PureCycle

Setiap hari, setiap rumah tangga menghasilkan limbah yang bila tidak ditangani dengan baik akan berdampak buruk bagi kondisi lingkungan. Limbah domestik merupakan buangan berbentuk cair dan padat baik dari dapur, kamar mandi, dan cucian. Limbah domestik yang berbentuk cair dapat berpengaruh pada sumber air minum masyarakat dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Limbah ini biasanya tidak ada penanganan khusus sebelum dialirkan ke saluran pembuangan. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan sebuah solusi yakni, “PureCycle” Sistem Pengelolaan Limbah Domestik dengan Karbon Aktif Tebu dan Membran RO Berbasis IoT. Alat ini dirancang dengan menggunakan sensor kekeruhan, sensor Ph, sensor TDS serta membran RO sebagai sarana pemekatan dan pemurnian dari suatu larutan yang dilalui pada membran tersebut. Penelitian ini menggunakan metode ADDIE 5 yang terdiri dari lima tahapan yaitu: Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi. PureCycle dirancang agar dapat digunakan sebagai pengelolaan limbah domestik yang dapat menghasilkan air bersih. IoT (Internet of Things) dalam penelitian ini berfungsi untuk memudahkan konektivitas antar perangkat. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Alat ini diharapkan mampu memberi solusi dalam mengurangi limbah cair dan mendeteksi air yang layak digunakan sehari-hari.

 

Kata Kunci: PureCycle, sensor TDS, pH, kekeruhan, Membran RO, dan Internet of Things

Manusia dalam menjalani kehidupan sehari hari memliki berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi. Dalam pemenuhan kebutuhan tersebut akan dihasilkan bahan sisa atau sampah yang disebut dengan limbah rumah tangga. Limbah domestik atau yang biasa disebut limbah rumah tangga merupakan limbah yang berasal dari aktivitas rumah tangga seperti di dapur, kamar mandi, cucian, dan lain sebagainya. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) di tahun 2021 grafik komposisi sampah yang paling banyak, yaitu berasal dari sampah rumah tangga sebanyak 40%.

Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan apabila limbah rumah tangga tidak dikelola dengan baik maka limbah ini dapat berpotensi menimbulkan pencemaran yang cukup besar pada lingkungan. Limbah rumah tangga yang dapat mencemari lingkungan karena mengandung pencemar kimia diantaranya sabun dan detergen. Kandungan bahan kimia yang terdapat pada limbah sabun dapat mengubah pH tanah dan mematikan tumbuhan dan hewan yang tinggal di lingkungan tersebut.

Pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga dapat menyebabkan berbagai masalah pada kehidupan. Bukan hanya pada lingkungan namun juuga keadaan sosial-ekonomi serta kualitas kesehatan masyarakat sendiri. Berbagai penyakit seperti diare, tifus, penyakit kulit dan lain sebagainya akibat pembuangan limbah rumah tangga secara sembarangan bisa menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan pada masyarakat. Pencemaran air juga disebabkan karena adanya peningkatan aktivitas industri yang menghasilkan limbah dan sampah. Jika kondisi ini terus dibiarkan maka tidak menutup kemungkinan akan terjaadinya krisis air bersih di sejumlah daerah di Indonesia.

Kondisi kurangnya sumber daya air yang diperlukan untuk memenuhi standar kebutuhan air disebut krisis air. Dampak langsung dari kurangnya kebutuhan air antara lain yaitu terjadinya gagal panen yang menyebabkan terganggunya persediaan bahan pangan, sanitasi yang buruk dan kelaparan yang berdampak pada munculnya penyakit akibat kurang pangan dan gizi buruk. Banyak penyakit akibat krisis air akibat kelaparan, kekurangan gizi, kolera, tifus,dan disentri yang hingga saat ini masih merupakan anacaman bagi sebagian penduduk di dunia (Muhjidin Mawardi). Berdasarkan laporan oleh FAO (2000), sekitar 2,0 juta orang yang kebanyakan adalah anak anak yang berasal dari beberapa negara miskin dan berkembang, meninggal setiap tahunnya karena beberapa penyakit tersebut dan akibat krisis air dan kelaparan. Krisis air juga dapat mengganggu perekonomian daerah maupun nasional (Huda, N.2017).

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang terjadi, maka dilakukan penelitian tentang Pengelolaan Limbah Rumah Tangga dengan Karbon Aktif Tebu dan Membran RO Berbasis IoT. PureCycle dapat menjernihkan kembali air limbah menjadi air bersih. Air limbah yang telah diberi sistem PureCycle akan menjadi lebih bersih dan bebas dari berbagai zat berbahaya dibandingkan dengan air limbah yang belum diberi PureCycle. PureCycle dilengkapi dengan sensor pH, sensor TDS, dan sensor kekeruhan yang mampu mendeteksi menentukan derajat keasaman atau kebasaan, menentukan jumlah partikel terlarut dalam air, dan mendeteksi tingkat kekeruhannya.

1.Mengurangi limbah cair yang sangat membahayakan bila sudah mencemari lingkungan sekitar

2. Mereduksi logam berat yang ada di dalam air sehingga menghasilkan air yang layak digunakan sehari hari

3. Air hasil filterisasi dapat digunakan sebagai cadangan saat musim kemarau tiba

Nama : Marsha Calista Rimano
Alamat : Jalan AKBP. R. Agil Kusumadya, No.2, Ploso, Kec. Jati, Kabupaten Kudus
No. Telepon : 081215147581