DIASETANGGUH BAJA: SOLUSI CERDAS TINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA JAWA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

SUYANTO, ULFA KHOIROTUL ROSIDAH, RIFNIATUN. 2022. DIA SETANGGUH BAJA, Digital Story Telling Unggah-ungguh Bahasa Jawa. Krenova. Wonogiri.

Learning loss akibat pandemi, berimbas pada cara bertutur anak dengan menggunakan bahasa ibu, bahasa Jawa. Konteks antar penutur dan petutur lebih sering tidak memperhatikan unggah-ungguh bahasa Jawa. Penutur bahasa Jawa terutama anak-anak makin sering menggunakan tembung yang tidak sesuai dengan konteks pembicaraan yang ada, bahkan dalam ngoko sekalipun.

Kami berupaya memberikan solusi melalui inovasi produk DIA SETANGGUH BAJA (Digital Story Telling Unggah-ungguh Bahasa Jawa) dalam versi media digital maupun non digital yang sangat mudah diakses anak-anak. Media digital berbasis jaringan yang banyak digandrungi anak-anak jika salah arah akan menjadikan mereka generasi yang kehilangan karakter, kehilangan jati diri, dan lebih parah mungkin mereka menjadi wong Jawa sing ora mudheng Jawane.

Sementara dalam versi non digital, DIA SETANGGUH BAJA hadir dalam bentuk innovative calendar book yang cukup inovatif, praktis, dan mudah dijangkau. Kalender bentuk ini dipromosikan kepada bapak ibu guru, atau pendidik sekolah dasar yang lain untuk dijadikan sebagai bahan literasi anak. 

Melaui DIA SETANGGUH BAJA dengan beberapa versi  produk ini diharapkan anak-anak kita tetap menjadi anak yang tidak melupakan jati diri sebagai anak bangsa dan selalu memiliki karakter mikul duwur, mendem jero.

 

Masalah/ kebutuhan di masyarakat yang ingin diselesaikan

Saat ini dunia pendidikan tengah dihadapkan pada permasalahan learning loss akibat adanya pandemi covid 19. Learning loss tidak hanya mengurangi potensi akademis murid, namun juga berdampak pada degradasi moral anak terutama terkait kehidupan sosial mereka. Selama kurang lebih dua tahun, anak-anak hidup ditemani dengan gadget untuk pembelajaran online yang berdampak bukan hanya pada masalah sosialisasi namun juga pada akhlak dan perilaku anak.

Upaya penanaman akhlak peserta didik di sekolah, pendidik hendaknya memberikan bimbingan dan teladan yang baik. Penanaman akhlak dan moral dapat dilakukan melalui pembelajaran nilai-nilai agama dan budi pekerti. Di samping melalui penanaman nilai-nilai agama dan budi pekerti, penanaman akhlak yang baik juga dapat dilakukan melalui pengenalan budaya lokal Jawa yang dapat memperkaya khasanah budaya nasional. Bagi masyarakat Jawa, pengenalan watak dan karakter dapat dilakukan dengan mengenalkan bahasa Jawa yang di dalamnya terdapat aturan-aturan dalam bertutur kata.

Aturan dalam bertutur kata pada masyarakat Jawa tertuang dalam unggah-ungguh yang berguna untuk mengatur sopan santun dan etika pengguna bahasa. Unggah-ungguh bahasa Jawa memuat tata cara manusia berinteraksi antar individu berdasarkan tingkatan usia. Bagaimana cara kita bertutur kepada orang yang lebih tua, kepada teman sebaya, dan cara berkomunikasi dengan orang yang lebih muda. Tujuannya adalah untuk menata komunikasi dalam masyarakat Jawa dan mengatur perilaku serta sopan santun dalam kehidupan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh tim di SDN 3 Lemahbang dan di SDN 1 Gesing menunjukkan bahwa anak-anak belum terampil berkomunikasi menggunakan unggah-ungguh bahasa Jawa yang benar. Anak-anak merasa kesulitan membedakan implementasi basa ngoko maupun basa krama dalam berinteraksi dengan guru, teman sesama kelas, maupun adik dan kakak kelas. Selain itu, berdasarkan observasi tim terhadap anak-anak usia Sekolah Dasar di lingkungan tempat tinggal daerah Kismantoro juga ditemukan bahwa masih banyak anak Sekolah Dasar yang memiliki kemampuan rendah dalam bertutur kata sesuai unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari.

