Teknologi Aquaponik Dengan Instalasi Sistem Pasang Surut Sebagai Pemanfaatan Lahan Sisa Guna Meningkatkan Perekonomian dan Kesejahteraan Pelaku Ekonomi di Kabupaten Batang

Semakin sempitnya lahan pertanian memerlukan upaya penanganan terhadap tindakan optimalisasi sisa lahan yang tersedia melalui kegiatan budidaya pertanian agar tetap dapat memberikan manfaat ekonomi. Aplikasi metode aquaponik dapat diterapkan di daerah Kabupaten Batang. Mengingat Kabupaten memiliki pengembangan infrastruktur yang cukup pesat, sehingga menyisakan lahan sisa dan mengharuskan para pelaku ekonomi untuk melakukan optimalisasi ketersediaan lahan agar dapat dilaksanakan kegiatan yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan taraf ekonomi masyarakat. Metode aquaponik memiliki beragam sistem budidaya antara lain dapat disiasati melalui instalasi sistem pasang surut dengan memanfaatkan berbagai bahan penunjang kegiatan budidaya. Sehingga, melalui inovasi ini dapat mengefektifkan kegiatan budidaya perikanan sekaligus pertanian untuk menghasilkan nilai tambah ekonomi bagi para pelaku budidaya. Spesifikasi teknis terletak pada persiapan dan pelaksanaan kegiatan. Persiapan yang dimaksud berupa pengadaan pelatihan/penyuluhan kepada sasaran industri, dan pelaksanaan dilakukan melalui kegiatan praktek budidaya. Diharapkan melalui penerapan budidaya ini, mampu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan pelaku ekonomi di Kabupaten Batang.

Kabupaten Batang berada di antara 6° 51' 46" dan 7° 11' 47" Lintang Selatan dan 109° 40' 19" dan 110° 03' 06" Bujur Timur. Daerah ini memiliki luas 78.864,16 ha yang berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Kendal di sebelah timur, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara di sebelah selatan, dan Kota dan Kabupaten Pekalongan di sebelah barat. Dengan demikian, wilayah Kabupaten Batang, terutama Ibu Kota Pemerintahannya, berada di jalur ekonomi sebelah utara pulau Jawa.

Kondisi wilayah di Kabupaten Batang menggabungkan area pantai, dataran rendah dan pegunungan. Dengan demikian, Kabupaten Batang memiliki potensi yang sangat besar dalam bidang agrobisnis, agrowisata, dan agroindustri. Bidang-bidang terkait agrobisnis, agrowisata dan agroindustri tersebut termasuk pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang mana sektor tersebut merupakan salah satu sektor yang dominan untuk menopang perekonomian di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Terhitung mulai tahun 2022, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Batang pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mempunyai kontribusi sebesar 19,82% yang menempati urutan kedua terbesar setelah sektor industri pengolahan yang besarnya mencapai 34,20% (BPS, 2022). Tingginya kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan terhadap PDRB Kabupaten Batang disebabkan oleh potensi sumberdaya alamnya yang menjadi peluang dalam pengembangan berbagai sub sektor produksinya. Sektor ini memiliki peranan penting terhadap pemenuhan penyediaan bahan pangan penduduk serta sebagai penyedia lapangan pekerjaan di daerah ini.

Dalam sektor perikanan, mampu menghasilkan kegiatan produksi perikanan seperti pada kegiatan budidaya ikan tertentu yang disesuaikan dengan jenis air sebagai habitat pertumbuhan ikan yang dipelihara. Salah satu kegiatan budidaya perikanan dapat dilakukan dengan media air tawar sehingga menghasilkan budidaya ikan yang sesuai dari media air tawar ini antara lain lele, nila, patin, gurame, mujair, dan masih banyak lagi. 

Selain budidaya perikanan, pengembangan sektor pertanian juga turut digencarkan mengingat sektor ini juga berperan sebagai penyedia bahan pangan. Sejalan dengan perkembangan infrastruktur, sektor pertanian terancam untuk semakin terkikis keberadaan ataupun kesediannya. Susilo Heru Yuwono (2022) selaku Kepala Dispaperta Batang, membenarkan bahwasannya sektor pertanian di Kabupaten semakin terkikis akibat pembangunan infrastruktur seperti PLTU, jalan Tol, dan berbagai kawasan industri lain. Semakin sempitnya lahan pertanian memerlukan upaya penanganan terhadap tindakan optimalisasi sisa lahan yang tersedia melalui kegiatan budidaya pertanian agar tetap dapat memberikan manfaat ekonomi. Akan tetapi, tidak seluruh lahan memiliki kondisi kesuburan tanah yang sama/baik untuk dijadikan media tanam pada komoditas yang diinginkan. 

