“Desmos: Inovasi Media Pembelajaran Desmos sebagai Upaya Penguatan Literasi dan Numerasi pada Generasi Milenial di Era Society 5.0

Pendidikan era society 5.0 adalah proses pendidikan yang memfokuskan pada perkembangan manusia sebagai makhluk yang mempunyai akal, pengetahuan dan etika dengan ditopang oleh perkembangan teknologi modern. Keberhasilan suatu Negara dalam menghadapi era society 5.0, turut ditentukan oleh tingkat literasinya.  Mirisnya, literasi siswa di Indonesia saat ini masih rendah. Menyikapi hal tersebut maka kementerian pendidikan dan kebudayaan memperkenalkan kurikulum merdeka demi menyiapkan peserta didik yang dapat 3 menghadapi perubahan sosial, budaya, dan kemajuan teknologi yang semakin pesat. Penggunaan media pembelajaran yang menarik dan inovatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Firmadani, 2020). Media pembelajaran berbasis teknologi informasi memerlukan alat bantu yang mengubah bentuk media atau materi yang kaku menjadi lebih fleksibel dan mudah dipahami siswa. Salah satu media pembelajaran interaktif adalah desmos. Desmos merupakan kalkulator grafik berbasis web yang mudah digunakan dan berguna bagi siswa di semua tingkat pendidikan khususnya sekolah menengah atas atau sederajat. Media pembelajaran online berbasis android mampu memotivasi siswa dalam berlatih mengerjakan soal matematika secara mandiri. Keunggulan Desmos adalah tidak membutuhkan keahlian pemprograman dan bisa dibuat interaktif khususnya pada materi mengenai grafik seperti fungsi linear, fungsi kuadrat, dan lain-lain. Hal tersebut sangat membantu guru untuk mengeksplorasi media android untuk pembelajaran yang mudah, praktis dan menarik. Desmos bisa didesain sesuai dengan model pembelajaran dan kemampuan yang disasar. 

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat membawa perubahan yang signifikan dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut menjadi pendorong lahirnya transformasi digital yang menyebabkan perubahan. Dalam rangka mengantisipasi tren global tersebut, kabinet Jepang memperkenalkan konsep “Society 5.0″ (Astini, 2022). Konsep ini menunjukkan teknologi secara massif hidup berdampingan dengan masyarakat dalam berbagai bentuk dan ragamnya guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi aktivitasnya dalam berbagai bidang salah satunya pendidikan.

Era Society 5.0 merupakan proses kolaborasi antara manusia sebagai pusatnya dengan teknologi sebagai dasarnya. Pendidikan era society 5.0 adalah proses pendidikan yang memfokuskan pada perkembangan manusia sebagai makhluk yang mempunyai akal, pengetahuan dan etika dengan ditopang oleh perkembangan teknologi modern . Perubahan era ini tidak bisa dihindari oleh siapapun sehingga dibutuhkan penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang memadai agar siap menyesuaikan dan mampu bersaing dalam skala global. Peningkatan kualitas SDM melalui jalur pendidikan mulai dari pendidikan dasar dan menengah hingga ke perguruan tinggi adalah kunci untuk mampu mengikuti perkembangan era society 5.0 (Astini, 2022).

Keberhasilan suatu Negara dalam menghadapi era society 5.0, turut ditentukan oleh tingkat literasinya.  Mirisnya, literasi siswa di Indonesia saat ini masih rendah. Pernyataan tersebut didukung dari hasil uji literasi Indonesia masih selalu berada di bawah rata-rata. Dari penilaian PISA tahun 2018 skor literasi Indonesia sebesar 378 dengan skor rata-rata OECD 487 yang membuat Indonesia menduduki peringkat 74 dari 79 negara. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Indonesia mengalami penurunan di tingkat Internasional terutama di bidang literasi (Kadek et al).

