TE ROOM “saTE mushROOM” Inovasi Makanan Sehat Kaya Manfaat

Abstrak

Produk makanan ini dibuat dari tumbuhan yang memiliki rasa seperti produk hewani, dengan mengganti protein hewani menjadi protein nabati. Produk ini menggunakan bahan baku jamur tiram (Pluoretus ostreatus) yang merupakan salah satu jenis jamur kayu yang dapat dikonsumsi. Protein pada jamur 19-35% lebih tinggi dibandingkan protein yang terkandung pada beras (7,38%) dan gandum (13,2%). Pada jamur terdapat 72% lemak tidak jenuh, 9 asam amino, dan kandungan serat mulai 7,4  sampai 24,6%, yang sangat baik untuk pencernaan sehingga cocok untuk pelaku diet. Selain baik untuk pelaku diet, jamur juga digunakan untuk obat diantaranya untuk mengobati kolesterol (lemak hasil metabolit/metabolisme yang mengandung senyawa sterol dan banyak terkonsentrasi pada membran sel di dalam tubuh serta sistem sirkulasi) (Fajar, 2022), kanker (pertumbuhan sel yang tidak seperti biasanya, serta dapat menyerang jaringan dan organ lain) (Kristianto, 2020), dan AIDS (Rosmiah,2020). AIDS(Acquired Immune Deficiency Syndrome)  merupakan sebutan untuk orang yang terjangkit atau penderita HIV yaitu virus yang menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh atau imunitas (Yuanita, 2017).

Latar Belakang

 Produk sate vegan dibuat karena adanya pola hidup sehat sebagai trend yang mendasari inovasi pangan. Saat ini praktek vegan semakin marak diperbicangkan masyarakat (Damayanti, 2013). Vegan yakni gaya hidup tanpa mengonsumsi makanan yang berasal dari hewani atau biasa disebut veganisme. Te Room memanfaatkan adanya budidaya jamur tiram yang cukup banyak di Sukoharjo.

Saat ini sebutan global warming sudah berubah menjadi global boiling. Ada banyak pemicu terjadinya global warming (proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer yang disebabkan oleh terperangkapnya gas CO2, serta panas matahari yang tidak dapat dipantulkan kembali ke angkasa sebab adanya efek gas rumah kaca). Salah satunya gas adalah CH4 atau metana yang biasa dihasilkan dari feses dan gas buangan (sendawa) pada hewan ruminansia (memiliki rumen : perut 3). Konsumsi daging sapi terus menerus harus membutuhkan peternakan sapi dengan jumlah sapi yang relatif banyak. Dengan adanya peternakan sapi, semakin banyak gas metana yang dihasilkan, sementara itu gas metana 25 kali lebih mempengaruhi efek gas rumah kaca dibandingkan karbondioksida. Mengurangi konsumsi hewani dapat menjadi salah satu cara mencegah terjadinya global warming.

Belum ada produk sate jamur dalam bentuk frozen, yang praktis dikonsumsi dan dapat dipasarkan ke seluruh Indonesia.

Nama : Sofia Rif'atul Mazidah
Alamat : Jalan Ovensari, Kadilangu, Baki, Sukoharjo
No. Telepon : 087836625044