dapat dibawa kemana saja juga dalam satu perangkat sudah memiliki fitur untuk Centrifuge, Thermocycler, dan Electroforesis. Ketiga fitur ini yang biasa digunakan para ahli digunakan untuk menguji sampel DNA, pengujian Bakteri, dan Virus. Sehingga dalam satu perangkat sudah dapat digunakan menjadi laboratorium kecil sederhana. Alat PCR TINY LAB dapat dipergunakan menguji sampel dari pasien ODP, dan PDP dengan hasil keakuratan yang sama dengan alat PCR pada umumnya. Alat PCR TINY LAB dibandrol harga ekonomis agar masyrakat dapat memilikinya tanpa harus pengadaan alat PCR lengkap yang mahal.

Alat PCR TINY LAB ini mampu menghasilkan rekaman data yang dikirim ke Smartphone via bluetooth kemudian hasil dapat dibaca dan dianalisis dengan membandingkan hasil sequencingnya. Jika pengadaan alat PCR TINY LAB ini dimiliki oleh (RS, Klinik Swasta, Puskesmas daerah dan Institusi Universitas) analis laboran mampu melakukan pengujian lebih cepat tanpa harus mengirimkan sampel ke rumah sakit yang memiliki peralatan PCR lengkap dan tanpa perlu mengantri berhari-hari untuk mendapatkan hasil pasien terinfeksi atau tidak.

Alat PCR TINY LAB apabila pandemic Covid-19 sudah usai dengan artian Covid-19 dapat dikendalikan, alat ini dapat dipergunakan untuk pengujian sampel darah untuk DNA, praktikum mahasiswa, Project penelitian Mikrobiologi, Biomolekuler, Mikrobiologi kedoteran, dan Kesehatan. Sehingga kami ingin mengajukan pendanaan untuk mendukung produksi masal alat PCR TINYLAB, bagi mereka rumahsakit, puskesmas daerah, dan klinik swasta daerah  untuk dapat melakukan pengujian pasien secara dini tanpa harus membawa sampel ke kota dan antri berhari-hari. Semoga dengan alat PCR TINYLAB ini dapat membantu pengujian secara mudah, simple, dan efisien

  1. Memiliki sensor panas yang dapat mengatur suhu panas pada thermocycler, sehingga jika diatur suhu 600C maka alat otomatis mengatur suhu pemanas maximal 600C.
  2. Pada bagian centrifuge kecepatan putar maximal 2500 rpm.
  3. Semua bagian Thermocycler, Centrifuge dan Electroforesis semua dikontrol pada LCD touch screen berukuran 7inch
  4. Bagian elektroforesis memiliki tegangan kerja max 75-150 VDC, dan dapat diatur berapa lama waktu pengujiannya.
  5. Alat PCR TINY LAB mampu menguji 12 sampel dalam satu waktu.
  6. Terdapat Kamera yang berfungsi untuk memberikan hasil pengujian dari PCR TINY LAB dan dapat terkoneksi via Bluetooth ke smartphone.

Nama : Muhammad Irsyadur Ramadhan
Alamat : Jalan Truntum II No. 21 Kelurahan Tlogosari Kulon Kecamatan Pedurungan Kota Semarang
No. Telepon : 085254179787