Menyikapi hal tersebut maka kementerian pendidikan dan kebudayaan memperkenalkan kurikulum merdeka demi menyiapkan peserta didik yang dapat 3 menghadapi perubahan sosial, budaya, dan kemajuan teknologi yang semakin pesat (Hasanah, 2018). Dalam kurikulum merdeka, terdapat intervensi yang salah satunya dengan penerapan digitalisasi sekolah. Ruang digital di sekolah dimanfaatkan sebagai sumber belajar, lingkungan belajar dan akses informasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kurikulum merdeka memberikan kebebasan untuk belajar kapanpun, dimanapun dan dari sumber manapun. Sehingga kurikulum merdeka mengubah paradigma pembelajaran, paradigma berpikir dan paradigma pemanfaatan sumber dan media pembelajaran di sekolah  (Kemendikbud, 2022). Penggunaan media pembelajaran yang menarik dan inovatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Firmadani, 2020). Media pembelajaran berbasis teknologi informasi memerlukan alat bantu yang mengubah bentuk media atau materi yang kaku menjadi lebih fleksibel dan mudah dipahami siswa. Saat ini, banyak aplikasi untuk pengembangan lingkungan belajar inovatif berbasis teknologi informasi yang telah bermunculan (Sutisnawati dkk., 2022).

Pembelajaran matematika adalah proses pembentukan pola pikir siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana agar siswa mampu memahami dan memecahkan berbagai permasalahan (Pratomo and Wahanisa, 2021). Disamping itu, materi matematika membutuhkan pembahasan secara mendalam karena sebagian besar materinya berupa perhitungan bukan hanya teori (Faza, 2022). Salah satu cara meningkatkan kemampuan literasi numerasi  pada siswa dalam pembelajaran matematika yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang interaktif agar  suasana belajar menjadi menyenangkan dan dapat meningkatkan pemahaman materi dan kemampuan literasi numerasi (Sitohang, 2017). Akan tetapi, fakta di lapangan masih banyak guru dalam pembelajaran matematika menggunakan media pembelajaran yang kurang interaktif sehingga pemahaman siswa menjadi terhambat.

Permasalahan tersebut tidak jauh berbeda dengan kondisi di beberapa sekolah. Dari hasil observasi dan wawancara dengan salah satu guru di beberapa sekolah seperti SMP 1 Kaliwungu Kudus dan SMA 2 Kudus disana mengatakan bahwa bahwa masih kurangnya penggunaan media pembelajaran interaktif pada proses pembelajaran matematika. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa kurang maksimal karena terhambatnya pemahaman siswa terhadap suatu materi.

Melihat permasalahan-permasalahan diatas, maka penguatan literasi numerasi pada siswa perlu dilakukan. Ditambah lagi, sejak tahun 2020, Kemendikbud membuat suatu perubahan dalam hal ujian akhir nasional yang digantikan dengan Asesmen Nasional yang terdiri dari tiga bagian yakni asesmen kompetensi minimum (AKM), survei karakter, survei Lingkungan Belajar (Rahmawati et al., 2022). AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif, yaitu numerasi dan literasi, yang diharapkan berdampak pada semua mata pelajaran yang diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh murid.

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian terhadap media pembelajaran pada siswa salah satunya penelitian dari  Buliali and Andriyani ( 2021) yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Lingkaran Menggunakan Augmented Reality Berbasis Android Bagi Siswa”.  Hasil penelitian berupa media lingkaran dengan augmented reality berbasis Android merupakan media yang valid dan praktis. Siswa terlihat antusias menggunakan media pembelajaran  melalui penyajian teks sebagai pengganti audio dalam mengilustrasikan konten visual konsep lingkaran. Kebaharuan dari penelitian ini dengan peneliti sebelumnya adalah dari segi isi materi dan kelengkapan fitur aplikasi.

