Kebun Belajar Permakids

Perkembangan jumlah penduduk di Indonesia yang mencapai kurang lebih 260 juta jiwa merupaka perkembangan yang sangat pesat. Berdasarkan survei penduduk antar sensus (Supas) 2015 jumlah penduduk Indonesia pada 2019 diproyeksikan mencapai 266,91 juta jiwa. Menurut jenis kelamin, jumlah tersebut terdiri atas 134 juta jiwa laki-laki dan 132,89 juta jiwa perempuan. Indonesia saat ini sedang menikmati masa bonus demografi di mana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dari usia tidak produktif, yakni lebih dari 68% dari total populasi. Adapun penduduk dengan kelompok umur 0-14 tahun (usia anak-anak) mencapai 66,17 juta jiwa atau sekitar 24,8% dari total populasi. Kemudian penduduk kelompok umur 15-64 tahun (usia produktif) sebanyak 183,36 juta jiwa atau sebesar 68,7% dan kelompok umur lebih dari 65 tahun (usia sudah tidak produktif) berjumlah 17,37 juta jiwa atau sebesar 6,51% dari total populasi.

 Dan Indonesia pada tahun 2030 akan memperoleh bonus demografi yaitu jumlah penduduk usia produktif lebih besar dari jumlah penduduk Indonesia. Apabila tidak dipersiapkan dan dikelola dengan baik akan mengakibatkan dampak yang buruk namun sebaliknya apabila dipersiapkan dan dikelola dengan baik maka akan menjadi sebuah kekuatan besar yang dapat memajukan negara Indonesia dimasa yang akan datang.

Adanya kenaikan jumlah penduduk di Indonesia ternyata tidak barengi dengan kenaikan penduduk atau masyarakat yang berprofesi sebagai petani. Regenerasi petani Indonesia nampaknya turun drastis mengingat generasi jaman sekarang atau pemuda sekarang cenderung tidak memiliki keinginan untuk menjadi petani dan masih melihat bahwa profesi petani masih dianggap profesi yang kurang diminati dantidak keren seperti kerja dikantoran. Regenerasi petani sangat diperlukan oleh setiap negara karena petani merupakan tulang punggung sebuah bangsa. Adanya petani yang menggarap sawah kebun dan untuk menjaga kelangsungan hidup dan pasokan kebutuhan pangan masyarakat dan hal itu sangatlah penting. Apabila tidak ada petani maka semua kebutuhan pangan tidak akan tepenuhi baik bahan pokok sayur mayur maupun buah buahan.

Salah satu konsep yang dapat digunakan adalah Konsep Permakultur. Pengertian dari Permakultur adalah Sebuah tatanan yang abadi hanya bisa terjadi atau terealisasi apabila berada di dalam keseimbangan dengan alam (yang secara relatif berumur panjang, dibanding usia manusia), dengan bumi (ekologi), dengan ekosistem tanaman dan pohon, hewan liar atau ternak, bakteri, jamur,atmosfer (iklim, cuaca dan musim), angin, sinar matahari, gunung dan lereng, air dan sungai, tanah dan semua yang ada di dalam dan di atas permukaannya.

Kata ‘permanence’ tidak diartikan bahwa segala sesuatunya senantiasa tetap-sama, atau statis. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan system of permanence adalah mengenai stabilitas, keselarasan dan harmoni di dalam ruang dan waktu, mulai dari tanah dan air yang keduanya hidup, hingga masyarakat yang mandiri atau berdikari maupun kawasan swadaya dan berdaulat; misalnya, sebuah sistem pertanian yang berkeanekaragaman hayati adalah pertanian yang stabil, demikian pula keadilan sosial dalam keberlimpahan akan stabil dan berkelanjutan (sustainable).

KEBUN BELAJAR PERMAKIDS merupakan wahana untuk belajar mengenal alam, mencintai alam dan sebagai tempat belajar berkebun dengan konsep pendekatan permakultur. Kebun Belajar Permakids bertempat di Desa Dororejo Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan yang beralamat di Jalan Doro Sempu Dororejo Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan 51191.

 Di Kebun Belajar Permakids memiliki beberapa program antara lain :

  1. Belajar budidaya sayuran
  2. Belajar pertanian organik
  3. Mengenalkan permakultur
  4. Membuat kompos
  5. Pembibitan sayuran
  6. Pemberdayaan masyarakat khususnya Ibu Ibu rumah tangga.

Dalam Proses perencanaannya Kebun Belajar Permakids juga memiliki program yang diharapakan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar dengan melibatkan relawan untuk mengelola Kebun Belajar Permakids.

