BUSAPAKSA (Buku Saku Pintar Anti Kekerasan Seksual Anak) Berbasis Komik

Tujuan umum penelitian ini yaitu menghasilkan suatu produk pendidikan berupa buku saku yang berisi informasi tentang pendidikan anti kekerasan seksual. Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu menghasilkan BUSAPAKSA (Buku Saku Pintar Anti Kekerasan Seksual anak) berbasis komik yang sudah melalui tahap pengembangan dan pengujian skala provinsi. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan menggunakan penelitian dan pengembangan dan lebih dikenal dengan R&D. Metode R& D yang digunakan menurut Borg & Gall, (1983). Metode ini tepat digunakan untuk menghasilkan suatu prosedur yang tepat dalam mengahasilkan produk pendidikan berupa BUSAPAKSA yang siap tahap penyebaran skala luas.  Selama ini sudah dilakukan namun uji 4 kabupaten saja. Hasil uji coba pendahuluan dan uji terbatas, siswa menilai aspek grafis, isi materi buku, dan kebermanfaatan disimpulkan produk tersebut baik. Hasil uji coba operasioanal disimpulkan peningkatan pemahaman siswa tentang kekerasan seksual anak dalam kategori sedang. Siswa sudah memahami cara menjaga diri jika berada di tempat umum. Siswa sudah memahami penggunaan internet dengan baik. Siswa sudah memahami cara-cara pelaku membujuk korban dan siswa sudah memahami langkah-langkah penyelamatan jika dalam keadaan berbahaya. Siswa sudah memahami tindakan yang tidak boleh dilakukan antara laki-laki dan perempuan.

Hasil studi pendahuluan dan observasi di wilayah Brebes tentang jumlah kekerasan seksual pada anak diperoleh informasi bahwa tahun 2014 jumlah kasus kekerasan terhadap anak di Brebes mencapai 32 kasus. Tahun 2015, kasus yang menimpa anak mencapai 17 kasus serta pelecehan seksual 11 kasus pada tiga bulan pertama. Setiap tahun terjadi kekerasan seksual anak sampai tahun 2022. Menurut Direktur Eksekutif UNICEF Anthony Lake (2010) bahwa kerasan ini terjadi di rumah, sekolah, dan lingkungan komunitas, tempat-tempat yang seharusnya menjadi tempat aman bagi anak- anak. Kekerasan itu dilakukan oleh anggota keluarga, guru, tetangga, orang asing, dan anak-anak lain. Anak-anak yang belum mampu melindungi diri dari kejahatan dan mengenali orang yang berniat melakukan kejahatan menjadi faktor meningkatnya tindak kriminal pada anak. Ketidaktahuan tentang mengidentifikasi tindak kejahatan dan pelakunya menjadi salah satu obyek pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi tindak kejahatan pada anak (Pramastri, Supriyanti, Priyanto,2010). Pelaksanaan pendidikan seksual di sekolah dengan memberikan buku yang berisi gambar anatomi tubuh dan disusun berdasarkan alur cerita (Pramastri, Supriyanti, Priyanto,2010). Hasil penelitian Dame, Widyana, Abdulah (2007) menyimpulkan bahwa penurunan kecenderungan perilaku seksual terjadi pada kelompok yang diberi pendidikan seks. Penelitian Haryadi & Irawan (2016) menyimpulkan bahwa hal keterlibatan media komunikasi visual yang berperan sebagai pengemas cerita secara lebih menarik. Masing-masing media komunikasi visual baik berupa media statis seperti komik dan cerita bergambar serta media dinamis seperti animasi dan game bisa diadaptasi untuk mendukung kegiatan storytelling sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Rahmawati (2012) mengatakan bahwa strategi cerita sosial secara akurat mendeskripsikan situasi-situasi dan percakapan komik yang murni menggunakan simbol-simbol visual, konsep percakapan yang abstrak dan warna yang mengindikasi content emosional dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang pendidikan seksual. Buku Saku Pintar Anti Kekerasan Seksual Anak (BUSAPAKSA) berbasis komik. Informasi tentang ciri-ciri pelaku kejahatan kekerasan seksual pada anak, jenis-jenis kekerasan pada anak, dan upaya pencegahan dan pertolongan jika akan menjadi korban kekerasan seksual. Seluruh informasi tersebut dikemas dalam BUSAPAKSA yang dikemas dengan tema-tema mata pelajaran yang ada di SD. BUSAPAKSA dikemas menggunakan pendekatan cerita, berisi gambar-gambar yang terintegrasi dengan mata pelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang informasi pendidikan anti kekerasan seksual.

1. Menggunakan Teknik Komik

Komik memiliki kontribusi yang besar dalam memberikan informasi yang mendidik, menghibur, sekaligus mempegaruhi seperti hakekat fungsi dari komunikasi (Maharsi, 2010: 10). Menurut Daryanto (2013: 128) kelebihan komik sebagai media pembelajaran, mengandung unsur visual dan cerita yang kuat. Ekspresi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara emosional membuat pembaca terdorong untuk membacanya hingga selesai.

2. Menggunakan Storytelling

Rahmawati (2012) mengatakan bahwa strategi cerita sosial secara akurat mendeskripsikan situasi-situasi dan percakapan komik yang murni menggunakan simbol-simbol visual, konsep percakapan yang abstrak dan warna yang mengindikasi content emosional dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang pendidikan seksual. Pelaksanaan pendidikan seksual di sekolah dengan memberikan buku yang berisi gambar anatomi tubuh dan disusun berdasarkan alur cerita (Pramastri, Supriyanti, Priyanto,2010).

3.  Dapat diterapkan melalui sosiodrama

Metode sosiodrama merupakan metode pembelajaran bermain peran yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial yang menyangkut hubungan antar manusia.  Keunggulan sosiodrama sebagai berikut:

1. Siswa dapat mendengarkan dan menangkap cerita singkat dengan teliti

2. Dapat memupuk dan melatih keberanian

3. Meningkatkan daya cipta

4. Belajar menghargai dan menilai orang lain dalam menyatakan pendapat

5. Siswa dapat mendalami masalah sosial

6. Menanamkan sikap demokratis pada siswa.

Nama : Dr. Winarto, M.Pd.
Alamat : jalan anggur no 2 Giriya Sakinah paguyangan, Kec. Paguyangan Brebes
No. Telepon : 085729087971