Melalui budidaya tanaman hidroponik, dapat dijadikan suatu alternatif pemanfaatan lahan sisa pekarangan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya, karena tindakan budidaya ini memanfaatkan media tanam lain (selain tanah) seperti kerikil, batu apung, pasir, potongan kayu, dan media tanam lain yang mampu mengalirkan nutrisi, air beserta oksigen dari media tanam yang dipilih. (Roidah, 2014). Menurut Rakhman dkk. (2015) hidroponik merupakan alternatif bercocok tanam yang memanfaatkan air sebagai media nutrisi yang nantinya dapat diserap langsung oleh tanaman dan mampu menunjang pertumbuhan tanaman.

Pelaku budidaya hidroponik tidak harus memfokuskan kegiatannya hanya untuk menanam tanaman tanpa media tanam yang berupa tanah. Namun, kegiatan budidaya hidroponik ini dapat dilakukan sebagai kolaborasi antara usaha perikanan yang telah dijalankan, melalui pemanfaatan sisa lahan sebagai efisiensi kegiatan budidaya perikanan dengan penambahan budidaya hidroponik yang mampu menambah manfaat ekonomi dengan adanya penanaman hidroponik yang dapat disalurkan melalui kegiatan usaha budidaya perikanan yang telah dikembangkan.

Kolaborasi antara kegiatan budidaya perikanan (akuakultur) dan budidaya hidroponik disebut sebagai aquaponik.  Metode budidaya aquaponik dapat dilakukan dengan menggabungkan budidaya perikanan (akuakultur) dengan kegiatan budidaya hidroponik. Menurut Saparinto dan Susianan (2014) kegiatan aquaponik mampu menjadikan budidaya ikan sebagai fokus usaha utama dan budidaya tanaman sebagai usaha tambahan. 

Aquaponik mengalirkan air dari kolam ikan ke tanaman dan dari tanaman ke ikan. Sistem teknologi pada aquaponik berfokus pada penyediaan air yang optimal untuk setiap komoditas melalui penggunaan sistem resirkulasi (Hidayat, 2011). Sistem ini membutuhkan intervensi teknologi sederhana dan tepat guna. Karena melalui budidaya sistem aquaponik ini, kadar oksigen dalam air akan terjaga dan dapat menekan racun amoniak yang berasal dari kotoran ikan. Ikan akan menghasilkan amoniak yang digunakan sebagai nutrisi bagi tanaman, yang selanjutnya tanaman melakukan mineralisasi pengurangan kadar amoniak untuk meminimalisir keracunan bagi ikan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa antar sistem tersebut saling melengkapi satu sama lain.

Aplikasi metode aquaponik dapat diterapkan di daerah Kabupaten Batang. Mengingat Kabupaten memiliki pengembangan infrastruktur yang cukup pesat, sehingga menyisakan lahan sisa dan mengharuskan para pelaku ekonomi untuk melakukan optimalisasi ketersediaan lahan agar dapat dilaksanakan kegiatan yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan taraf ekonomi masyarakat seperti pada penerapan budidaya baik perikanan maupun penanaman komoditas pertanian, seperti pada kolaborasi budidaya perikanan (akuakultur) dengan budidaya pertanian (hidroponik) melalui metode aquaponik.

Metode aquaponik memiliki beragam sistem budidaya. Teknologi pada pembudidayaan aquaponik dapat disiasati melalui instalasi sistem pasang surut yang memanfaatkan berbagai bahan penunjang kegiatan budidaya. Sehingga, melalui inovasi ini dapat mengefektifkan kegiatan budidaya perikanan sekaligus pertanian untuk menghasilkan nilai tambah ekonomi bagi para pelaku budidaya.

Keunggulan yang ditawarkan dari budidaya teknologi aquaponik dengan instalasi sistem pasang surut, antara lain yaitu:

  1. Dapat menghasilkan dua produk sekaligus dalam satu kali proses produksi;
  2. Produk pertanian yang dihasilkan berupa organik;
  3. Limbah yang dihasilkan sedikit dan ramah lingkungan; 
  4. Dapat diadaptasi sesuai dengan kebutuhan; 
  5. Kualitas air terjaga;
  6. Tidak memerlukan pupuk kimia; 
  7. Hemat lahan; 
  8. Hemat air. 

Nama : Niken Ainun Fridayanti
Alamat : Dukuh Kebanyon, RT 003 / RW 004, Kasepuhan Batang
No. Telepon : +6285-4787-6181