Limbah plastik yang terus meningkat menjadi permasalahan lingkungan yang mendesak, terutama di daerah Kudus. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kudus, jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari mencapai sekitar 175 ton, dengan komponen utama terdiri dari sampah organik, kertas, plastik, dan bahan anorganik lainnya. Sampah plastik sering kali ditemukan tidak terkelola dengan baik, sehingga menimbulkan pencemaran dan mengganggu ekosistem. Inovasi ini bertujuan untuk mengubah limbah plastik menjadi Wood Plastic Composite (WPC) melalui metode pirolisis, yang menghasilkan residu karbon sebagai bahan tambahan dalam pembuatan WPC. Metode yang digunakan dimulai dengan pemilahan, pencucian, pengeringan, dan pencacahan limbah plastik sebelum diproses dalam reaktor pirolisis pada suhu 450°C selama 2 jam untuk menghasilkan karbon pirolisis. Karbon ini kemudian dicampur dengan serbuk kayu dan plastik cair dalam heated mixing tank pada suhu 180°C, dengan tambahan Maleic Anhydride 3% sebagai compatibilizer untuk meningkatkan adhesi. Campuran homogen ini dikompresi menggunakan hot press pada suhu 145°C dan tekanan 3 MPa selama 20 menit untuk membentuk papan komposit. Hasil inovasi ini memiliki dampak positif bagi masyarakat Kudus, baik dari segi lingkungan, ekonomi, maupun sosial. Inovasi ini membantu mengurangi volume limbah plastik, mencegah pencemaran, dan mengubahnya menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Selain itu, pengolahan limbah ini dapat membuka peluang wirausaha dan lapangan kerja baru, khususnya bagi komunitas pengelola sampah dan industri daur ulang. Dengan penerapan metode ini, Kudus dapat menjadi model kota berkelanjutan yang mendukung upcycling serta mewujudkan konsep Indonesia Zero Waste.
Kata kunci: Pirolisis, Limbah plastik, WPC (Wood Plastic Composite), Upcycling
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Kudus merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang mengalami pertumbuhan ekonomi dan kepadatan penduduk yang pesat. Seiring dengan meningkatnya aktivitas industri, perdagangan, dan konsumsi masyarakat, volume sampah yang dihasilkan di Kabupaten Kudus juga mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kudus, jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari mencapai sekitar 175 ton, dengan komponen utama terdiri dari sampah organik, kertas, plastik, dan bahan anorganik lainnya. Permasalahan pengelolaan sampah di Kabupaten Kudus semakin kompleks akibat kelebihan kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo, warga setempat mengadakan demo di depan TPA sehingga pada akhirnya ditutup pada Kamis, 16 Januari 2025. Penutupan ini disebabkankarena berbagai permasalahan lingkungan baru, seperti penumpukan sampah di berbagai sudut kota, pencemaran udara akibat pembakaran sampah ilegal, serta meningkatnya keluhan masyarakat terkait bau menyengat, penyebaran penyakit atau masalah kesehatan, serta kebersihan sumber air sungai yang telah berubah menjadi warna hitam akibat terkena dampak sampah tersebut.
Sejalan dengan meningkatnya konsumsi produk berbahan plastik sekali pakai, sampah plastik menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam timbulan sampah di Kudus. Plastik memiliki sifat yang sulit terurai dan dapat bertahan di lingkungan selama ratusan tahun, sehingga menjadi ancaman serius bagi ekosistem dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan solusi inovatif dalam pengelolaan limbah plastik untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan adalah pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan baku dalam produksi Wood Plastic Composite (WPC). WPC merupakan material komposit yang dibuat dari campuran serbuk gergaji dengan plastik daur ulang. Produksi WPC dapat menjadi solusi bagi industri pengolahan kayu yang sering menghadapi masalah limbah serbuk gergaji yang tidak terpakai. Dikarenakan industri kayu di Kabupaten Kudus cukup berkembang, terutama di sektor furnitur dan konstruksi yang menghasilkan limbah serbuk gergaji dalam jumlah besar yang sering kali hanya dibuang atau dibakar dapat menambah permasalahan lingkungan. Dengan mengombinasikan limbah plastik dan serbuk gergaji kayu, pengembangan WPC dapat menjadi solusi yang berkelanjutan dalam menangani permasalahan sampah di Kabupaten Kudus.
Dengan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi pengembangan WPC sebagai solusi pengelolaan limbah plastik dan serbuk gergaji kayu di Kabupaten Kudus. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menciptakan teknologi ramah lingkungan serta mendukung program pemerintah dalam mengurangi timbulan sampah pada TPA Tanjungrejo dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya. Selain itu, pemanfaatan WPC juga dapat menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Dengan adanya teknologi pengolahan sampah yang inovatif, industri kecil dan menengah di Kudus dapat diberdayakan untuk mengolah limbah menjadi produk bernilai tambah. Hal ini tidak hanya akan membantu dalam mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi para pelaku usaha. Diharapkan, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan pengelolaan sampah yang lebih efektif. Dengan strategi yang tepat, Kabupaten Kudus dapat mengembangkan model pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular yang berfokus pada pemanfaatan kembali limbah menjadi produk yang lebih berguna dan bernilai ekonomi tinggi.
Adapun keunggulan dari produk ini adalah:
Nama | : | Zabrina Malva Lena |
Alamat | : | Jl. Conge, Ngembalrejo, Bae, Kudus |
No. Telepon | : | 083144579217 |