Dies Patch ; Transdermal patch dari pakis sayur (diplazium esculentum) sebagai detoksifikasi racun pada perokok pasif

Tingkat perokok aktif dan paparan asap rokok terhadap perokok pasif di Indonesia terus meningkat, menimbulkan risiko kesehatan serius seperti stres oksidatif akibat radikal bebas. Sebagai solusi inovatif, dikembangkan transdermal patch berbahan dasar ekstrak Diplazium esculentum, tanaman dengan kandungan antioksidan tinggi. Produk ini dirancang untuk membantu menetralisir radikal bebas dalam tubuh perokok pasif dan mengurangi ketergantungan pada obat kimia. Dengan metode penghantaran obat melalui kulit, transdermal patch ini memiliki keunggulan seperti efektivitas tinggi, kemudahan penggunaan, dan penetrasi zat aktif yang optimal. Produk ini berpotensi dikembangkan sebagai solusi alternatif dalam menjaga kesehatan pernapasan dan mendetoksifikasi racun dari asap rokok.

Prevalensi perokok aktif di Indonesia terus meningkat. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4% di antaranya perokok berusia 10-18 tahun. Sementara itu, jumlah perokok aktif di Kudus mencapai 25.55% berdasarkan data dari Pusat Statistik Jawa Tengah pada tahun 2023. Berdasarkan data dari laporan WHO paparan asap rokok terhadap orang lain di tempat umum masih tinggi. Sebanyak 74,2% orang dewasa terpapar asap rokok orang lain di tempat makan, dan 44,8% di tempat kerja. Dengan banyaknya perokok aktif di Indonesia, menyebabkan beberapa orang bukan perokok terpapar asap rokok tersebut. Sehingga, hal tersebut memicu timbulnya perokok pasif, yaitu orang-orang yang tidak merokok tapi terkena efek samping dari rokok. Orang yang sering terkena asap rokok memiliki risiko sebesar 20-30% mengidap masalah pada paru-paru. Dampak yang ditimbulkan oleh asap rokok pada perokok aktif sama bahayanya dengan perokok pasif. Menurut WHO, diperkirakan terdapat 600.000 kematian per tahun di seluruh dunia akibat perokok pasif. Oleh karena itu, perokok pasif merupakan ancaman yang tidak boleh disepelekan.

Perokok pasif merupakan individu yang tidak mempunyai kebiasaan dalam merokok, tetapi menghirup asap rokok oleh orang sekitarnya yang merokok. Paparan asap rokok ini terbukti sebagai faktor resiko masalah kesehatan dan juga menjadi permasalahan serius. Paparan asap rokok salah satunya adalah nikotin dapat memicu timbulnya zat berbahaya bagi tubuh (Kemenkes 2022). Asap rokok sendiri didalamnya terkandung radikal bebas yang dapat menyebabkan kondisi tubuh yang disebut stres oksidatif, yang dapat terjadi baik pada perokok aktif maupun pasif (Dewi, Rosita dkk., 2023).

Radikal bebas merupakan produk metabolisme sel normal di dalam tubuh manusia. Dalam keadaan normal, radikal bebas berperan sebagai salah satu sistem pertahanan tubuh. Dalam kondisi patologis, paparan asap rokok menyebabkan ketidakseimbangan jumlah radikal bebas yang diproduksi dalam tubuh sehingga dapat memicu terjadinya stres oksidatif (Suryadinata 2018). Rokok selalu menjadi topik sulit yang perdebatannya tidak akan pernah berakhir. Hampir 30% anggaran jaminan kesehatan nasional dibelanjakan untuk biaya perawatan yang disebabkan merokok (Malasari 2022).

Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menyerap atau menetralisir radikal bebas sehingga mampu mencegah penyakit-penyakit degeneratif seperti kardiovaskuler, karsinogenesis, dan penyakit lainnya (Maharani et al., 2021). Dengan adanya senyawa antioksidan, stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas dapat distabilkan dan dinetralkan sehingga dapat menurunkan resiko kerusakan pada sel tubuh.

Diplazium esculentum telah terbukti memiliki kandungan senyawa antioksidan, dapat menjadi anti inflamasi, anti bakteri, antidiabetes, mengurangi risiko hyperlipidemia, hepatoprotektif (pelindung hati) adalah senyawa obat yang memiliki efek terapetik, untuk memulihkan, memelihara, dan mengobati kerusakan dari fungsi hati sehingga Diplazium esculentum dapat dikonsumsi sebagai salah satu pilihan sayur (Habibie dalam Junejo et al., 2018). Dengan demikian, tumbuhan Diplazium esculentum memiliki potensi cukup besar untuk dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan obat-obatan (Adzhani, Meiyanto., 2023).

Transdermal Patch dapat digunakan sebagai solusi pencegahan. Transdermal patch merupakan tempelan perekat yang dimaksudkan untuk membawa obat tertentu melalui kulit dan ke aliran darah ke seluruh tubuh. Komponen utama dari sistem penghantaran obat transdermal yang mempengaruhi sifat sifatnya adalah polimer dapat memberikan efek sistemik terkontrol melalui kulit dan aliran darah. Penghantaran obat secara transdermal memiliki beberapa keuntungan dibandingkan metode pemberian lainnya. Ini termasuk lebih mudah, lebih ramah pasien, dan dapat melewati metabolisme lintas pertama dan kondisi asam lambung yang buruk yang dihasilkan oleh penggunaan obat oral (Fuziyanti dkk., 2022).

Pembuatan produk transdermal patch Diplazium escelentum dilakukan sebagai salah satu upaya dalam mengurangi ketergantungan penggunaan obat-obatan kimia, dan untuk mendetoksifikasi racun pada perokok pasif.

Keunggulan produk transdermal patch yaitu :

  1. Transdermal patch yang mengandung ekstrak Diplazium esculentum memberikan cara yang efektif untuk menjaga Kesehatan saluran pernafasan.
  2. Ekstrak Diplazium esculentum yang mengandung antioksidan dapat membantu menetralkan radikal bebas dalam tubuh.
  3. Pengunaan transdermal patch secara terus menerus dapat membantu mendetoksifikasi racun didalam tubuh yang berasal dari paparan asap rokok.
  4. Transdermal patch memiliki potensi bisnis yang tinggi dalam memenuhi permintaan pasar pada obat obatan alami.
  5. Trandermal patch dapat dipakai tanpa menggangu aktivitas sehari hari dan ekstrak Diplazium esculentum akan diserap ke dalam tubuh secara bertahap sehingga hal ini meningkatkan efesiensi dan efektivitas pada penggunaannya.

Nama : Izatul husna, S.Pd., M.Biotech
Alamat : Jl. KHM. Arwani Amin, Krandon, Kudus, Krandon, Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59314.
No. Telepon : 087838863219