Penyelesaian permasalahan sampah pada skala rumah tangga merupakan prioritas kesehatan lingkungan di masa depan. Sehingga ini merupakan solusi jitu atas permasalahan sampah secara komunal/masyarakat desa yang telah dicacah dalam unit-unit rumah tangga. Pelibatan berbagai stakeholder untuk menyelesaikan masalah sampah di skala rumah tangga dengan pendekatan kewirausahaan sosial atau sociopreneur (social entrepreneur). Karya tim kami yakni melakukan kampanye edukatif untuk mengurangi dampak sampah dengan  meningkatkan partisipasi masyarakat melalui gerakan desa wisata bisnis konservasi lingkungan yang terselenggara di Dusun Sukodono, Desa Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Kegiatan desa wisata bisnis ini merupakan pengembangan dari kegiatan sociopreneur untuk mengatasi permasalahan sampah di desa dengan pendekatan bisnis sehingga mendatangkan profit/keuntungan serta benefit/kemanfaatan yang semakin meluas sehingga meningkatkan partisipasi masyarakat yang tinggal berdekatan di kawasan satelit/penyangga Rawa Pening dalam mengelola kelestarian ekosistem Rawa Pening

Sampah itu bukanlah musuh kita, maka jangan dijauhi. Sampah merupakan hasil sisa kegiatan hidup manusia maka sampah merupakan bagian dari hidup kita yang membutuhkan cara bijak untuk mengelolanya lebih lanjut. Sampah menurut jenisnya dibedakan ada dua jenis yaitu sampah anorganik dan sampah organik. Sampah anorganik merupakan hasil dari kegiatan manusia yang menyisakan limbah yang berupa bahan-bahan yang tidak bisa diurai oleh alam. Contohnya adalah plastik, logam, maupun bahan kimia berbahaya. Indonesia darurat sampah plastik oleh karena itu tentu sudah banyak cara untuk mengatasi sampah anorganik ini dengan melibatkan kegiatan industri dalam pembuatan bahan daur ulang maupun barang-barang  dari bahan-bahan sampah plastik, logam dan sebagainya.

Sedangkan sampah organik merupakan hasil sisa kegiatan manusia yang dapat diurai oleh alam. Pelakunya yaitu dekomposer dan detritivor sebagai komponen pelaku penguraian sampah organik. Salah satu yang memprihatinkan adalah persoalan partisipasi masyarakat dari berbagai stakeholder rendah, mulai dari masyarakat pertanian yang menggunakan pupuk pertanian dengan jenis dan dosis berlebihan, belum lagi masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang di pasar dan rumah tangga dari berbagai kawasan hulu sungai. Direktur Utama PT. Jasa Tirta 1 Raymond Valiant Ruritan mengatakan limbah domestik tersebut di antaranya berasal dari rumah tangga dan intensifikasi perekonomian yang masif di sekitar danau Rawa Pening. Limbah domestik yang dimaksud yaitu limbah rumah tangga, industri, tempat wisata, dan pupuk nonorganik. Pola pembuangan limbah domestik ini dapat menyebabkan eutrofikasi sehingga dapat menyebabkan kematian organisme Rawa Pening khususnya ikan dalam jumlah banyak. Tentu ini akan menyebabkan kerugian bagi nelayan, apalagi ancaman sedimentasi yang akan mempengaruhi elevasi pada perairan Rawa Pening untuk sumber daya PLTA di Kecamatan Tuntang.   https://regional.kompas.com/read/2022/08/01/140437078/limbah-domestik-berpotensi-bikin-rawa-pening-jadi-danau-mati. Sehingga perlu gerakan kesadaran dari partisipasi masyarakat (Bottom Up) untuk mendukung program pemerintah daerah terutama pada masyarakat di daerah satelit/penyangga Rawa Pening dan masyarakat di kawasan hulu Rawa Pening.

Kegiatan awal konservasi lingkungan Rawa Pening Banyubiru ini telah diapresiasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Semarang di tahun 2021 dalam even TPS3R di skala desa. Maka menurut tim diperlukan inovasi dalam rangka untuk menaikkelaskan gerakan lembaga TPS3R ini sebagai gerakan bersama seluruh elemen masyarakat desa demi menyelesaikan persoalan sampah di tingkat desa. Salah satu strategi yang digunakan yaitu dengan sentuhan kewirausahaan sosial atau sociopreneur dengan mewujudkan desa wisata bisnis konservasi lingkungan Rawa Pening. Secara filosofi wisata bisnis pada konteks ini yaitu membangun tempat bagi banyak orang untuk berwisata sekaligus berbisnis. Tempat orang untuk menghabiskan uang sebanyak-banyaknya lalu dia pulang ke desanya untuk menghasilkan uang yang lebih banyak dari yang ia habiskan. Kegiatan desa wisata bisnis konservasi lingkungan antara lain belajar budidaya maggot bsf untuk kelola sampah organik, strategi pengelolaan sampah anorganik atau rosok, belajar kerajinan eceng gondok, menikmati kulineran Rawa Pening, belajar budidaya bebek dan ayam dengan pakan maggot, budidaya agro dengan pupuk organik sampah dan rumah teladan TPS3R.

Nama :
Alamat :
No. Telepon :