INOVASI METODE PEMOTONGAN MELINTANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH BLOCKBOARD

Kerajinan merupakan salah satu produk seni, yang bentuk dan motifnya selalu dikembangkan dari masa ke masa. Ada berbagai macam bahan dalam pembuatan kerajinan, salah satunya berbahan utama kayu.

Dalam kerajinan berbahan utama kayu, selain bentuk produk, motif menjadi bagian yang bisa menambah nilai jual karena mempunyai daya tarik yang berbeda dari produk yang sudah ada. Dan kreatifitas dalam pembuatan, akan sangat menentukan keunikan motif produk kerajinan kayu.

Penggunaan limbah potongan blockboard sebagai bahan pembuatan kerajinan berbahan utama kayu, merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sisa bahan pembuatan furnitur maupun interior yang berbahan baku blockboard.

Dalam pembuatan furnitur atau interior modern, banyak digunakan bahan baku berupa multiplek, MDF, partikel board dan blockboard. Dengan karakteristik penggunaan yang berbeda-beda. Yang kemudian difinishing dengan lapisan vinyl, HPL atau cat duco.

Beberapa tahun terakhir, penggunaan blockboard sebagai bahan utama meubelair dan interior modern, semakin meningkat. Pemilihan bahan ini karena blockboard lebih murah dan tahan air. Karena blockboard berisi kayu yang dilapisi bahan kayu lapis yang dibuat dengan proses pabrikasi, menjadi papan dengan ukuran tertentu.

Dengan banyaknya penggunaan blockboard, yang dipasarkan dengan ukuran tertentu dari pabrik (ukuran standar 122cm x 244cm), membuat produsen furnitur dan interior modern harus memotong sesuai ukuran yang dibutuhkan pada saat memproduksi furnitur atau interior modern. Penyesuaian potongan-potongan tersebut, akan menghasilkan potongan yang paling kecil dan tidak bisa digunakan dalam produksi, yang akhirnya menjadi limbah. Pada kebanyakan produsen furnitur dan interior modern, potongan-potongan kecil tersebut dijual sangat murah ke masyarakat umum (pada produsen tertentu bahkan diberikan secara cuma-cuma, agar kapasitas workshop produksi tetap terjaga dan tidak terganggu limbah potongan), tetapi juga ada yang dibakar atau digunakan sebagai kayu bakar. Meskipun untuk solusi terakhir ini, lebih berbahaya untuk lingkungan karena menghasilkan polusi udara akibat kandungan perekat yang terbakar pada potongan blockboard.

https://drive.google.com/file/d/1pgHwCuAO3il1kJADkK33tQjuN_u5zjCO/view?usp=sharing

(Gambar 1: Limbah Potongan Blockboard)

Limbah potongan yang dikumpulkan masyarakat umum, kemudian dibuat papan baru dengan cara membuat potongan-potongan menjadi ukuran sama, yang kemudian disambung, sampai ukuran tertentu dan dibentuk ulang menjadi papan, yang kemudian banyak digunakan untuk papan-papan homedecor, lemari obat, rak dan lain sebagainya.

Melihat melimpahnya limbah potongan blockboard, penulis dengan CV Krafou Kreacipta-nya berkreasi memaksimalkan potongan limbah tersebut yang berukuran acak (tidak harus sama) kemudian dipotong lebih tipis (ketebalan 6mm – 25mm) secara melintang, untuk mendapatkan motif yang unik. Pemanfaatan dengan metode ini, berbeda dengan yang dilakukan masyarakat pada umumnya. Dan kemudian hasil pemotongan tersebut dijadikan bahan untuk membuat produk kerajinan berbahan utama kayu.

KEUNGGULAN

Dengan metode pemotongan melintang, keunggulan yang didapat adalah tampilan serat kayu unik yang berbeda dibanding dengan pemotongan konvensional. Gambar berikut merupakan 2 jenis metode pemotongan yang dilakukan penulis.

https://drive.google.com/file/d/1PxeKC-G-a9pVgeT-f2d34N1MtPWCo8A-/view?usp=sharing

Gambar 2 : Metode Pemotongan Konvensional      

https://drive.google.com/file/d/1yfbeUREvoU9saOtOQkr-Mfdfb_Cc7oRt/view?usp=sharing      

Gambar 2 : Metode Pemotongan Melintang

 

Gambar 2, merupakan metode pemotongan konvensional. Metode ini, untuk mendapatkan ukuran tertentu, dengan sisi luar (Sisi pelapis) sebagai obyek yang ditampilkan. Pemotongan seperti ini, biasanya diaplikasikan untuk pembuatan papan yang di lapis lagi dengan HPL atau Vinyl.

Gambar 3, merupakan metode pemotongan melintang. Serat kayu yang terdapat dalam lapisan bagian dalam blockboard, lebih terlihat. Kelemahan potongan ini adalah mudah patah. Sehingga nantinya dalam aplikasi potongan tersebut kemudian saling di rekatkan, dibagian sisi luarnya (sisi luar adalah sisi dimana lapisan blockboard tidak terlihat kayu bagian dalamnya, yang biasanya banyak dipakai masyarakat secara umum) atau dilapis dengan resin agar menghasilkan perekatan yang lebih maksimal.

            Dalam proses penyambungan, digunakan lem kayu sebagai perekat, yang kemudian diklem dengan alat untuk menekan potongan, agar perekatan satu dengan yang lain bisa padat dan kuat. Yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini.

https://drive.google.com/file/d/1GD53tGeGzsBKcIN4T7ra7IhrrlmB3NUR/view?usp=sharing

(Gambar 4: Penyambungan Sisi Luar)

Ada dua metode penyambungan yang dilakukan penulis, yaitu dengan sejajar dan kombinasi. Hal ini bertujuan agar mendapatkan kombinasi motif yang berbeda dan lebih unik.

https://drive.google.com/file/d/1YMTPjBbbaHSYIE465EMtq5wzP9U6uomP/view?usp=sharing

(Gambar 5: Penyambungan Sejajar)                                

https://drive.google.com/file/d/1QDw93uOHe8DIJZhntMTUjohkWRrb5-nU/view?usp=sharing

(Gambar 6: Penyambungan Kombinasi)

Masing-masing metode penyambungan (sejajar maupun kombinasi) mempunyai aplikasi yang berbeda. Pada penyambungan sejajar, nantinya digunakan untuk membentuk motif bergaris. Sedangkan penyambungan kombinasi, untuk membentuk motif seperti anyaman. 

Setelah aplikasi penyambungan baik sejajar maupun kombinasi menjadi papan dengan ukuran tertentu, maka kemudian dilakukan penghalusan, baru kemudian papan bisa digunakan untuk berbagai bentuk kerajinan. Penggunaan papan hasil metode ini, bisa juga dikombinasikan dengan bahan lain, untuk mendapatkan kerajinan yang lebih bervariasi.

Nama : HERAWAN KRISTIANTO
Alamat : Jl. Pajajaran Barat No 32, Sumber RT 03 RW 15, Banjarsari Surakarta
No. Telepon : 0818255590