Perkembangan jumlah penduduk di Indonesia yang mencapai kurang lebih 260 juta jiwa merupaka perkembangan yang sangat pesat. Berdasarkan survei penduduk antar sensus (Supas) 2015 jumlah penduduk Indonesia pada 2019 diproyeksikan mencapai 266,91 juta jiwa. Menurut jenis kelamin, jumlah tersebut terdiri atas 134 juta jiwa laki-laki dan 132,89 juta jiwa perempuan. Indonesia saat ini sedang menikmati masa bonus demografi di mana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dari usia tidak produktif, yakni lebih dari 68% dari total populasi. Adapun penduduk dengan kelompok umur 0-14 tahun (usia anak-anak) mencapai 66,17 juta jiwa atau sekitar 24,8% dari total populasi. Kemudian penduduk kelompok umur 15-64 tahun (usia produktif) sebanyak 183,36 juta jiwa atau sebesar 68,7% dan kelompok umur lebih dari 65 tahun (usia sudah tidak produktif) berjumlah 17,37 juta jiwa atau sebesar 6,51% dari total populasi.

Dan Indonesia pada tahun 2030 akan memperoleh bonus demografi yaitu jumlah penduduk usia produktif lebih besar dari jumlah penduduk Indonesia. Apabila tidak dipersiapkan dan dikelola dengan baik akan mengakibatkan dampak yang buruk namun sebaliknya apabila dipersiapkan dan dikelola dengan baik maka akan menjadi sebuah kekuatan besar yang dapat memajukan negara Indonesia dimasa yang akan datang.

 Tekanan jumlah penduduk merupakan salah satu penyebab permasalahan lingkungan, karena jumlah penduduk tidak sebanding dengan ketersediaan sumber daya dan tekanan terhadap lingkungan terus menerus terjadi. Selain jumlah penduduk yang begitu besar, kepedulian penduduk terhadap lingkungan masih sangat rendah. Upaya pembangunan berwawasan lingkungan menjadi salah satu cara yang diperlukan agar lingkungan tetap terjaga keberadaannya.

Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat dapat berdampak pada kualitas pendidikan, terutama apabila masyarakat hanya mengandalkan sarana pendidikan yang disediakan pemerintah.

Upaya pemerintah untuk terus mengajak masyarakat agar sadar akan lingkungan dan menjaga alam serta mengelola dengan bijak harus mendapat dukungan dari berbagai pihak baik orang perorangan lembaga masyarakat maupun orgnanisasi pemerhati lingkungan non permerintah.

Adanya kenaikan jumlah penduduk di Indonesia ternyata tidak barengi dengan kenaikan penduduk atau masyarakat yang berprofesi sebagai petani. Regenerasi petani Indonesia nampaknya turun drastis mengingat generasi jaman sekarang atau pemuda sekarang cenderung tidak memiliki keinginan untuk menjadi petani dan masih melihat bahwa profesi petani masih dianggap profesi yang kurang diminati dantidak keren seperti kerja dikantoran. Regenerasi petani sangat diperlukan oleh setiap negara karena petani merupakan tulang punggung sebuah bangsa. Adanya petani yang menggarap sawah kebun dan untuk menjaga kelangsungan hidup dan pasokan kebutuhan pangan masyarakat dan hal itu sangatlah penting. Apabila tidak ada petani maka semua kebutuhan pangan tidak akan tepenuhi baik bahan pokok sayur mayur maupun buah buahan.

Dalam hal mengurangi dampak kerusakan lingkungan adalah dengan memulai pertanian organik. Dengan bertani organik maka kesuburan tanah akan menjadi lebih baik serta keamanan pangan juga terjamin. Pertanian organik merupakan solusi bertani dengan cara memanfaatkan pupuk kompos yang bersumber dari kotoran hewan maupun bahan bahan atau sampah organik yang bisa digunakan untuk menyuburkan tanah dan sebagai nutrisi tanaman.

Salah satu konsep yang dapat digunakan adalah Konsep Permakultur. Pengertian dari Permakultur adalah Sebuah tatanan yang abadi hanya bisa terjadi atau terealisasi apabila berada di dalam keseimbangan dengan alam (yang secara relatif berumur panjang, dibanding usia manusia), dengan bumi (ekologi), dengan ekosistem tanaman dan pohon, hewan liar atau ternak, bakteri, jamur,atmosfer (iklim, cuaca dan musim), angin, sinar matahari, gunung dan lereng, air dan sungai, tanah dan semua yang ada di dalam dan di atas permukaannya.

Kata ‘permanence’ tidak diartikan bahwa segala sesuatunya senantiasa tetap-sama, atau statis. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan system of permanence adalah mengenai stabilitas, keselarasan dan harmoni di dalam ruang dan waktu, mulai dari tanah dan air yang keduanya hidup, hingga masyarakat yang mandiri atau berdikari maupun kawasan swadaya dan berdaulat; misalnya, sebuah sistem pertanian yang berkeanekaragaman hayati adalah pertanian yang stabil, demikian pula keadilan sosial dalam keberlimpahan akan stabil dan berkelanjutan (sustainable).

Mewujudkan keadilan sosial tersebut, tidak dapat tidak apabila dipandang holistik dengan sistem pertanian yang stabil, tata kelola tanah, desain lanskap dan lahan, perumahan, pola konsumsi yang tidak berlebihan, sistem pertanian, dll yang berada dalam satu kesatuan desain, rancangan, perencanaan dan strategistrategi.

Permakultur juga berarti permanen agrikultur, atau pertanian permanen. Hal ini mirip dengan pertanian ekologis, di mana prinsip-prinsip ekologis diterapkan ke dalam praktik pertanian.

