Boks Vaksin Termoelektrik dengen Media Air sebagai Unit Pendingin

Vaksin merupakan antigen yang berasal dari mikroorganisme yang sudah mati, dilemahkan atau yang direkayasa sehingga mampu merangsang pembentukan imunitas tubuh melalui proses vaksinasi. Keberhasilan vaksinasi ditentukan oleh kualitas vaksin yang sangat bergantung pada suhu sehingga media dan distribusi vaksin harus dikelola dengan baik. Media penyimpanan dan distribusi vaksin membutuhkan suhu sekitar 2 - 8 oC. Boks pendingin yang biasa digunakan pada umumnya memiliki refrigeran berklorin seperti freon yang berdampak pada kerusakan ozon. Di daerah terpencil atau daerah yang belum mendapat listrik PLN secara reguler serta pemadaman listrik akibat bencana penyimpanan vaksin terhambat karena sumber tenaga listrik yang kurang memadai.

 

Inovasi bertujuan untuk menciptakan boks vaksin ramah lingkungan yang mengusung sistem termoelektrik (peltier) dengan media air sebagai unit pendingin. Boks vaksin dilengkapi dengan tiga pilihan sumber listrik yaitu listrik PLN, switch mobil dan aki sehingga lebih fleksibel dalam penggunaannya. Boks bersifat multifungsi karena dapat digunakan menjadi media penyimpanan sekaligus distribusi vaksin khususnya pada tingkat kabupaten/kota sampai desa. Boks vaksin telah mencapai tahap pengujian dengan fokus uji coba berupa kestabilan suhu pada tiga sumber listrik.

 

Uji coba menunjukkan bahwa produk telah memenuhi suhu penyimpanan, transportasi dan pemakaian vaksin yang disyaratkan yaitu 2 - 8 oC. Rata-rata pengukuran suhu per jam dengan sumber listrik PLN 3,4 oC, dengan sumber switch mobil 3,4 oC dan dengan sumber aki 3,7 oC. Hasil uji coba mengindikasikan bahwa distribusi temperatur di dalam boks cukup merata ke semua sisi sehingga berpotensi menjadi alternatif boks vaksin yang lebih aman, ramah lingkungan dan fleksibel.

 

Kata kunci : Boks vaksin, termoelektrik, air, unit pendingin, ramah lingkungan.

Vaksin merupakan produk biologi atau antigen dan terbuat dari mikroorganisme mati, mikroorganisme hidup yang telah dilemahkan maupun yang telah direkayasa genetiknya sehingga mampu merangsang pembentukan kekebalan tubuh secara aktif (Edo, 2018). Vaksin diaplikasikan pada masyarakat melalui kegiatan vaksinasi baik secara mandiri atau terprogram oleh pemerintah seperti imunisasi dasar dan Covid-19. Vaksin memiliki kerentanan terhadap kerusakan, sehingga membutuhkan pengelolaan suhu yang baik untuk mendukung keberhasilan vaksinasi (Fauza dkk, 2019). Berdasarkan ketahanan suhunya, vaksin dikelompokkan menjadi dua yaitu vaksin sensitif beku dan sensitif panas. Vaksin sensitif beku seperti DPT/HB/Hib, Hepatitis B, TT, DT, dan Td membutuhkan suhu penyimpanan 2 sampai 8 oC sedangkan vaksin sensitif panas seperti BCG, Campak, dan Polio membutuhkan suhu penyimpanan -15 sampai -25 oC (Permenkes No 42, 2013). Berdasarkan sifat vaksin, suhu penyimpanan yang tidak sesuai dapat mengurangi bahkan menghilangkan potensi vaksin (Kristini, 2018).

