PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK FOTO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR

https://docs.google.com/document/d/1g4-T1Q3dcdh2HExkxHR-xP2qx8J7LK0A/edit?usp=sharing&ouid=109347572757762284908&rtpof=true&sd=true

Negara Indonesia tingkat keterampilan menulis sekitar 84% dari total penduduk, tetapi hanya terbit 12 buku untuk satu juta penduduk Indonesia pertahun, memiliki urutan 60 dibawah Thailand dari 61 negara keseluruhan peringkat dunia. Kabupaten Purbalingga sendiri dalam halaman portal Dinas Komunikasi dan Informatika menyebutkan sekitar 4% atau 6000 masyarakat Purbalingga tidak dapat baca tulis. Masyarakat buta huruf tersebut menempatkan Purbalingga diurutan 26 dari 35 kabupaten di Jawa Tengah. Peserta didik pada saat pembelajaran menulis narasi masih cenderung pasif, dan kurang fokus, bahkan guru masih menggunakan metode yang kurang menarik. Proses belajar mengajar belum mempergunakan teknik, metode, serta model pembelajaran yang tepat. Berdasarkan hasil wawancara dengan 15 peserta didik di gugus Sultan Agung Kecamatan Karanganyar diperoleh data bahwa dari 20 peserta didik, ada 15 anak menyukai komik. Tujuan Penelitian untuk mengembangkan dan menghasilkan media pembelajaran menulis narasi bagi siswa sekolah dasar. Metode penelitian wawancara, observasi dan dokumen dengan 3 tahap : (a) studi pendahuluan, (b) pengembangan model, (c) uji model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pembelajaran keterampilan menulis narasi bagi peserta didik sekolah dasar masih belum maksimal dan berdasarkan uji t penggunaan produk media komik foto terbukti efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi peserta didik kelas V sekolah dasar.

 

https://docs.google.com/document/d/1g4-T1Q3dcdh2HExkxHR-xP2qx8J7LK0A/edit?usp=sharing&ouid=109347572757762284908&rtpof=true&sd=true

Di SD Negeri 1 Banjarkerta, SD Negeri 2 Banjarkerta, SD Negeri 1 Buara, dan SD Negeri 1 Kabunderan pada kelas 4 menunjukkan Peserta didik pada saat pembelajaran menulis narasi masih cenderung pasif, dan kurang fokus dalam mengikuti pembelajaran, guru masih menggunakan metode yang kurang menarik. Proses belajar mengajar belum mempergunakan teknik, metode, serta model pembelajaran yang tepat, ternyata peserta didik masih enggan untuk mengerjakan tugas menulis, media inovatif dalam pembelajaran menulis narasi belum dipergunakan oleh guru, pembelajaran menulis narasi kurang menarik perhatian peserta didik, pembelajaran masih terpaku buku guru dan buku siswa, perkembangan teknologi informasi dalam pembelajaran belum dimanfaatkan, peserta didik belum optimal dalam kemampuan menulis narasi, media pembelajaran menulis narasi belum tersedia di jenjang sekolah dasar Kecamatan Karanganyar.

https://docs.google.com/document/d/1g4-T1Q3dcdh2HExkxHR-xP2qx8J7LK0A/edit?usp=sharing&ouid=109347572757762284908&rtpof=true&sd=true

Berdasarkan temuan pada tahap eksplorasi, guru pada saat proses pembelajaran sebenarnya telah mempergunakan media pembelajaran, hanya saja media yang digunakan lebih kurang variatif disamping itu penyampaian materi yang dilakukan oleh guru hanya sebatas pengertian menulis narasi, mencari judul cerita, membuat paragraf, guru membacakan contoh narasi, peserta didik menjawab pertanyaan dari narasi yang dijelaskan oleh guru. Menurut Musser et.,al (2008) menulis seperti seni karena merupakan sains, mengembangkannya membutuhkan pengalaman, menumbuhkan rasa untuk menulis membutuhkan strategi dimana nantinya secara tidak sadar peserta didik membutuhkan waktu yang cukup untuk menulis dengan mempelajari petunjuk tertentu.

