DECASO (Detergent Cair Sampah Organik), Sebuah Penyempurnaan Produk Turunan Eco-Enzyme

Detergen merupakan produk kimia yang umumnya digunakan dalam aplikasi pembersih, yang kini permasalahan baru biodiversitas terancam ketika detergen dibuang begitu saja ke perairan, sehingga menjadi masalah pencemaran ekologi serius karena sulit untuk didegradasi bahkan setelah limbahnya diolah terlebih dahulu. Akibatnya, keberlangsungan manusia juga mendekati kepunahan mengingat pencemaran itu menrusak keseimbangan mikroba dalam tubuh manusia yang terdiri dari 70% air. Salah satu komponen berbahaya yang terkandung pada detergen adalah surfaktan tipe ABS. Komponen tersebut memiliki efek toksik terhadap biota yang hidup di perairan, tak terkecuali dekomposer, yang peranan bagi manusia sangat besar sekali, yakni pembentuk sel manusia (57%). Ancaman tersebut salah satunya berada di lingkup biodiversitas di bumi, baik di bawah tanah, di perairan maupun di udara. Dapat disimpulkan bahwa, air yang terjamin keseimbangan mikrobanya dapat menjadi tolok ukur kelangsungan manusia. Sedangkan , detergen menjadi salah satu produk rumah tangga yang berpotensi sangat besar merusak keseimbangan itu. Oleh karena itu, perlu sebuah green-tech, di mana produk detergent, meski sama-sama bersifat surfaktan, air buangan yang menjadi tercemar ini dapat berkurang , bahkan tertanggulangi. Detergen cair tersebut harus berbasis surfaktan ramah lingkungan berbahan sampah organic, yang umumnya mengandung H2O2, C3H6O3, bersifat surfaktan dan aktivitas enzyme bagi nutrient vektor mikroba probiotik dan xenobiotic makro-mikro.

 

Keyword : detergen, pencemaran, biodiversitas, surfaktan, xenobiotic, prebiotik

Limbah domestik dan sampah organik sering kali diabaikan dalam identifikasi penyebab kerusakan lingkungan mengingat kurangnya pemahaman tentang dekomposisi limbah. Di sisi lain, Jumlah penduduk Indonesia meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2000 penduduk Indonesia berjumlah 206.265.585 jiwa, pada tahun 2010 meningkat menjadi 237.647.326 jiwa. Pada tahun 2020 Indonesia tercatat memiliki 270, 20 juta penduduk. Pertambahan jumlah penduduk akan berbanding lurus dengan bertambahnya kebutuhan air. Bertambahnya kebutuhan air bersih akan berbanding lurus dengan limbah domestik maupun sampah organik yang dihasilkan. Oleh karena itu faktor limbah domestik dalam mencemari lingkungan sangat penting dan tidak bisa diabaikan. Air limbah domestik adalah air limbah yang bersumber dari kegiatan harian manusia yang berhubungan dengan pemakaian air. Air limbah domestik dihasilkan dari beberapa kegiatan rumah tangga, antara lain : toilet, kamar mandi, wastafel cuci tangan maupun wastafel cuci piring. Air limbah domestik rumah tangga dari perkampungan penduduk cenderung dibuang langsung tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya kualitas badan air penerima hingga kerusakan lingkungan. Pemerintah telah menetapkan baku mutu air nasional terutama air sungai dengan mengesahkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 22 Tahun 2021 tentang. Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup lampiran VI tentang Baku Mutu Air Nasional. Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 22 Tahun 2021 lampiran VI mencantumkan bahwa baku mutu deterjen adalah 0,2 mg/L. Baku mutu lingkungan merupakan standar/nilai maksimum konsentrasi pencemar yang bisa ditenggang keberadaannya dalam lingkungan.

