BALI BUNGAH

Menurut Sigizi Terpadu Kemenkes, Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) data hasil penimbangan serentak di posyandu pada bulan Agustus tahun 2022, terdapat 412 balita yang terindikasi mengalami stunting di Kota Magelang, 10 balita diantaranya berada di wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan. Data e-PPGBM khusus wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan pada Agustus tahun 2022 juga mencatat: 7 balita dengan status gizi kurang (tidak stunting), 4 balita dengan berat badan kurang (tidak stunting dan tidak wasting), 9 balita dengan berat badan kurang dan sangat kurang dengan status gizi normal. 

Potensial nya hasil pengolahan sampah di BSU Cempaka dan BSU Edelweis serta upaya penanganan stunting yang kurang efektif dan maksimal, disebabkan minimnya anggaran dari pemerintah untuk penyediaan PMT stimulan di posyandu, menciptakan ide program kolaborasi yang bertujuan mengatasi permasalahan stunting yang sama krusialnya dengan permasalahan sampah utamanya di wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan. Bali Bungah, Balita Menabung Sampah, merupakan pengembangan dari program Balibung (Balita Menabung). Mengubah kebiasaan balita menabung uang menjadi menabung sampah. Metode Pelaksanaan Bali Bungah, antara lain :

  • Sosialisasi kader posyandu balita dan ibu balita
  • Sekolah sampah
  • Pilah sampah dari rumah
  • Setor ke BSU
  • Sampah anorganik jadi rupiah
  • Tukar sampah organik dengan sayur dan lele
  • Pelaksanaan posyandu balita dan reading aloud 
  • Menentukan sasaran penerima PMT stimulan 
  • Pemberian PMT stimulan
  • Evaluasi data balita , status gizi dan determinan oleh nutrisionis puskesmas
  • Stunting teratasi
  • Menuju generasi emas yang maju sehat dan bahagia 

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) harus dimulai sejak dini, bahkan sejak janin masih di dalam kandungan, karena pada saat itu proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sudah berlangsung. Dalam keseluruhan siklus hidup manusia, usia 0-2 tahun merupakan periode kritis bagi perkembangan otak. Periode ini harus dioptimalkan dengan menjaga kesehatan, status gizi anak, memberikan stimulasi yang mencukupi dan menyediakan lingkungan yang mendukung untuk menanamkan karakter anak sedini mungkin. Apabila pada masa tersebut, anak tidak mendapatkan pengasuhan dengan baik, maka akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu faktor resiko yang dihadapi anak-anak Indonesia saat ini adalah kondisi stunting. 

Stunting merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi balita stunting di Kota Magelang sebesar 13,9%. Hal ini mengalami kenaikan sebesar 0,6% dibandingkan dengan tahun 2021 yaitu sebesar 13,3%.

Menurut Sigizi Terpadu Kemenkes, Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) data hasil penimbangan serentak di posyandu pada bulan Agustus tahun 2022, terdapat 412 balita yang terindikasi mengalami stunting di Kota Magelang, 10 balita diantaranya berada di wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan. 

Data e-PPGBM khusus wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan pada Agustus tahun 2022 juga mencatat :

  •  7 balita dengan status gizi kurang (tidak stunting)
  • 4 balita dengan berat badan kurang (tidak stunting dan tidak wasting)
  • 9 balita dengan berat badan kurang dan sangat kurang dengan status gizi normal

Total keseluruhan terdapat 30 balita yang menjadi sasaran prioritas program percepatan penurunan stunting di Kelurahan Rejowinangun Selatan. 

Penyebab Stunting di wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan, ialah:

  • Malnutrisi, pola asuh, dan pengukuran antropometri di posyandu yang kurang tepat menjadi penyebab utama masalah status gizi kronis pada balita di wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan. 
  • Kurang optimalnya kualitas PMT balita di posyandu disebabkan anggaran penyediaan PMT yang masih berstatus swadaya masyarakat 
  • Kurangnya awareness orang tua balita dalam pemenuhan gizi seimbang yang disebabkan minimnya edukasi maupun pengaruh sosial dan faktor ekonomi keluarga 
  • Program pemberian bantuan pangan dari Pemerintah Kota Magelang melalui Dinas terkait berupa beras untuk keluarga rentan stunting dan baduta yang kurang maksimal, dikarenakan kebutuhan gizi yang paling utama dalam mengatasi stunting adalah protein hewani

Permasalahan Stunting sama Krusialnya dengan Permasalahan Sampah 

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), tahun 2022 volume timbulan sampah Kota Magelang sebesar 29,834.62 ton per tahun dengan rata-rata 80.51 ton timbulan sampah harian, dengan komposisi jenis sampah terbesar yakni sisa makanan sebanyak 33.70% kemudian plastik sebanyak 21.50% dan sampah anorganik lainnya.

Apabila masyarakat tidak berperan aktif dan bersinergi dengan Pemerintah Kota Magelang dalam upaya pengurangan maupun penanganan sampah, cepat atau lambat hal tersebut dapat menimbulkan masalah baru yang tidak hanya berdampak pada kesehatan lingkungan tetapi juga berpengaruh pada kesehatan individu, gaya hidup, sosial dan ekonomi. 