Oleh karena itu, penulis menawarkan inovasi yang berjudul “Desmos: Inovasi Media Pembelajaran Desmos sebagai Upaya Penguatan Literasi dan Numerasi pada Generasi Milenial di Era Society 5.0”. Desmos merupakan kalkulator grafik berbasis web yang mudah digunakan dan berguna bagi siswa di semua tingkat pendidikan khususnya sekolah menengah pertama/atas/sederajat. Keunggulan Desmos ini yaitu tidak membutuhkan keahlian pemrogaman dan bersifat interaktif salah satunya pada materi fungsi kuadrat. Desmos ini bisa diterapkan dalam pembelajaran baik pembelajaran jarak jauh maupun tatap muka. Selain itu, Desmos dilengkapi dengan fitur-fitur yang menarik mulai dari pembuatan sketsa grafik, penjelasan yang dilengkapi dengan visualisasi grafik yang bisa diatur sendiri, latihan soal yang dikemas dalam bentuk permainan yang menarik, dan adanya umpan balik dari kegiatan siswa. Dalam Desmos terdapat dua tampilan yaitu tampilan untuk guru dan siswa. Dengan penggunaan media ini, membuat suasana pembelajaran menjadi lebih interaktif  karena siswa dan guru terlibat aktif dalam pembelajaran. Selain itu, dengan adanya media Desmos ini diharapkan mampu meningkatkan literasi dan numerasi serta peningkatan pemahaman matematika yang baik sehingga siswa tidak mengalami miskonsepsi.

Keunggulan Desmos adalah tidak membutuhkan keahlian pemprograman dan bisa dibuat interaktif khususnya pada materi mengenai grafik seperti fungsi linear, fungsi kuadrat, dan lain-lain. Desmos dapat dengan cepat menggambarkan grafik dari persamaan garis dan parabola, deret turunan, dan deret Fourier pada komputer dan Smartphone berbasis android ataupu iOS.  Media ini juga memiliki beberapa kemampuan plot untuk membantu siswa menghasilkan tabel dan grafik menarik, serta alat plotting 2D dengan berbagai efek slider untuk mengamati efek variabel yang berbeda pada grafik dan penghubung yang mudah dipahami (Haerunnisa, 2021). Selanjutnya, siswa dapat mendaftarkan akun dalam aplikasi untuk menyimpan grafik dan berbagai grafik dengan akun lain, yang dapat diakses kapan saja dan dari lokasi manapun tanpa dikenakan biaya tambahan, hanya diperlukan koneksi internet (Haerunnisa, 2021). Program ini sangat membantu siswa dan guru terlibat aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan kemampuan mereka untuk mengembangkan pemahaman matematika yang baik sehingga siswa tidak mengalami kesalapaham terhadap konsep. Desmos dilengkapi dengan fitur-fitur yang menarik mulai dari pembuatan sketsa grafik, penjelasan yang dilengkapi dengan visualisasi grafik yang bisa diatur sendiri, latihan soal yang dikemas dalam bentuk permainan yang menarik, dan adanya umpan balik dari kegiatan siswa. Dalam desmos terdapat dua tampilan yaitu tampilan untuk guru dan siswa.

Dari hasil studi literature yang telah dilakukan banyak media yang hampir mirip dengan desmos yaitu Geogebra. Akan tetapi, perbedaan Desmos dengan Geogebra adalah dari segi fitur dan tampilannya. Geogebra merupakan media yang hanya terfokus dalam pembuatan grafik dan obyek-obyek matematika seperti titik, garis, poligon, vector, polinomial dan fungsi. Sedangkan Desmos lebih interkatif karena fitur lebih lengkap dan  terdapat menu khusus untuk guru serta siswa. Fitur yang ditawarkan menarik berupa kemampuan menyisipkan gambar ke dalam kolom grafik, terdapat template animasi dalam penjelasan materi, dan terdapat kuis yang dikemas dalam bentuk yang interkatif. Dengan menggunakan Desmos, guru dapat memantau aktivitas belajar siswa. Sehingga, pembelajaran dengan menggunakan Desmos membuat siswa menjadi lebih  bersemangat dalam belajar dan mudah menangkap informasi yang disampaikan guru.

Nama : Dwy Damayanti
Alamat : Ds. Garung Kidul Rt 07/02, Kaliwungu, Kudus
No. Telepon : 085877626104