Pasar Tiban Nglanjuk

Munculnya Pasar Tiban Nglanjuk dilatarbelakangi oleh adanya upaya seseorang dan kelompok yang dituntut untuk berfikir dan bertindak kreatif pada saat pandemi Covid-19. Selain permasalahan yang melanda sebagian besar di berbagai negara, yang mengakibatkan kondisi ekonomi masyarakat menurun yang diakibatkan pembatasan untuk bepergian dan interaksi sosial. Masyarakat desa Nglanjuk yang mayoritas penduduknya adalah petani dan berdagang, namun dalam aktifitas memenuhi kebutuhan harian membeli bahan kebutuhan pokok dari desa seberang.

Dari permasalahan tersebut manjadikan tantangan masyarakat desa Nglanjuk Kecamatan Cepu kabupaten Blora Jawa Tengah untuk berfikir kreatif dan inovatif. Camat Cepu mendorong warga untuk membuat inovasi di masa Pandemi sehingga JUT atau jalan usaha tani dan memanfaatkan tanah bengkok dijadikan sebagai tempat kegiatan yang mampu menciptakan peluang lahirnya industri kreatif dan pariwisata. Pasar Tiban adalah salah satu potensi menciptakan industri kreatif dan memiliki potensi pariwisata di desa Nglanjuk Cepu.

Pasar Tiban Ngalanjuk mampu menciptakan 45 industri kreatif baru di masyarakat lokal serta menciptakan pariwisata baru di Desa Nglanjuk Cepu pada masa pandemi atau pasca pandemi covid-19. Adapun hasil pengembangan industri kreatif dan pariwisata di Desa Nglanjuk Cepu setelah dianalisis menggunakan SWOT antara lain: sumber daya manusia, dukungan pemerintah desa dan warga masyarakat, dan keunikan kegiatan, kondisi alam dan lingkungan, media informasi dalam pemasaran.

Kata Kunci: Pasar Tiban, Nglanjuk, Industri Kreatif, Pariwisata

Covid-19 yang menimpa sebagian besar belahan dunia ini memberikan berbagai macam dampak baik positif maupun negatif. Terlebih di bidang pariwisata dan ekonomi, dimana pandemi covid-19 memaksa pengelola pariwisata dan ekonomi kreatif untuk memberhentikan aktifitas kunjungan maupun perekonomian dengan adanya bekerja dan belajar dari rumah. Menurut data BPS tahun 2021, jumlah wisatawan yang berkunjung ke tempat pariwisata baik lokal maupun mancanegara pada tahun 2020 sebesar 4,02 juta kunjungan. Sangat signifikan penurunannya sejumlah 75,03% dibandingkan tahun 2019 (BPS, 2021). Hal tersebut yang menjadi masalah sehingga memunculkan tantangan untuk bisa bertahan atau menciptakan pariwisata baru.

Dari tantangan inilah sehingga memacu masyarakat desa Nglanjuk Kecamatan Cepu kabupaten Blora Jawa Tengah untuk berfikir kreatif dan inovatif. Camat Cepu mendorong warga untuk membuat inovasi di masa Pandemi.

Atas dasar dorongan dari camat inilah sehingga JUT atau jalan usaha tani dan memanfaatkan tanah bengkok dijadikan sebagai tempat kegiatan yang mampu menciptakan peluang lahirnya industri kreatif dan pariwisata. Selain itu masyarakat desa nglanjuk yang mayoritas bertani dan berdagang, namun dalam aktifitas memenuhi kebutuhan harian khususnya konsumsi harian masih membeli bahan kebutuhan pokok dari desa seberang. Hal ini membuat warga merasa tertantang untuk berjualan di desa sendiri.

Melalui kegiatan PKK di desa Nglanjuk, Beliau Lusiana sebagai kader ibu PKK desa Nglanjuk yang menggagas ide kreatif sehingga lahirlah Pasar Tiban yang mampu menjadi magnet masyarakat sekitar untuk berkunjung di desa nglanjuk khususnya pada saat pasar tiban dibuka.

Menurut Rismawati Pasar Tiban disinyalir telah memberikan alternatif lapangan kerja bagi rakyat kecil yang kehilangan sumber mata pencaharian atau bahkan tidak mempunyaipekerjaan karena arus persaingan global kian pro kelas sosial tertentu (Rismawati, 2010).

Pasar Tiban berasal dari kata “pasar” dan “tiban”, pengertian pasar secara sederhana adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh pembeli dan penjual pada waktu dan tempat tertentu. Sedangkan kata “tiban” diambil dari kata “tiba”. Menurut kamus bahasa Indonesia karangan Badudu-Zain kata “tiba” mempunyai arti datang, sampai (Din Jannah, Kamalina; Taruna, 2017).

Pengertian pasar tiban yaitu tempat bertemunya pedagang dan pembeli di luar pasar formal dengan lokasi yang tidak permanen, berpindah-pindah dan waktu juga tertentu (Rismawati, 2010).

