Permasalahan sampah plastik yang terus meningkat di Indonesia mendorong lahirnya inovasi Sky Power TECO Roof — genteng ramah lingkungan berbahan plastik daur ulang yang dilengkapi dengan panel surya terintegrasi. Keunikan inovasi ini terletak pada kombinasi antara solusi pengelolaan limbah plastik dan pemanfaatan energi terbarukan dalam satu produk, yang tidak hanya berfungsi sebagai pelindung bangunan, tetapi juga sebagai sumber energi listrik hemat biaya dan berkelanjutan. Status inovasi saat ini telah memasuki tahap purwarupa (prototype) dan telah melalui uji coba awal dalam ajang Krenova Kabupaten Kudus. Dari sisi kesiapan, Sky Power TECO Roof telah siap untuk diuji coba secara lebih luas di masyarakat dalam skala rumah tangga. Ke depannya, inovasi ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan energi dan bahan bangunan ramah lingkungan di sektor domestik, industri, hingga pemerintahan, dengan biaya produksi yang ekonomis dan bahan baku yang mudah diperoleh.
Sampah plastik telah menjadi isu lingkungan yang mendesak, terutama di Indonesia, yang merupakan salah satu negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia. Latar belakang permasalahan ini berakar dari meningkatnya penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Plastik dipilih karena sifatnya yang ringan, praktis, dan ekonomis, sehingga sering digunakan sebagai kemasan sekali pakai. Hal ini menyebabkan volume sampah plastik yang dihasilkan semakin meningkat, dengan estimasi mencapai 9,1 juta ton per tahun dari total 65 juta ton sampah domestik.
Dampak Lingkungan: Sampah plastik memiliki dampak serius terhadap lingkungan. Sifat plastik yang tidak mudah terurai membuatnya bertahan di alam selama puluhan hingga ratusan tahun, berpotensi mencemari tanah dan air Selain itu, proses pengolahan dan pembuangan sampah plastik dapat menghasilkan zat beracun yang membahayakan kesehatan manusia dan ekosistem.
Statistik dan Tren: Data menunjukkan bahwa timbunan sampah plastik di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2023, total sampah mencapai lebih dari 17 juta ton, dengan sekitar 18,4% di antaranya merupakan sampah plastik[1][4]. Dalam konteks global diperkirakan sekitar 8 juta ton sampah plastik dibuang ke laut setiap tahun.
Kesadaran Masyarakat: Meskipun ada peningkatan kesadaran tentang bahaya limbah plastik, masih banyak masyarakat yang kurang memahami dampaknya. Kurangnya pemahaman ini sering kali mengakibatkan perilaku konsumsi yang tidak bertanggung jawab terhadap produk berbahan plastik.
Dengan demikian, penanganan masalah sampah plastik memerlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak untuk mengurangi penggunaannya dan meningkatkan program daur ulang serta pendidikan lingkungan.
Pemanfaatan genteng mempunyai nilai lebih sebagai berikut:
dapat menghasilkan energi listrik yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, sehingga mengurangi biaya listrik.
Genteng ini dibuat dari plastik daur ulang, sehingga mengurangi dampak lingkungan dari sampah plastik.
memiliki ketahanan yang tinggi terhadap cuaca dan kerusakan, sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
memiliki desain yang modern dan estetika yang baik, sehingga dapat meningkatkan nilai estetika bangunan.
memiliki desain yang sederhana dan mudah dipasang, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya
Nama | : | Eva Octaviyana |
Alamat | : | Jl. Dawe Raya Kiringan Samirejo Dawe Kudus Rt 4 Rw 5 |
No. Telepon | : | 085643075396 |