Dengan pola pembiasaan dan pemanfaatan media pembelajaran menulis nantinya peserta didik akan termotivasi dalam belajar, selain itu guru juga tidak lupa harus memperbaiki proses evaluasi dalam pembelajaran menulis. Tolok ukur keberhasilan pembelajaran oleh seorang guru dapat dilakukan melalui evaluasi. Menurut Suwandi ( 2011:2) evaluasi merupakan hal sangat strategis dalam pembelajaran. Guru perlu menentukan langkah sistematis untuk melakukan evaluasi. Nurgiyantoro, Burhan ( 2001:165) mengungkapkan bahwa dalam evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi evaluasi kompetensi kebahasaan dan evaluasi keterampilan berbahasa dan bersastra. Seperti dalam penelitian berikut  tampak hasil tulisan peserta didik banyak yang tidak memenuhi harapan guru sehingga perlu dilakukan kecermatan dalam proses evaluasi. 

Sebagian hambatan yang ditemui pendidik serta peserta didik pada saat pembelajaran keterampilan menulis harus ditindak lanjuti agar nantinya ketika proses evaluasi peserta didik tidak mengalami kesulitan. Pertama, peserta didik tidak dapat menentukan isi gagasan dikarenakan keraguan saat menuangkan kalimat sesuai EBI. Kedua, aspek psikologis peserta didik yang cenderung apatis terhadap keterampilan menulis dikarenakan kurangnya pembiasaan literasi. Ketiga, guru kurang memberikan stimulus berupa media pembelajaran yang menarik, maka menyebabkan peserta didik merasa kesulitan untuk menuangkan ide menulis.

Sebagian hambatan yang ditemui pendidik dalam pembelajaran menulis narasi perlu diperbaiki dengan kehadiran media pembelajaran yang menarik perhatian peserta didik. Menurut Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (2017) keterampilan menulis adalah suatu kompetensi yang wajib dikembangkan setiap siswa. Guru bisa mengeksplorasi kompetensi guna mengembangkan keterampilan menulis peserta didik dengan kreativitas pemanfaatan model maupun media pembelajaran yang menarik. Menurut Lambert dan Carpenter (2005) mengemukakan bahwa pemanfaatan media gambar dalam proses pembelajaran dapat memusatkan perhatian peserta didik, membangkitkan motivasi belajar serta kreativitas belajar.

Menurut Daryanto (2013) fotografi merupakan salah satu media pengajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pengajaran. Hal ini disebabkan kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan, dan tidak perlu diproyeksi untuk mengamatinya. Gambar fotografi termasuk kepada gambar tetap atau still picture yang terdiri dari dua kelompok, yaitu; pertama flat opaque picture atau gambar datar tidak tembus pandang, misalnya gambar fotografi, gambar dan lukisan tercetak. Kedua adalah transparent picture atau gambar tembus pandang, misalnya film slides, film strips dan tranparencis. Dalam penelitian pengembangan ini komik dipadukan dalam bentuk fotografi dikemas dalam bentuk media pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan menulis narasi peserta didik sekolah dasar.

Berdasarkan hasil wawancara, peserta didik lebih menyukai bacaan komik. Unsur-unsur komik yang bersifat menghibur sangat disukai oleh anak usia sekolah dasar. Menurut Mudjiman (2008) peserta didik harus ditumbuhkan rasa senang dalam belajar sehingga peserta didik merasa mampu mencapai tujuan belajarnya. Aspek visual yang ditampilkan komik sangat berdampak terhadap psikologis peserta didik untuk menyukai bacaan dalam komik. Aspek narasi dalam komik lebih menggambarkan dunia anak-anak. Foto dalam seni fotografi menggambarkan hal nyata dan sesuai keseharian anak-anak

Nama : ENDAH PRIATININGSIH
Alamat : Jl. Raya Buara Lumpang, Desa Lumpang Rt 03/02, Kec. Karanganyar, Kab.Purbalingga
No. Telepon : 081542828849