Teknologi Tepat Guna Alat Filtrasi Limbah Batik Kutawaru Cilacap Menggunakan Pasir, Ijuk, Kerikil, dan Fly Ash Teraktivasi Asam Sulfat

Limbah cair batik merupakan limbah hasil produksi batik yang berpotensi mencemari lingkungan. Selama ini, limbah cair batik ditampung dalam bak penampung dan diolah hanya menggunakan batu, pasir, ijuk sehingga kurang maksimal dalam pengolahannya. Oleh karena itu, inovasi ini bertujuan untuk menciptakan teknologi tepat guna alat filtrasi limbah batik Kutawaru Cilacap menggunakan pasir, ijuk, kerikil, dan fly ash teraktivasi asam sulfat. Fly ash teraktivasi asam sulfat digunakan sebagai adsorben dan pasir, ijuk, kerikil digunakan sebagai media filter pendukung. Media filter pendukung disusun secara vertikal dari lapisan paling bawah hingga paling atas yaitu kerikil, ijuk, pasir. Adapun proses adsorpsi dan filtrasi limbah cair batik dilakukan beberapa tahap yang pertama tahap persiapan media filter pendukung pasir, ijuk dan kerikil. Tahap kedua aktivasi fly ash dengan larutan asam sulfat 1 M. Tahap ketiga adsorpsi dan filtrasi limbah cair batik menggunakan alat filtrasi limbah batik. Filtrat yang dihasilkan diuji secara kimia yaitu uji Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD) dan Total Suspended Solids (TSS). Hasil ujicoba menunjukkan, alat filtrasi limbah batik ini mampu mengolah limbah batik dengan baik, diperoleh persen penurunan BOD dalam limbah sebesar 90%, persen penurunan COD dalam limbah sebesar 90% dan persen penurunan TSS dalam limbah sebesar 90% serta dihasilkan perubahan warna limbah batik yang semula hitam pekat menjadi kuning dan pH netral yaitu 7. Harapan dari inovasi teknologi tepat guna ini dapat mengurangi pencemaran air dilingkungan Kabupaten Cilacap, serta memberikan pengetahuan baru kepada pelaku usaha industri batik cara mengolah limbah cair batik dengan benar.

