Fil-Silver (Inovasi Agen Antimikroba Berbasis Filtrat Filter Rokok Kombinasi Nanosilver Untuk Budidaya Ikan Lele)

ikan dunia per kapita mencapai 19,6 kg di tahun 2021, hal tersebut sejalan dengan DJPB (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya) Indonesia yang menyatakan bahwa pada tahun 2021 konsumsi ikan meningkat 172 juta ton (www.djkp.kkp.go.id, 2022). Jumlah permintaan pasar yang tinggi akan kebutuhan ikan memiliki dampak secara signifikan terhadap kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap salah satu sumber protein yang berasal dari ikan lele Kandungan zat baik yang terdapat pada daging ikan lele menjadi solusi pemenuhan kebutuhan nutrisi masyarakat, sehingga perlunya peningkatan standar dalam budidaya ikan lele. Standar perlakuan budidaya seperti ini akan memberikan semacam biosekuritas dalam usahanya dan mempertahankan keberlanjutan budidaya tersebut, diharapkan dengan penerapan biosekuritas yang baik Peningkatan standar budidaya dapat dikhususkan pada peningkatan standar kesehatan ikan lele melalui penjagaan kualitas air yang digunakan sebagai teknologi peningkatan kualitas air dari pertumbuhan bakteri penghasil amonia, salah satunya bakteri Vibrio sp. Bakteri Vibrio sp.Vibrio sering dikatakan bahwa bakteri ini termasuk jenis opportunistic patogen, sehingga perlunya penanganan serius untuk pembudidayaan ikan lele. Oleh karena itu, perlunya produk Fil-Silver sebagai inovasi agen antimikroba berbasis filtrat filter rokok kombinasi Nanosilver untuk budidaya ikan lele. Filter rokok memiliki kandungan 95% selulosa asetat yang terbuat dari kapas dan bubur kertas dalam bentuk serat tipis, berwarna putih, dan dipadatkan. Filter rokok dibuat dengan tujuan sebagai penyerap racun yang ada pada rokok pada saat dihirup, sehingga kandungan filter rokok sama seperti rokok yang utuh dengan memiliki senyawa nikotin, fenol, eugenol (Suharti, Woro Sri dkk, 2010).

Konsumsi ikan dunia per kapita mencapai 19,6 kg di tahun 2021, hal tersebut sejalan dengan DJPB (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya) Indonesia yang menyatakan bahwa pada tahun 2021 konsumsi ikan meningkat 172 juta ton (www.djkp.kkp.go.id, 2022). Jumlah permintaan pasar yang tinggi akan kebutuhan ikan memiliki dampak secara signifikan terhadap kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap salah satu sumber protein yang berasal dari ikan lele.. Ikan lele memiliki kandungan lemak yang sedikit, namun kandungan protein dan zat lain seperti EPA (Eicopentanoic Acid) dan DHA (Docosahexaenoic Acid) mencapai 26,4 gram dalam 143 gram ikan lele (Wibowo S, dkk, 2017). Kandungan zat baik yang terdapat pada daging ikan lele menjadi solusi pemenuhan kebutuhan nutrisi masyarakat, sehingga perlunya peningkatan standar dalam budidaya ikan lele. Banyak pembudidaya yang tidak mengetahui informasi standar teknik pembudidayaan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) yang keluaran dalam bentuk sertifikat budidaya. Standar perlakuan budidaya seperti ini akan memberikan semacam biosekuritas dalam usahanya dan mempertahankan keberlanjutan budidaya tersebut, diharapkan dengan penerapan biosekuritas yang baik, kondisi lingkungan terjaga, kolam budidaya bisa digunakan secara lestari. Peningkatan standar budidaya dapat dikhususkan pada peningkatan standar kesehatan ikan lele melalui penjagaan kualitas air yang digunakan sebagai teknologi peningkatan kualitas air dari pertumbuhan bakteri penghasil amonia, salah satunya bakteri Vibrio sp. Bakteri Vibrio sp. menjadi salah satu faktor terjadinya penurunan kualitas air kolam sebagai agen penyebab penyakit vibriosis. Bakteri tersebut dapat tumbuh pada pH 4 - 9, sehingga lebih rentan menyerang kualitas kesehatan ikan lele di kolam. Genus Vibrio rentan menyerang benih ikan secara sekunder yaitu pada saat dalam kondisi stress dan lemah. Vibrio sering dikatakan bahwa bakteri ini termasuk jenis opportunistic patogen, sehingga perlunya penanganan serius untuk pembudidayaan ikan lele. Oleh karena itu, perlunya produk Fil-Silver sebagai inovasi agen antimikroba berbasis filtrat filter rokok kombinasi Nanosilver untuk budidaya ikan lele. Filter rokok memiliki kandungan 95% selulosa asetat yang terbuat dari kapas dan bubur kertas dalam bentuk serat tipis, berwarna putih, dan dipadatkan. Filter rokok dibuat dengan tujuan sebagai penyerap racun yang ada pada rokok pada saat dihirup, sehingga kandungan filter rokok sama seperti rokok yang utuh dengan memiliki senyawa nikotin, fenol, eugenol (Suharti, Woro Sri dkk, 2010). Kandungan senyawa yang terdapat pada filter limbah rokok dapat dimanfaatkan sebagai alat mekanisme pertahanan terhadap patogen, dimana dapat diasumsikan sebagai bahan antimikroba. Senyawa fenol yang terdapat pada filtrat filter dapat digunakan sebagai agen penyerang bagian dinding sel bakteri, sehingga dapat bekerja sebagai agen antimikroba. Limbah filter rokok dapat dikombinasikan dengan Nanosilver sebagai agen antimikroba. Nanosilver merupakan nanopartikel perak (argentum) yang dapat menghancurkan mikroorganisme infeksius. Ion Ag+ pada nanosilver dapat bersinergi dengan fenol pada filtrat filter rokok sebagai zat penyerang dinding sel dan bagian. syaraf pada bakteri, sehingga bakteri akan cepat mati. Franci et al, (2015) menyatakan bahwa nanosilver sekarang dianggap sebagai alternatif yang layak digunakan untuk antibiotik dan memiliki potensi tinggi untuk memecahkan masalah terkait resistensi bakteri. Singh et al. (2009) menyatakan bahwa resistensi yang terjadi akan menyebabkan bakteri tahan terhadap obat yang diberikan, sehingga kematian ikan yang terserang penyakit meningkat. Hal tersebut menguntungkan para pembudidaya ikan lele, yang mana dapat menggunakan Fil-Silver sebagai 6upaya meningkatkan standar kelayakan air kolam untuk budidaya ikan lele.

Kelebihan produk ini dari produk-produk lainya diantaranya, produk ini dibuat menggunakan limbah putung rokok sehingga dapat meminimalisir jumlah limbah puntung rokok yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Produk ini mengandung kandungan senyawa nikotin,fenol, dan eugenol yang sangat ampuh sebagai bahan antimikroba, produk ini juga akan di jual dengan harga yang terjangkau sehingga dapat memudahkan para peternak dan pembudidaya ikan lele untuk mendapatkan produk ini.

Nama : Thoriq Faza Athaillah Risyandi
Alamat : Jl.Asabri 3/ Singorojo, Mayong, Jepara
No. Telepon : 082323662272