Marilué : Food bar dari Tepung Jagung dan Tepung Ganyong sebagai Bahan EFP (Emergency Food Product) Multifungsi

      Letak wilayah Indonesia yang dikelilingi oleh gunung berapi aktif dan juga tempat pertemuan empat lempeng tektonik, membuat Indonesia memiliki tingkat kerawanan terhadap bencana alam dengan intensitas yang cukup tinggi. Bencana alam yang rawan terjadi hampir tiap tahun ini, mengakibatkan kerusakan yang berdampak pada terbatasnya kebutuhan ketersediaan air bersih dan bahan pangan.  Salah satu alternatif bahan pangan yang dapat diberikan kepada korban bencana alam adalah Emergency Food Product (EFP) atau produk pangan darurat untuk membantu proses pemenuhan zat gizi para korban bencana alam. Salah satu produk pangan darurat yang dapat segera dikonsumsi saat terjadi bencana alam adalah yang berbentuk food bar atau makanan berbentuk batang. Food bar sebagai bahan pangan darurat belum sepenuhnya dimanfaatkan.  Inventor mengajukan formulasi produk food bar berbahan baku tepung jagung dan tepung ganyong sebagai produk unggulan Cilacap. Produk ini di beri nama Marilue yang berasal dari Bahasa jawa “mari” yang berarti sembuh dan “luwe” yang berarti lapar sehingga jika digabung menjadi sembuh laparnya. Penelitian sudah dilaksanakan dan telah sampai tahap implementasi dan sosialisasi.  invensi ini berhubungan dengan produk makanan siap saji yang digunakan untuk bertahan hidup dan pertolongan pertama pasca bencana alam serta dapat dikonsumsi untuk pemenuhan gizi harian.

Keyword : food bar, tepung jagung, tepung ganyong

Letak wilayah Indonesia yang dikelilingi oleh gunung berapi aktif dan juga tempat pertemuan empat lempeng tektonik, membuat Indonesia memiliki tingkat kerawanan terhadap bencana alam dengan intensitas yang cukup tinggi. Bencana alam yang rawan terjadi hampir tiap tahun ini, mengakibatkan kerusakan yang berdampak pada terbatasnya kebutuhan ketersediaan air bersih dan bahan pangan.   Bahan pangan yang paling banyak diberikan kepada korban bencana alam di Indonesia adalah berupa beras dan mie instan.  Kedua komoditi ini harus dimasak terlebih dahulu dan membutuhkan air dalam proses pemasakannya.  Adanya aktivitas pengolahan pangan menjadikan kedua komiditi ini dinilai kurang efektif jika bencana alam yang terjadi menyebabkan pengadaan air bersih dan dapur umum tidak memungkinkan. Kondisi darurat bencana seperti ini membutuhkan desain pangan khusus yang dapat langsung dikonsumsi, praktis untuk didistribusikan dan bergizi.  Salah satu alternatif bahan pangan yang dapat diberikan kepada korban bencana alam adalah Emergency Food Product (EFP) atau produk pangan darurat untuk membantu proses pemenuhan zat gizi para korban bencana alam.
 
Produk pangan darurat merupakan makanan yang memiliki energi dan zat gizi tinggi untuk korban bencana alam serta dapat dikonsumsi segera pada keadaan darurat.  Penggunaan produk pangan darurat dapat dilakukan selama 3 sampai 7 hari dan maksimal 15 hari serta membantu pemenuhan energi harian manusia sebesar 2100 Kkal. Produk pangan darurat juga harus dapat dikonsumsi secara langsung dan cocok untuk segala usia mulai dari anak berusia 6 bulan sampai orang tua.  Salah satu produk pangan darurat yang dapat segera dikonsumsi saat terjadi bencana alam adalah yang berbentuk food bar atau makanan berbentuk batang.

Food bar memiliki bentuk batang yang memudahkan dalam pengemasan dan penghematan tempat sehingga proses pendistribusian menjadi lebih efisien.  Food bar juga merupakan salah satu produk pangan olahan kering yang memiliki nilai kadar air rendah yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba sehingga memiliki umur simpan yang cukup Panjang. Food bar mayoritas juga terbuat dari tepung gandum yang merupakan komoditi impor. Pengembangan food bar sebagai makanan cadangan (buffer stock) darurat bencana yang berbasis bahan baku lokal sehingga dapat meningkatkan nilai tambah produk lokal dan meningkatkan diversifikasi pangan lokal masih berpotensi untuk dilakukan.

