Overload Early Warning System Based On Iternet Of Things (IOT)

Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menyalurkan kreasi dan inovasi berkaitan dengan karya ilmiah, alat atau teknologi dalam upaya meminimalisir kendaraan dengan kelebihan dimensi dan muatan dan menjadi salah satu alternatif bagi pelajar yang memiliki kreasi dan inovasi untuk membantu pemerintah dalam memecahkan dan menyelesaikan masalah transportasi di Indonesia. Karya tulis ini akan membahas mengenai peran pelajar dalam menjadi pelopor keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan dengan judul “Overload Early Warning System Based On Internet Of Things (IOT)” sebagai sistem yang mampu meminimalisir dan mencegah truk dalam membawa muatan yang berlebih (overload) dan diharapkan juga bisa  melengkapi dan menyempurnakan sistem yang sudah diterapkan dilapangan seperti sistem WIM, ETLE dan ANPR. Pemanfaatan prototype “Overload Early Warning System Based On Internet Of Things (IOT)” mempunyai nilai lebih sebagai berikut: termasuk riset teknologi yang dikembangkan, memudahkan perusahaan penyedia jasa angkutan barang dalam memonitor beban yang dibawa oleh kendaraan, meminimalisir kerusakan jalan akibat dari kelebihan muatan yang dibawa oleh kendaraan, meminimalisir kecelakaan akibat dari kendaraan kelebihan muatan yang dibawa oleh kendaraan dan dapat menjadi alat penyempurna sistem yang sudah ada di lapangan karna prototype dilengkapi dengan mikrokontroler arduino untuk diproses dengan program yang sudah dibuat dengan rincian: 0-1 Kg (Normal), 1-1,5 Kg (Waspada) dan 1,5-2 Kg (Bahaya). Arduino juga dilengkapi dengan Modul Bluetooth yang mampu mengirimkan rincian berat beban muatan yang dibawa yang juga bisa ditampilkan pada LCD dan Di Hp Android yang kita miliki. Kata Kunci : WIM, ETLE, ANPR, Mikrokontroler, Arduino, dan LCD

Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menyatakan saat ini kendaraan truk berkontribusi 91,25% dari total distribusi barang di tanah air, Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat, jumlah truk di Indonesia mencapai 5,44 juta unit pada 2021. Jumlah tersebut meningkat 6,98% dibandingkan pada tahun sebelumnya sebanyak 5,08 juta unit seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Data Jumlah Truk di Indonesia

Sejalan dengan meningkatnya jumlah penggunaan kendaraan truk tanah air, berdasarkan data Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI), kendaraan yang paling banyak melakukan pelanggaran membawa barang dengan kelebihan dimensi dan kelebihan mauatan adalah kendaraan golongan II dan III, namun untuk kendaraan Gol IV dan V sudah mulai tertib. Sejalan dengan data Jasa Marga, berdasarkan hasil evaluasi penggunaan WIM (Weight In Motion) di jalan tol menunjukkan data kendaraan kelebihan muatan (over load) adalah berkisar 9%-42.5% dari total kendaraan yang terdeteksi sensor dengan rata-rata 22%. Hal ini menunjukkan bahwa hampir 1 dari 5 truk di jalan tol terindikasi kelebihan muatan (over load). Merujuk pada data jembatan timbang, jumlah truk yang mengalami  kelebihan muatan (over load) sekitar 80% dari truk yang diperiksa sedangkan truk kelebihan dimensi (over dimension) hanya sekitar 25%.

Gambar 2. Data Pelanggaran Kendaraan Kelebihan Dimensi Dan Muatan (Overload Over Dimension) Di Indonesia

Pemerintah saat ini tengah mendorong jalan raya di Indonesia bebas truk yang kelebihan dimensi dan muatan (over dimension over load) atau biasanya dikenal dengan istilah (ODOL). Pasalnya, truk dengan kelebihan dimensi dan muatan menimbulkan banyak dampak negatif, mulai dari rusaknya fasilitas jalan, laju kendaraan lain melambat, hingga kecelakaan lalu lintas. Banyak kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh kendaraan dengan kelebihan dimensi dan muatan. Kendaraan yang membawa barang dalam keadaan kelebihan muatan memiliki tingkat risiko kecelakaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan normal. Selain tabrakan, kendaraan yang memiliki kelebihan muatan (overload) cenderung lebih mudah kehilangan kontrol maupun keseimbangan dikarenakan muatan yang berlebih mengakibatkan perubahan titik berat (center of gravity) yang berbeda dengan desain dari truk itu sendiri, sehingga risiko terguling menjadi lebih tinggi. Bukan hanya soal keselamatan di jalan raya, tapi juga berdampak pada segi finansial, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat kerugian negara akibat dari truk dengan kelebihan dimensi dan muatan mencapai angka 43,5 triliun rupiah per tahun. Kendaraan dengan kelebihan dimensi dan muatan dinilai sangat merugikan operator jalan tol dan meningkatkan risiko kecelakaan, serta inefisiensi akibat kondisi jalan rusak dan meningkatkan polusi udara akibat gas buang yang berlebih yang ditimbulkan.