Deterjen adalah salah satu bahan pembersih yang terbuat dari campuran bahan-bahan kimia. Deterjen digunakan untuk mencuci pakaian, maupun peralatan rumah tangga dan industri. Tiga komposisi utama deterjen yaitu : surfaktan (zat aktif penurun tegangan permukaan), bahan pemutih, dan bahan pengharum. Surfaktan merupakan senyawa organik yang terdiri dari 2 bagian dengan sifat yang berbeda. Surfaktan memiliki bagian yang bersifat hidrofobik (bagian ekor yang menyukai minyak lemak dan tidak menyukai air) dan bagian yang bersifat hidrofilik (bagian kepala yang menyukai air). Surfaktan akan menurunkan tegangan permukaan dan meningkatkan daya serap air, sehingga serat pakaian akan mengendur dan mengangkat noda. Gugus surfaktan dapat mengalami reaksi hidrolisis yang akan menghasilkan ion fosfat. Ion fosfat ini kan memicu terjadinya eutrofikasi pada badan air penerima. Eutrofikasi akan mengakibatkan tumbuhnya alga dan tanaman air liar. Selain itu deterjen memiliki pH yang sangat basa, bersifat korosif, dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Surfaktan yang terakumulasi pada badan perairan akan mengakibatkan pendangkalan perairan dan terhambatnya transfer oksigen. Kompleksitas deterjen tergantung pada jenis surfaktan yang digunakan. Semakin panjang rantai kimia surfaktan maka akan semakin sulit untuk terurai. Eco enzyme merupakan cairan organik kompleks yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan organik, gula, dan air. Eco enzyme cenderung berwarna coklat muda dan keruh, tergantung bahan organik yang digunakan sebagai bahan baku fermentasi. Bahan organik yang digunakan untuk pembuatan eco enzyme dapat berupa sampah organik seperti sampah sayuran maupun sampah buah-buahan. Oleh karena itu eco enzyme dapat digunakan sebagai cara pengolahan sampah organik. Eco enzyme dihasilkan dari proses dekomposisi senyawa karbon yang terdapat pada substrat (sampah jeruk). Eco enzyme juga dihasilkan dari dekomposisi dari senyawa protein, garam mineral, dan asam organik. Kulit jeruk mengandung bromelain yang dapat menghasilkan enzim amilase. Kulit jeruk juga mengandung asam askorbat yang dapat meningkatkan anti mikroba dan anti inflamasi dari eco enzyme. Asam askorbat yang terdapat pada kulit jeruk yang menyebabkan eco enzyme sampah jeruk memiliki aroma harum segar khas jeruk. Ecoenzyme dapat membunuh kuman, bakteri, dan virus karena memiliki kandungan asam asetat, peroksida dan alkohol. Ecoenzyme juga dapat digunakan sebagai pupuk dan menutrisi tanah karena memiliki kandungan nitrit dan residu bahan organik dari proses fermentasi. Eco enzyme mengandung enzim lipase, amilase, dan tripsin. Enzim-enzim tersebut memiliki sifat biokatalisator yang dapat digunakan untuk menurunkan konsentrasi zat pencemar pada air limbah dalam fungsinya menurunkan tegangan permukaan konsentrasi polutan menggunakan ecoenzyme mampu menurunkan konsentrasi chemical oxygen demand COD) pada limbah domestik. Detergen berbasis ecoenzyme ini yang mampu mempertahankam kadar oksigen dalam air buangan, baik yang berada dalam siklus air maupun yang berada dalam tubuh organisme. Akibat sistemik yang ditimbulkan adalah keanekaragaman hayati terjaga keseimbangannya, termasuk ketersediaan oksigen, air dan ketahanan hutan sebagai paru-paru dunia secara umum. Secara khusus, detergen dan bahan pembentuknya memiliki karakter multifungsi di sektor lain seperti pertanian, perikanan, perkebunan, ekonomi rumah tangga, pangan dan kesehatan.

  1. bahan yang mudah di dapat dan terjangkau, bahkan gratis diperoleh
  2. melatih kesabaran dan harmoni pembuatnya dengan bumi
  3. hasil/ produk yang sangat kecil kemungkinan untuk gagal
  4. produk yang harganya sangat terjangkau/ ekonomis
  5. limbah kemasan produk Decaso dapat digunakan lagi
  6. tidak memiliki masa kadaluarsa dan tahan suhu tinggi
  7. produk, cara dan pendampingan mutu dapat menjadi salah satu pengembangan UKM hijau

Nama : Edtwin Sulispriyanto
Alamat : Plumbungan Indah III, D-99, RT.26/8, Plumbungan, Karangmalang, Sragen
No. Telepon : 082133863854