Potensi MIE-AMOR sebagai Pangan Fungsional kaya Antioksidan

ABSTRAK

Fajar Nurrakhmat, Eka Rizqulloh, Zlatan Abil Ibrahim “Potensi Mie-amor sebagai Pangan Fungsional kaya Antioksidan”. Proposal Krenova. Purbaligga : Badan Perencanaan Penelitian dan Pembangunan Daerah Purbalingga.2021.

 

Penyakit kanker di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 1.79 per seribu penduduk, naik dari tahun 2013 sebanyak 1.4 per seribu penduduk. Hal tersebut dikarenakan pola hidup yang tidak sehat, sehingga dapat meningkatkan stress oksidatif seseorang. Stress oksidatif dapat terjadi apabila kondisi senyawa radikal bebas dalam tubuh lebih besar dibandingkan jumlah antioksidan dalam tubuh. Subtansi atau bahan dasar dari radikal bebas terdapat di berbagai makanan yang dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat dinetralisir oleh antioksidan yang merupakan senyawa penghambat reaksi oksidasi. Senyawa ini banyak ditemukan pada tumbuhan, salah satunya yaitu tanaman suweg. Pada umumnya masyarakat Purbalingga jarang sekali mengkonsumsi suweg karena kandungan kalsium oksalat pada suweg menimbulkan rasa gatal sehingga perlu adanya inovasi dengan memanfaatkan suweg sebagai pangan fungsional yang kaya antioksidan. Pangan fungsional merupakan makanan dan bahan pangan yang dapat memberikan manfaat tambahan di samping fungsi gizi dasar. Berdasarkan masalah yang telah diuraikan perlu dilakukan penelitian mengenai potensi Mie-Amor sebagai pangan fungsional non gluten kaya antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pangan fungsional dari Mie-Amor yang berbahan dasar suweg dari segi antioksidan dan senyawa pendukung lain yang terkandung. Metode penelitian meliputi pembuatan Mie-Amor dan analisis kandungan pada suweg menggunakan metode DPPH dan Analisis FTIR. Aplikasi pemanfaatan suweg ini diharapkan dapat meminimalisir permasalahan mengenai penyakit kanker serta dapat dijadikan sebagai pangan fungsional yang dapat meningkatkan nilai ekonomi pada suweg. Hasil analisis kandungan pada suweg akan  mendukung Mie-Amor menjadi pangan fungsional yang menyehatkan. Proses pembuatan Mie-Amor pada industri rumah tangga maupun UKM sangat mungkin dilakukan.

Kata Kunci : antioksidan, non gluten, pangan fungsional, suweg

 

Kanker merupakan salah satu penyakit utama penyebab kematian di dunia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1.79 per 1000 penduduk, naik dari tahun 2013 sebanyak 1.4 per 1000 penduduk (Beritasatu, 2018). Menurut Makassari (2017) sepertiga kematian akibat kanker berhubungan dengan 5 kebiasaan gaya hidup dan pola makan. Pola makan menjadi penyebab 30%-40% kanker pada pria dan 60 % pada wanita (Faisal, 2000). Kebiasaan gaya hidup dan pola makan sehat sering kali diabaikan oleh sebagian besar orang sehingga seringkali menyebabkan stress oksidatif. Stress oksidatif merupakan keadaan ketika terjadi ketidakseimbangan jumlah radikal bebas dan antioksidan endogen dalam tubuh.

Radikal bebas dapat menyebabkan terjadinya inflamasi atau peradangan serta terjadinya peroksidasi lemak pada membran sel sehingga sel mengalami kerusakan (Oka, 2016). Efek destruktif dari radikal bebas dapat diredam oleh antioksidan yang akan melindungi sel tubuh dari kerusakan (Halim, 2003). Kebanyakan sumber antioksidan alami adalah tumbuhan dan umumnya merupakan senyawa fenolik yang tersebar di seluruh bagian tumbuhan baik di kayu, biji, daun, buah, akar, bunga maupun serbuk sari (Sarastani, et al.  2002).

Tanaman yang kaya senyawa antioksidan di Kabupaten Purbalingga sangat melimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal, salah satunya suweg. Masyarakat cenderung kurang tertarik mengkonsumsi suweg karena cara pengolahan yang kurang beragam dan getah suweg akan menyebabkan kulit menjadi gatal. Upaya yang dapat dilakukan agar meminimalisir rasa gatal pada saat mengupas suweg yaitu dapat dilakukan dengan menggunakan air garam setelah mengupas suweg tersebut sehingga dapat meminimalisr rasa gatal. Metode pengolahan suweg yang biasa dilakukan umumnya berupa pengukusan dan perebusan sehingga kurang menarik minat masyrakat untuk mengkonsumsinya. Rasa gatal pada kulit disebabkan oleh kristal kalsium oksalat yang merupakan produk buangan dari metabolisme sel yang sudah tidak digunakan lagi oleh tanaman (Nugroho, 2007).

Mie instan saat ini merupakan salah satu makanan yang sangat digemari semua masyarakat, hal ini didukung dengan kecenderungan dan pola hidup masyarakat modern yang lebih menginginkan makanan siap saji. Kebutuhan terigu yang merupakan bahan dasar pembuatan mie perlu diimbangi dengan upaya substitusi dengan bahan baku lokal, salah satu alternatifnya yaitu menggunakan tepung Suweg. Suweg merupakan tanaman sejenis umbi-umbian yang memiliki kandungan berupa antioksidan. Saat ini, krisis pangan menghantui Indonesia sebagai dampak pandemi  Covid-19. Banyak upaya dilakukan berbagai pihak guna mengantisipasinya. Meskipun jumlah produksi pangan saat ini tidak mengalami banyak perubahan dan masih dapat dikatakan aman, permasalahan krisis pangan tetap dapat terjadi kedepannya. Permasalahan yang paling besar terjadi pada distribusi pangan. Adanya pembatasan-pembatasan tersebut, distribusi pangan menjadi lemah. Akibatnya, stok pangan tidak merata.

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, perlu dilakukan penelitian mengenai potensi Mie-Amor sebagai pangan fungsional yang kaya antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan manfaat baik dalam bidang kesehatan, makanan, ketahanan pangan selama pandemi Covid-19 maupun untuk prospek usaha.

Keunggulan inovasi kami yaitu :

MIE-AMOR sehat untuk dikonsumsi anak kecil sampai lanjut usia.

MIE-AMOR kaya antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas yang terdapat pada penderita kanker.

MIE-AMOR dapat membantu melindungi sel - sel tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga dapat menghambat risiko penularan Covid-19 di masa pandemi ini.

MIE-AMOR dapat dijadikan menu makanan sehat dalam program diet. 

Nama : Fajar Nurrakhmat
Alamat : Jl. Raya Gumiwang Kejobong Purbalingga
No. Telepon : 085879878838