Prosedur yang digunakan unit kesehatan untuk menjaga suhu vaksin sampai pada pelaksanaan vaksinasi dikenal dengan rantai dingin vaksin (Kairul, Udiyono dan Saraswati, 2016). Pengelolaan suhu rantai dingin saat penyimpanan, transportasi dan pemakaian vaksin yang dianjurkan di tingkat daerah adalah 2 - 8 oC (Fauza dkk, 2019). Berdasarkan Permenkes Nomor 12 tahun 2017, suhu vaksin dikelola dengan menggunakan sarana penyimpanan dan alat pembawa vaksin sebagai media distribusi. Namun, kebanyakan sarana penyimpanan vaksin menggunakan pendingin berklorin (freon) yang merusak ozon (Rifky dan Muzakkir, 2013; Mainil, 2012). Freon memiliki harga indeks Global Warming Potential (GWP) 510 kali lebih besar daripada karbondioksida (12%) artinya sumbangan freon terhadap terjadinya pemanasan global lebih tinggi daripada gas karbondioksida. Selain itu, freon juga memiliki Atmosfer Life Time (ALT) yang sangat besar karena gas freon pada cool box akan bertahan 15 tahun di atmosfer sebelum terurai (Menteri Perindustrian, 2007). Media penyimpan vaksin juga membutuhkan listrik PLN untuk beroperasi sehingga dapat menimbulkan permasalahan pada kondisi terbatas listrik, seperti pada daerah terpencil atau saat pemadaman. Kondisi demikian menjadikan pendistribusian vaksin membutuhkan alat penunjang tanpa listrik seperti vaccine carrier berbasiscool pack yang hanya bertahan 12 jam (Edo, 2018).

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibutuhkan boks pendingin yang lebih ramah lingkungan untuk menurunkan resiko kerusakan ozon akibat freon. Penelitian Umboh dkk (2012) menjelaskan bahwa salah satu alternatif pendingin yang dapat digunakan sebagai pengganti sistem kompresi uap berpendingin freon adalah sistem termoelektrik yang dikembangkan dalam elemen peltier. Prinsip kerja termoelektrik (peltier) yaitu ketika disuplai arus DC maka salah satu sisi akan menjadi panas dan sisi lainnya dingin, apabila sisi panas diturunkan suhunya maka sisi dingin bisa mencapai suhu rendah bahkan dibawah 0 oC sehingga menimbulkan efek pendinginan (Mirmanto, 2018).

Boks vaksin yang dikembangkan menggunakan sistem termoelektrik untuk efek pendinginannya, namun terdapat beberapa inovasi diantaranya menggunakan air sebagai unit pendingin karena air memiliki kemampuan mentransfer panas lebih baik daripada udara seperti yang digunakan pada termoelektrik biasa (Mirmanto, 2018). Selain itu, inovasi lainnya adalah dengan menghadirkan tiga pilihan sumber arus sehingga boks vaksin dapat digunakan dalam berbagai kondisi yaitu dengan atau tanpa sumber listrik. Keunggulan produk jika dibandingkan dengan produk sejenis yaitu: 1) ramah lingkungan karena bebas refrigeran berklorin, 2) fleksibel karena memiliki 3 sumber arus yaitu listrik PLN, aki, dan switch mobil sehingga bisa dijadikan media penyimpanan sekaligus distribusi meskipun terdapat keterbatasan listrik, 3) menggunakan unit pendingin berupa air sehingga mudah dan murah dalam pengisian ulangnya. Berdasarkan potensi yang dimiliki, diharapkan produk boks vaksin yang dikembangkan mampu menjadi solusi alternatif bidang kesehatan sebagai sarana mengelola rantai dingin vaksin yang ramah lingkungan dan mampu bertahan pada kondisi tanpa listrik PLN.

Produk inovasi memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan produk komersial serupa yaitu diantaranya: 1) ramah lingkungan karena bebas refrigeran berklorin sehingga menurunkan kontribusi bahan perusak ozon, 2) fleksibel karena memiliki tiga pilihan sumber arus yaitu listrik PLN, aki, dan switch mobil sehingga bisa dijadikan media penyimpanan sekaligus distribusi meskipun terdapat keterbatasan listrik, 3) menggunakan unit pendingin berupa air sehingga mudah dan murah dalam pengisian ulangnya, 4) lebih minim perawatan dan tidak menghasilkan suara yang mengganggu, 5) dapat dijadikan media penyimpanan selain vaksin karena dilengkapi dengan pengatur suhu, 6) menggunakan sistem termoelektrik yang mempunyai kemampuan mendinginkan dan memanaskan sekaligus dimana perubahan polaritas tegangan akan membalikkan fungsi dari panas ke dingin dan sebaliknya, 7) dilengkapi dengan ruang hampa udara di dalam boks yang dapat menjaga suhu agar tetap konsisten stabil.

Nama : Naura Aurelli
Alamat : Jalan P. Sudirman No. 24, Puri, Plangitan, Kecamatan Pati, Kab. Pati.
No. Telepon : 081226978876