Inventor tertarik untuk membuat food bar berbahan baku tepung jagung dan tepung ganyong setelah mempelajari jurnal-jurnal penelitian sebelumnya dan mengatasi beberapa permasalahan produk yang dihasilkan.  Jagung merupakan enam komoditas basis tanaman pangan di Kabupaten Cilacap dan menempati urutan kedua setelah tanaman padi. Luas areal yang ditanami jagung berdasarkan data yang dirilis BPS provinsi Jawa Tengah untuk Kabupaten Cilacap adalah 8 659 hektar di tahun 2021. Berdasarkan hal tersebut maka jagung yang telah diolah menjadi tepung berpotensi untuk dijadikan bahan baku pembuatan food bar sebagai bahan pangan darurat.  

Ganyong sendiri merupakan tanaman jenis umbi-umbian yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan bahan baku industri  Umbi ganyong dapat menjadi sumber pangan alternatif karena kandungan pati (karbohidrat) yang tinggi.  Kandungan gizi yang tinggi menjadikan ganyong sebagai bahan pangan potensial. Karenanya, manfaat bagi kesehatannya begitu banyak terutama sebagai produk diet. Bubur ganyong sudah merupakan ikon produk Cilacap, terutama di kecamatan Kroya, sehingga ketersedian ganyong di Cilacap tentu saja mencukupi untuk produksi produk lain seperti food bar.

Dalam upaya meningkatkan nilai tambah produk lokal dan diversifikasi pangan lokal, inventor tertarik untuk menggunakan tepung jagung dan tepung ganyong sebagai bahan baku dalam pembuatan food bar. Hal ini didasarkan pada potensi besar jagung sebagai komoditas tanaman pangan utama di Kabupaten Cilacap, serta ketersediaan ganyong yang cukup di daerah tersebut. Penggunaan bahan baku lokal ini juga dapat mendukung perekonomian lokal dan mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan pangan.

Selain itu, food bar yang menggunakan tepung jagung dan tepung ganyong sebagai bahan bakunya memiliki keunggulan dalam hal pengemasan dan daya tahan. Food bar memiliki bentuk batang yang memudahkan dalam pengemasan dan penghematan ruang, sehingga dapat didistribusikan dengan lebih efisien. Selain itu, karena food bar merupakan produk olahan kering dengan kadar air rendah, pertumbuhan mikroba dapat dihambat, sehingga food bar memiliki umur simpan yang cukup lama. Dengan menggabungkan bahan baku lokal yang melibatkan jagung dan ganyong, serta menggunakan desain food bar yang praktis dan memiliki nilai gizi tinggi, produk ini diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif dalam memenuhi kebutuhan pangan darurat saat terjadi bencana alam.

Keunggulan yang ditawarkan untuk produk sejenis adalah kandungan gizi food bar dari tepung ganyong dan tepung jagung ini lebih tinggi karbohidrat dan proteinnya sehingga lebih membuat kenyang, sedangkan lemak yang sedikit dapat berguna untuk diet.  Food bar ini juga memiliki kadar air yang rendah sehingga memiliki umur simpan atau tanggal kadaluarsa yang lama.  Lama umur simpan memerlukan penelitian lebih lanjut, namun dengan kadar air di bawah 10 % maka umur simpan food bar ini dengan pengemasan yang baik adalah antara 1-6 Bulan.  Daya terima masyarakat untuk food bar ini juga baik, ada beberapa penemuan sebelumnya, karena menggunakan bahan tepung bekatul atau bahan-bahan lain yang tidak familiar dengan konsumen sehingga konsumen kurang suka dengan produknya. Tekstur produk ini juga cukup baik karena tidak terlalu keras dan tidak terlalu lunak.  Dari uji daya terima (hedonik) yang dilakukan dari rentang umur 5-50 tahun rata-rata konsumen menyukai produk ini karena mirip dengan kue kering yang biasa mereka konsumsi saat lebaran.

 

Nama : Wahyuningsih, S. Pd. Bio
Alamat : Dsn. Alurbulu Rt. 04/Rw. 05 Bulusari, Gandrungmangu, Cilacap
No. Telepon : 081336493095