Air bersih merupakan kebutuhan dasar manusia yang saat ini perlu mendapatkan perhatian lebih akibat pencemaran lingkungan. Selain itu, air juga merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi yang sangat penting bagi seluruh mahluk hidup. Jumlah air tawar di bumi sangat terbatas, akan tetapi kebutuahan air terus meningkat dengan meningktanya populasi manusia di bumi (Lestari et al., 2021). Pencemaran lingkungan dapat terjadi dari berbagai macam sumber, dapat terjadi oleh kegiatan manusia ataupun dari alam sekitar. Namun, pencemaran yang paling utama disebabkan oleh berbagai kegiatan manusia seperti kegiatan industri, pertanian, transportasi dan kegiatan rumah tangga. Di era yang modern ini banyak teknologi yang semakin maju dan perkembangan industri semakin meningkat sehingga menghasilkan limbah yang dapat mencemari air. Salah satu pencemaran air yang disebabkan oleh industri adalah produksi kain batik. Siring terjadinya peningkatan jumlah industri kain batik akan mengakibatkan meningkatnya penggunaan bahan pewarna benang tekstil yang mengandung zat surfaktan. Penggunaan pewarna dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pencemaran air yang lebih besar sehingga dapat membahayakan semua makhluk hidup yang mengkonsumsi air tersebut. Cilacap merupakan salah satu kota industri di Jawa Tengah, salah satu industri yang ada di Cilacap yaitu industri kain batik Kutawaru Cilacap. Industri kain batik tersebut menghasilkan limbah cair yang dapat mencemari lingkungan sekitarnya. Selain itu, Cilacap juga memiliki beberapa industri pembakit listrik tenaga uap (PLTU) salah satunya yaitu pembakit listrik tenaga uap (PLTU) Karangkandri Cilacap. Industri tersebut memiliki limbah abu hasil pembakaran batu bara yaitu fly ash. Limbah cair yang dihasilkan industri batik Kutawaru Cilacap yang ditunjukkan pada Gambar 1 dan limbah padat yang dihasilkan pembakit listrik tenaga uap (PLTU) Karangkandri Cilacap harus diberikan perlakukan khusus agar tidak membahayakan lingkungan sekitar. Pencegahan pencemaran lingkungan akibat dari limbah yang dihasilkan industri kain batik yaitu dengan menggunakan media filter. Media filter merupakan parameter desain untuk system filtrasi dan infiltrasi, berbagai macam media filter yaitu pasir, kerikil, tanah, gambut, zeloit, dan karbon aktif (Jayaranjan et al., 2014; Poblete et al., 2017). Fly ash yang dihasilkan dari limbah pembangkit listrik tenaga uap dapat berpotensi sebagai adsorben, dimana fly ash akan mengadsorpsi logam berat dan zat berbahaya dalam limbah cair batik. Sehingga, dapat menjadi alternatif dalam pengolahan limbah cair pada produksi kain batik. Adsorpsi merupakan proses penyerapan molekul adsorbat yang terjadi hanya pada permukaan adsorben (Morentera et al., 2022). Saat ini, banyak peneliti membuktikan bahwa fly ash dapat mengadsorb logam berat (Asokbunyarat et al., 2015; Park et al., 2020; Zhou et al., 2019). Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh camen zaharta 2013, menunjukkan bahwa fly ash dapat menghilangkan warna dari limbah tekstil dengan kondisi operasi yaitu pH 2, temperature 25 dan massa fly ash sebesar 40g/l (Zaharia & Suteu, 2013). Pada penelitian Ari Dwi Cahyono, menunjukkan bahwa fly ash dapat menurunkan kadar COD dengan penurunan kadar awal 540 mg/l menjadi 48 mg/l, nilai ini sudah memenuhi syarat baku mutu (Asokbunyarat et al., 2015). Pada penelitian Muhammad Ali Syaefudin, menunjukkan bahwa fly ash dapat menurunkan kadar logam Fe, logam Mn dan TSS pada limbah (Segismundo et al., 2017). Oleh karena itu, pada inovasi ini kami membuat alat filtrasi dengan memanfaatan limbah fly ash dari industri pembakit listrik tenaga uap (PLTU) Karangkandri Cilacap sebagai adsorben untuk pengolahan limbah industri kain batik Kutawaru Cilacap. Oleh karena itu, inovasi ini bertujuan untuk menciptakan teknologi tepat guna alat filtrasi limbah batik Kutawaru Cilacap menggunakan pasir, ijuk, kerikil, dan fly ash teraktivasi asam sulfat. Fly ash teraktivasi asam sulfat digunakan sebagai adsorben dan pasir, ijuk, kerikil digunakan sebagai media filter pendukung. Media filter pendukung disusun secara vertikal dari lapisan paling bawah hingga paling atas yaitu kerikil, ijuk, pasir. Harapan dari inovasi teknologi tepat guna ini dapat mengurangi pencemaran air dilingkungan Kabupaten Cilacap, serta memberikan pengetahuan baru kepada pelaku usaha industri batik cara mengolah limbah cair batik dengan benar.

 

  1. Keunggulan yang ditawarkan dari inovasi sebelumnya yaitu fly ash yang kami digunakan adalah flyash sudah teraktivasi
  2. Kebanyakan inovasi alat filtrasi sebelumnya menggunakan media adsorben karbon aktif dan belum ada yang memanfaatan limbah seperti fly ash
  3. Inovasi sebelumnya masih dalam sekala lab dan belum dibuat secara teknologi tepat guna alat filtrasi

Nama : Siti Khuzaimah
Alamat : Jalan Kalimantan gang Makasar No 4, RT. 01, RW. 07 Kelurahan Gunung Simping, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap
No. Telepon : 085802494252