Solusi yang ditawarkan dari produk yang diajukan

Unggah-ungguh dalam bahasa Jawa dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif solusi permasalahan degradasi moral bagi generasi muda khususnya peserta didik Sekolah Dasar di Jawa. Hal tersebut dikarenakan unggah-ungguh memuat tuntunan berperilaku dalam bergaul dan berkomunikasi dengan sesama. Unggah-ungguh bahasa Jawa mengajarkan etika dan sopan santun sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai-nilai karakter generasi muda.

Saat ini hampir sebagian generasi muda, kurang memahami penggunaan bahasa Jawa, bahkan ada yang sama sekali tidak paham. Hal ini tentu menimbulkan keprihatinan tersendiri. Bagaimana kita akan menanamkan khasanah budaya Jawa yang adiluhung, jika para generasi muda terutama pelajar tidak tertarik dengan budaya sendiri. Seperti dalam hal penggunaan atau unggah-ungguh bahasa Jawa yang selama ini dinilai kurang menarik bagi anak-anak terutama kalangan pelajar Sekolah Dasar. Oleh karena itu, agar dalam implementasi pembelajarannya lebih menarik, diperlukan inovasi baru dalam penyampaian materi di sekolah.

Rendahnya kemampuan berbahasa Jawa siswa usia Sekolah Dasar menggunakan unggah-ungguh bahasa Jawa menjadi permasalahan penting yang memerlukan solusi. Oleh karena itu, tim berinisiatif untuk berinovasi mengembangkan produk berupa DIA SETANGGUH BAJA: Digital Story Telling Unggah-ungguh Bahasa Jawa. Inovasi media DIA SETANGGUH BAJA diharapkan dapat mempermudah pemahaman unggah-ungguh bahasa Jawa oleh kalangan anak-anak usia Sekolah Dasar. Melalui inovasi produk DIA SETANGGUH BAJA diharapkan dapat menjadi solusi bermanfaat bagi peserta didik dalam memahami materi tentang unggah ungguh bahasa Jawa dan sekaligus mempraktikannya secara langsung berdasarkan video yang diamati dalam Digital Story Telling.

 

Sejarah Inovasi dan Pengembangan Produk

Produk yang dikembangkan berupa DIA SETANGGUH BAJA muncul akibat adanya keprihatinan terhadap tingkat pengetahuan dan pemahaman peserta didik dalam menggunakan unggah-ungguh Bahasa Jawa. Bahkan berdasarkan observasi peserta didik di SDN 1 Gesing dan SDN 3 Lemahbang terdapat peserta didik yang sama sekali tidak mengetahui tentang basa ngoko lugu, ngoko alus, krama lugu, dan krama alus, sehingga mereka tidak mengerti bagaimana tata cara dan sopan santun ketika berbicara dengan yang lebih muda, yang sebaya, dan yang lebih tua. Adab dan etika berbahasa Jawa yang tidak dipahami dengan baik menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya krisis moral dari generasi muda kita, khususnya yang berada di wilayah Kabupaten Wonogiri.

Bertolak dari permasalahan tersebut, maka kami pendidik di kecamatan Kismantoro terinspirasi untuk melakukan inovasi dalam bidang pendidikan, khususnya inovasi terkait dengan pembelajaran bahasa Jawa di sekolah dengan menampilkan materi dalam bentuk yang lebih menarik sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk belajar. Pengaruh yang diharapkan yaitu peserta didik akan lebih menyukai bahasa Jawa sebagai bahasa komunikasi yang di dalamnya mengandung filosofi moral dan tata krama dalam berinteraksi di dalam masyarakat.

Setelah mempelajari situasi dan kondisi pembelajaran khususnya bahasa Jawa di sekolah, maka kami melakukan analisis dan perencanaan terhadap produk yang kami hasilkan. Produk DIA SETANGGUH BAJA dibuat dalam beberapa tahapan proses yaitu sebagai berikut.