Kadang desain integratif holistik permakultur dikaitkan dengan praktik pertanian terintegrasi (integrated farming), yang dengan desain tertentu dapat mengaitkan elemen-elemen pertanian untuk mendapatkan panen berlipat ganda (multi yields). Atau karena tidak menggunakan pupuk kimiawi atau pupuk sintetik dan pestisida, praktik permakultur kadang dikaitkan dengan pertanian organik (organic farming). Tentu saja ada beberapa titik temu dengan pelbagai metode tersebut, namun permakultur menekankan pada desain pertanian dan integrasi antara desain atau perancangan atau perencanaan dengan praktis pertanian.

Permakultur sebagai sistem desain dan sistem pertanian, merupakan pintu sekaligus inspirasi tatanan kehidupan. Bahkan orang juga mengatakannya sebagai kerangka kerja (framework). Meskipun permakultur tidak melulu mengenai pertanian, karena juga membahas desain rumah ekologis, koperasi dan pengorganisasian komunitas, membahas masalah legal dan wakaf lahan, dan pendekatannya bersifat holistik, dasar dari permakultur tetaplah “pertanian” atau tepatnya “kebun”. Bill Mollison menyebutnya sebagai Mollisonian Principles bahwa “semua adalah kebun”. Karena di kebun kita akan melihat semua elemen-elemen berinteraksi satu dengan yang lain dalam satu kesatuan holistik. Bagi saya sendiri, manifestasi permakultur adalah hutan alami, sebuah desain alami yang setiap elemen-elemen didalamnya berinteraksi satu sama lain dalam satu kesatuan yang menopang kehidupan masing-masing dan bekerja sama.

Penjelasan tersebut merupakan bentuk solusi untuk menjaga lingkungan dan kelastarian alam dengan menerapkan permakultur. Da Salah satu upaya itu adalah memberikan pendidikan tentang kecintaan terhadap alam, mengelola sumber daya alam dengan baik dan pendidikan sadar lingkungan yang berupa menjaga lingkungan dari sampah untuk mencegah pencemaran lingkungan. Menghadirkan wahana atau tempat pembelajaran yang memberikan pendidikan tentang menjaga alam dan mengelola dengan baik dan berkesinambungan serta menjaga kelestarian alam. Dan salah satu bentuk aksi nyata dalam menjaga lingkungan yang bisa diberikan kepada anak sedini mungkin.

KEBUN BELAJAR PERMAKIDS merupakan wahana untuk belajar mengenal alam, mencintai alam dan sebagai tempat belajar berkebun dengan konsep pendekatan permakultur. Kebun Belajar Permakids bertempat di Desa Dororejo Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan yang beralamat di Jalan Doro Sempu Dororejo Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan 51191.

Di Kebun Belajar Permakids memiliki beberapa program antara lain :

  1. Belajar budidaya sayuran
  2. Belajar pertanian organik
  3. Mengenalkan permakultur
  4. Membuat kompos
  5. Pembibitan sayuran
  6. Pemberdayaan masyarakat khususnya Ibu Ibu rumah tangga.

Dalam Proses perencanaannya Kebun Belajar Permakids juga memiliki program yang diharapakan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar dengan melibatkan relawan untuk mengelola Kebun Belajar Permakids.

Program ini merupakan untuk rencana jangka panjang dan menjaga keberlangsungan Kebun Belajar Permakids dan berdampak kepada masyarakat sekitar dan mengangkat potensi desa. Program tersebut antara lain Paket Wisata Edukatif / Whorkshop Berkebun untuk Anak ; Paket Berkebun Sayur: Tanam,Panen dan Outbond Mini, Warung Kebun, Pasar Kebun Belajar Permakids.

Kebun Belajar Permakids muncul karena adanya motivasi atau dorongan untuk menghadirkan inovasi dalam bidang pendidikan yang memiliki kepedulian terhadap generasi sekarang dan masa depan dalam bidang pendidikan tentang lingkungan hidup, kecintaan terhadap alam, menjaga lingkungan sekitar dan belajar menjadi petani yaitu pertanian dengan konsep permakultur.

Kebun Belajar Permakids memiliki fokus sasaran pendidikan terhadap anak usia dini yang tergolong usia PAUD, TK, SD dan masyarakat umum lainnya. Dengan adanya Kebun Belajar Permakids ini bentuk ikhtiyar mewujudkan Pendidikan yang bermanfaat untuk masa depan anak anak diwilayah Doro dan Kabupaten Pekalongan pada umumnya.

Adapun spesifikasi / gambaran dari Kebun Belajar Permakids sebagai berikut :

  1. ZONA PEMBIBITAN
  2. ZONA PEMANENAN
  3. ZONA PENANAMAN
  4. RUANG TERBUKA/ LAPANGAN UTAMA
  5. RUMAH BIBIT

Nama : Muhammad Mustofa, S.Pd.I
Alamat : Doro Kulon Dororejo RT 15/06
No. Telepon : 085876110553 / 085640684892