Selain itu masyarakat desa nglanjuk yang mayoritas bertani dan berdagang, namun dalam aktifitas memenuhi kebutuhan harian khususnya konsumsi harian masih membeli bahan kebutuhan pokok dari desa seberang. Hal ini membuat warga merasa tertantang untuk berjualan di desa sendiri.

Pasar tiban atau pasar dadakan ini banyak tumbuh di kota-kota saat ini. Di Kecamatan Cepu sudah ada 4 lokasi pasar tiban diantaranya pasar umkm kelurahan Cepu, pasar double track, pasar Krempyeng desa Karangboyo, dan pasar tiban Nglanjuk. Peluang bagi masyarakat setempat untuk menjadi pedagang di desa sendiri. Pedagang pasar tiban masuk dalam kategori pedagang informal dalam struktur perekonomian kota yang menjadi bagian dari sektor informal (Rismawati, 2010).

Selama masa pandemi ini, sektor informal seperti pasar tiban menjadi satu aktivitas terpenting dalam menciptakan lapangan kerja dari segi sosial. Selain itu keberadaan pasar tiban di desa nglanjuk juga mampu menjadi potensi baik selain dari segi sosial, segi ekonomi dan pariwisata juga berpotensi tercipta dari pasar tiban. Dari segi ekonomi pasar tiban mampu meningkatkan pendapatan masyarakat di desa Nglanjuk. Sedangkan dari segi pariwisata, pasar tiban yang didukung dengan pemandangan persawahan digunakan sebagai sarana wisata sambil belanja yang murah di kalangan masyarakat menengah.

Pandangan positif terhadap peran pasar tiban ini menjadi latar belakang penulis tertarik untuk dijadikan kajian laporan deskripsi tentang peran pasar tiban sehingga dapat mengoptimalkan potensi dan mengurangi permasalahan yang muncul. Pada akhirnya dapat menciptakan industri kreatif dan pariwisata untuk masyarakat.

Perkembangan Pasar Tiban untuk menciptakan industri kreatif dan pariwisata dengan menggunakan analisis SWOT di desa Nglanjuk

Untuk mengetahui perkembangan pasar tiban, dibutuhkan sebuah perencanaan dan evaluasi salah satunya dengan strategi analisis SWOT.

Berikut ini adalah tabel hasil dari analisis SWOT di pasar tiban desa Nglanjuk yang dilakukan dengan cara menyampaikan pertanyaan sebagai sumber observasi kepada penjual dan pembeli.

Tabel 5. Analisis SWOT

SWOT

Pedagang

Pembeli

Strenght

  • Lokasi yang mudah dijangkau
  • Harga lapak murah
  • Pemandangan sumber daya alam
  • Persyaratan pendaftaran pedagang mudah
  • Ada sistem penanganan sampah
  • Penarikan distribusi yang terjangkau
  • Banyak pembeli setiap dagang
  • Ada paguyuban
  • Lebih mendekatkan dengan masyarakat sebagai calon konsumen
  • Harga relatif murah
  • Tempat mudah dijangkau
  • Ada jenis makanan yang tidak dijual di pasr tiban lainnya

Weakness

  • Pengaturan penempatan lapak
  • Fasilitas toilet yang belum ada
  • Waktu yang realtif singkat
  • Lokasi kurang mendukung jika hujan
  • Kalau hujan banyak pedagang yang tidak jualan

Oppurtunity

  • Lokasi yang mudah dijangkau
  • Pemandangan sawah yang menjadi daya tarik
  • Menurut pembeli harga murah
  • Menurut pembeli tempat nyaman
  • Menurut pembeli peyanan ramah
  • Tetap untung meski semakin banyak pedagang yang jualan saat ini
  • Menambah rujukan untuk belanja murah

Threat

  • Banyak dagangan yang sama
  • Banyak pilihan pasar tiban yang muncul selain di desa Nglanjuk

Jadi bisa dilihat bahwa dengan dua metode analisis data baik dengan deskriptif kualititatif maupun analisis SWOT untuk mengetahui peran dan perkembangan pasar tiban untuk meningkatkan industri kreatif dan pariwisata di desa Nglanjuk Cepu.

Setelah dilaksanakan pembahasan serta analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa pasar tiban di desa Nglanjuk sangat berperan dalam menciptakan industri kreatif dan pariwisata. Dari segi industri kreatif, pasar tiban berperan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga mengangkat perekonomian. Dari segi pariwisata, pasar tiban dengan kreatifitas pedagang dalam membangun lapak dan tempat pemandangan yang indah dengan panorama persawahan desa mampu menarik wisatawan untuk berkunjung serta membeli kebutuhan harian di pasar tiban.

Nama : Lusiana
Alamat : Jl. Aryo Jipang, Nglanjuk, Kec. Cepu, Kab. Blora
No. Telepon : 083838805675