Pemerintah Kota Magelang juga telah melakukan berbagai upaya dalam penanganan sampah, salah satunya memperkuat peran Bank Sampah Unit (BSU). Total ada 99 BSU di Kota Magelang yang tercatat di SIPSN. Dari jumlah tersebut, terdapat 2 BSU unggulan Kota Magelang yang terletak di wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan, yakni BSU Cempaka dan BSU Edelweis.

BSU Cempaka dan BSU Edelweis yang sudah terintegrasi dengan kampung organik dan pengelola maggot, menjadikan kedua BSU ini mandiri dalam pengelolaan sampah organik maupun anorganik. 

Berbagai manfaat yang sudah dinikmati oleh masyarakat seperti lingkungan yang semakin bersih dan asri, sampah organik yang bisa dibarterkan dengan lele, sayur, dan berbagai produk dari kampung organik, kemudian sampah anorganik yang bisa dirupiahkan atau ditabung menjadi logam mulia

Potensial nya hasil pengolahan sampah di BSU Cempaka dan BSU Edelweis serta upaya penanganan permasalahan stunting yang kurang efektif dan maksimal, disebabkan minimnya anggaran dari pemerintah untuk penyediaan PMT stimulan di posyandu, menciptakan ide program kolaborasi yang bertujuan mengatasi permasalahan stunting yang sama krusialnya dengan permasalahan sampah utamanya di wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan 

Balita Menabung Sampah, merupakan pengembangan dari program Balibung (Balita Menabung). Mengubah kebiasaan balita menabung uang menjadi menabung sampah. 

Volume sampah di wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan yang tidak terbatas mampu menjadi sumber alternatif anggaran tambahan guna membantu Posyandu Balita dalam menyediakan PMT stimulan yang berkualitas, terutama bagi balita dengan status gizi beresiko. 

Bali Bungah diinisiasi oleh Ketua TP PKK Kelurahan Rejowinangun Selatan, yakni Hanie Ika Setyowati, M.Pd bersama dengan Pendamping Posyandu Balita wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan, Rizki Azhari Fatima. 
Bersama bersinergi mengajak rumah tangga yang memiliki balita supaya aktif mengumpulkan sampah organik dan anorganik dari rumah kemudian disetorkan ke BSU Cempaka dan BSU Edelweis. 

Program Bali Bungah mulai diterapkan pada 6 Posyandu Balita di wilayah Kelurahan Rejowinangun Selatan pada awal tahun 2023, antara lain :

  1. Posyandu Bina Sejahtera
  2. Posyandu Wijaya Kusuma 1
  3. Posyandu Setyorini 
  4. Posyandu Rahayu Lestari
  5. Posyandu Melati
  6. Posyandu Kantil

Dalam prakteknya, rumah tangga yang memiliki balita diajak untuk memilah sampah dari rumah kemudian menyetorkan sampah anorganik ke BSU Cempaka atau BSU Edelweis setiap bulannya. Sedangkan untuk sampah organik yang sudah dipisah, setiap hari akan  diangkut oleh petugas pengangkut sampah di lingkungan RT kemudian disetorkan ke peternak maggot. 

Uang hasil penjualan sampah anorganik diberikan kepada kader posyandu balita kemudian dikelola dan digunakan untuk penyediaan PMT stimulan pada 30 balita sasaran dengan status gizi beresiko.  Sedangkan sampah organik yang disetorkan ke peternak maggot,  ditukar dengan lele, telur ayam, dan sayur hasil dari budidaya di kampung organik. 

Uang hasil Bali Bungah yang diperoleh juga disisihkan untuk pembelian buku cerita anak sebagai penunjang kegiatan reading aloud (membaca nyaring) di Posyandu Balita dan BKB. Sehingga tidak hanya memberikan stimulasi sensorik dan motorik kepada balita namun juga merangsang kecerdasan, kemampuan berpikir kritis dan kreatifitas dalam mengoptimalkan tumbuh kembang balita. Hal ini terwujud dari antusias kader posyandu balita yang berkolaborasi dengan komunitas reading aloud Kota Magelang

  • Mendukung program Pemerintah Kota Magelang  dalam upaya percepatan penurunan stunting, khususnya di wilayah Rejowinangun Selatan 
  • Mendukung program Pemerintah Kota Magelang dalam misi mengurangi sampah
  • Mendukung program Pokja 2 TP PKK Kota Magelang, yakni Bunda Membaca
  • Menumbuhkan kecintaan anak usia dini pada literasi membaca, melalui kegiatan reading aloud di posyandu
  • Anak usia dini semakin teredukasi perihal sampah, pengelolaan, serta manfaat ekonomi yang bisa diambil
  • Mampu meningkatkan awareness  anak usia dini pada gaya hidup hijau (Green Living), gaya hidup berkelanjutan dan literasi keuangan dasar (menabung)
  • Menciptakan ekosistem kewirausahaan antara pengelola Bank Sampah Unit, Peternak Maggot, Peternak Ikan, Peternak Unggas, Pengusaha pakan ternak dan unggas, serta Petani sayur
  • Menangani sampah rumah tangga
  • Peningkatan kualitas PMT stimulan yang Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) pada balita, khususnya balita dengan status gizi beresiko
  • Secara kontinyu, mampu mengurangi volume sampah yang disetor ke depo atau TPA

Nama : HANIE IKA SETYOWATI, M.Pd
Alamat : Paten Gunung RT 03 RW 10, Kelurahan Rejowinangun Selatan, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang 56124
No. Telepon : 082133243348