Gambar 3. Dampak Dari Kendaraan Kelebihan Dimensi Dan Muatan Di Jalan Tol

Dewasa ini penindakan kepada truk dengan kelebihan dimensi dan muatan mulai gencar dilakukan pada 2022. Awal tahun ini saja, Korps lalu lintas (Korlantas) Polri mencatat telah menindak secara hukum sebanyak 29.859 kasus pelanggaran. Tercatat, Korlantas telah melakukan penindakan hukum terhadap pelanggaran truk dengan kelebihan muatan sebanyak 29.838 kasus. Sementara, 21 kasus yang ditindak lainnya merupakan kasus truk dengan kelebihan dimensi (over dimension). Adapun, jumlah kasus yang ditindak tersebut yakni berada pada rentang waktu 25 Januari - 21 Maret 2022.

Gambar 4. Kegiatan Penegakan Hukum

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) telah melakukan inovasi penerapan teknologi mesin Weight In Motion (WIM) yang terpasang di 10 ruas jalan tol, dan rencananya akan ditambah pemasangan di 23 ruas jalan tol. Salah satu inovasi penerapan teknologi mesin Weight In Motion (WIM) juga dipasang pada gerbang tol salah satunya yang diterapkan pada pintu masuk menuju Pulau Sumatera tepatnya di gerbang tol Bakauheni Selatan jalan tol Bakauheni - Terbanggi Besar.

Gambar 5. Penggunaan WIM (Weight in Motion)

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, terutama di area Big Data dan internet of things (IOT), saat ini banyak perangkat teknologi baru yang dapat digunakan untuk menekan jumlah pelanggaran truk dengan kelebihan dimensi dan muatan. Keunggulan utama dari teknologi tersebut adalah proses pengerjaan yang bersifat otomatis dan minim sumber daya manusia. Karakteristik utama lainnya adalah teknologi tersebut terhubung dengan jaringan internet dan dapat menghasilkan data-data yang bermanfaat untuk penanganan kendaraan dengan kelebihan dimensi dan muatan. Hal ini tentunya menjawab permasalahan penanganan kendaraan dengan kelebihan dimensi dan muatan saat ini terkait ketersediaan sumber daya manusia dan fasilitas pendukungnya.

Di Indonesia, penertiban kendaraan dengan kelebihan dimensi dan muatan berbasis teknologi informasi mulai digunakan, seperti pemasangan weigh-in-motion (WIM) di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) maupun jalan tol, pemasangan kamera pengenalan plat nomor otomatis atau kamera ANPR (Automatic Number Plat Recognition), sensor dimensi, penggunaan sistem Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE), dan lain-lain. Namun, perlu diperhatikan bahwa meskipun sistem tilang elektronik dapat meningkatkan penindakan pelanggaran kendaraan dengan kelebihan dimensi dan muatan, untuk berjalan secara efektif sistem ini akan memerlukan waktu yang cukup lama. Selama itu, sistem ini tetap berisiko untuk membiarkan kendaraan dengan kelebihan dimensi dan muatan tetap beroperasi dan menimbulkan ancaman keselamatan lalu lintas maupun kerusakan jalan.

Sejalan dengan Lomba Kreatifitas dan Inovasi (KRENOVA) tahun 2023 yang di selenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Kudus mampu menjadi salah satu alternatif bagi pelajar yang memiliki kreasi dan inovasi untuk membantu pemerintah dalam memecahkan dan menyelesaikan masalah transportasi di Indonesia. Karya tulis ini akan membahas mengenai peran pelajar dalam menjadi pelopor keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan dengan judul “Overload Early Warning System Based On Internet Of Things (IOT)” sebagai sistem yang mampu meminimalisir dan mencegah truk dalam membawa muatan yang berlebih (overload) dan diharapkan juga bisa  melengkapi dan menyempurnakan sistem yang sudah diterapkan dilapangan seperti sistem WIM, ETLE dan ANPR.

Pemanfaatan prototypeOverload Early Warning System Based On Internet Of Things (IOT)” mempunyai nilai lebih sebagai berikut:

  1. Termasuk riset teknologi yang dikembangkan
  2. Memudahkan perusahaan penyedia jasa angkutan barang dalam memonitor beban yang dibawa oleh kendaraan.
  3. Meminimalisir kerusakan jalan akibat dari kelebihan muatan yang dibawa oleh kendaraan.
  4. Miminimalisir kecelakaan akibat dari kendaraan kelebihan muatan yang dibawa oleh kendaraan.
  5. Dapat menjadi alat penyempurna sistem yang sudah ada di lapangan.

Nama : Hendra Saputra, S.Pd
Alamat : Jalan Mejobo No.104, Mlati, Mlati Lor, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 5931
No. Telepon : 082135451725