1. Menyusun draft materi story telling bahasa Jawa

2. Membuat desain story telling bahasa Jawa menggunakan aplikasi Corel Draw 2021

3. Produksi video story telling bahasa Jawa menggunakan aplikasi Adobe Premiere Pro 2018

4. Revisi produk DIA SETANGGUH BAJA

5. Membuat produk DIA SETANGGUH BAJA versi digital dalam bentuk flip book dan non digital dalam bentuk innovative calendar book

6. Ujicoba produk DIA SETANGGUH BAJA di SDN 3 Lemahbang Kismantoro dalam bentuk produk digital dan non digital.

DIA SETANGGUH BAJA merupakan inovasi dalam bidang pendidikan terutama terkait dengan upaya mengembangkan kemampuan berbahasa Jawa bagi generasi muda khususnya kalangan pelajar Sekolah Dsar. Implementasi produk DIA SETANGGUH BAJA merupakan pengejawantahan unggah-ungguh bahasa Jawa sebagai bahasa pergaulan sehari-hari dan memiliki aturan dalam berperilaku terhadap orang lain. Produk ini dikemas dengan menyesuaikan aspek usia pengguna, kesesuaian produk dengan kondisi kekinian yang serba digital dan dilengkapi fitur gambar ilustrasi yang menarik serta dilengkapi dengan video percakapan dalam bahasa Jawa.

Produk awal dibuat untuk ruang lingkup kalangan sendiri, terutama di sekolah tempat tim bekerja yaitu SDN 3 Lemahbang dan SDN 1 Gesing kecamatan Kismantoro. Produk DIA SETANGGUH BAJA dikembangkan ke dalam empat seri pembelajaran diantaranya seri pembelajaran basa ngoko lugu, seri pembelajaran basa ngoko alus, seri pembelajaran basa krama lugu, dan seri pembelajaran basa krama alus. Namun dalam implementasi produk awal baru diimplementasikan dalam dua seri dan sudah diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. 

DIA SETANGGUH BAJA dalam pitutur Jawa memiliki keunggulan dibandingkan dengan produk lainnya karena terdapat konten cerita dan gambar yang menarik, disajikan dalam model yang mudah digunakan, materi diuraikan secara jelas dalam bentuk cerita, dan terdapat video panduan percakapan unggah-ungguh bahasa Jawa sehingga membuat siswa mudah dalam memahami materi unggah-ungguh bahasa Jawa. Selain itu, dalam inovasi produk DIA SETANGGUH BAJA terdapat kuis berupa pertanyaan unggah-ungguh bahasa Jawa yang disajikan secara attractive sehingga siswa semakin tertantang untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Kuis juga bermanfaat untuk memantik daya berpikir kritis anak dan meningkatkan kemampuan pemahaman berliterasi anak. 

DIA SETANGGUH BAJA didesain berbasis kearifan lokal Jawa yang ditunjukkan melalui cerita tentang Susuk Wangan, setting lokasi cerita, maupun materi yang diangkat dalam cerita. Selain itu, DIA SETANGGUH BAJA disediakan dalam bentuk dua versi yaitu versi digital dan non digital. Versi digital tersedia dalam bentuk flip book dipilih karena mudah diakses oleh pendidik maupun peserta didik serta tidak memerlukan kuota internet yang besar. Penggunaan DIA SETANGGUH BAJA versi digital akan memudahkan pemanfaatan produk secara luas di berbagai daerah di Kabupaten Wonogiri maupun di Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan versi non digital tersedia dalam bentuk innovative calendar book yang memfasilitasi siswa belajar secara aktif dan menstimulasi siswa untuk mengeksplorasi materi unggah-ungguh bahasa Jawa. Pada versi non digital ini dilengkapi barcode yang dapat discan untuk mengakses video praktik sederhana unggah-ungguh bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, melalui implementasi dua versi DIASETANGGUH BAJA dalam dunia pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan anak-anak bertutur kata bahasa Jawa sesuai unggah-ungguh basa.

Berdasarkan penelurusan yang dilakukan tim pada fitur pencarian internet, tidak ditemukan inovasi lainnya tentang produk Digital Story Telling Unggah-ungguh bahasa Jawa sehingga inovasi produk DIASETANGGUH BAJA tergolong inovasi produk yang baru. Selain itu, pengembangan produk DIA SETANGGUH BAJA disesuaikan dengan karakteristik peserta didik usia Sekolah Dasar sehingga dapat diakses dan dimanfaatkan dengan mudah. 

Nama : Suyanto, S.Pd.
Alamat : Manglu 02/04, Desa Gedawung, Kecamatan Kismantoro
No. Telepon : 081380139269