PbTect-P : Kertas Membran dari Limbah Ampas Tebu (Saccharum officinarum) Pabrik Gula Rendeng untuk Mendeteksi Plumbum (Pb) dalam Makanan Berminyak dengan Dithizone

ABSTRAK

Jajanan gorengan merupakan salah satu makanan favorit bagi masyarakat Indonesia yang banyak dijual di pinggir jalan. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan dapat terpapar oleh asap kendaraan bermotor yang mengandung timbal (Pb). Penggunaan kertas bekas yang mengandung tinta banyak digunakan sebagai kemasan. Padahal minyak panas jajanan gorengan dapat melarutkan timbal ke dalam produk pangan yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Oleh sebab itu, PbTect-P dibuat dengan memanfaatkan limbah ampas tebu sebagai bahan kertas membran, lalu diaplikasikan dengan dithizone. Produk ini bertujuan untuk mendeteksi cemaran timbal dalam makanan berminyak. Dalam pembuatan produk ini, ampas tebu diproses melalui tahap pengeringan, pulping, pemutihan, dan pencetakan. Selanjutnya, kertas membran di rendam dengan larutan dithizone dan dikeringkan. Deteksi cemaran timbal didasarkan pada perubahan warna kertas membran. PbTect-P menjadi produk untuk mengetahui ketahanan pangan yang bermanfaat bagi konsumen.

Kata kunci: Dithizone, Timbal, Ampas Tebu

Di masa modern ini, banyak orang yang tidak sempat menyiapkan makanan sendiri dan mereka bergantung pada pelayanan jasa boga untuk memenuhi kebutuhan makanannya. Pelayanan jasa boga ini memiliki tanggung jawab yang besar dalam menyediakan makanan yang berkualitas yaitu enak, kompotitif dalam harga, dan aman untuk dikonsumsi. Di Indonesia, terdapat beberapa jenis penjual makanan. Salah satu jenis makanan yang banyak dijual dan menjadi makanan favorit bagi masyarakat Indonesia yaitu jajanan gorengan. Jajanan gorengan merupakan jajanan seperti tahu, tempe, pisang yang diolah menggunakan tepung dan minyak goreng. Jajanan gorengan menjadi salah satu makanan favorit bagi masyarakat Indonesia karena rasanya yang enak, murah, dan mudah didapat.

Jajanan gorengan banyak dijual di pinggir jalan, jadi tidak menutup kemungkinan dapat terpapar oleh asap kendaraan bermotor dan kita ketahui bahwa asap kendaraan bermotor mengandung timbal (Pb). Ditambah lagi kebanyakan penjual gorengan menjual jajanan gorengan dalam keadaan terbuka sehingga tidak menutup kemungkinan tercemarnya timbal (Pb) pada jajanan gorengan tersebut (Erlani; dkk, 2020). Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia tahun 2018 mencapai 146 juta. Kendaraan bermotor tersebut, terdiri mobil penumpang 16 juta, bis 2,5 juta, mobil barang 7,7 juta dan sepeda (Dharmawan IP; dkk, 2021).

Selain itu, untuk pengemasan jajanan gorengan banyak penjual menggunakan kertas bekas dikarenakan harganya lebih murah dibandingkan dengan kertas yang masih baru. Penggunaan kertas bekas sebagai kemasan makanan akan memberikan berbagai dampak negatif, seperti kontaminasi mikroorganisme yang sudah berada pada kertas bekas, sehingga dapat merusak produk pangan dan menimbulkan penyakit. Selain itu, penggunaan kertas bekas yang mengandung tinta banyak digunakan para penjual gorengan untuk membungkus jajanan gorengan. Padahal minyak panas jajanan gorengan dapat melarutkan timbal sehingga timbal akan berpindah ke dalam produk pangan, dan dikonsumsi oleh konsumen. Paparan timbal akan menimbulkan dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh seperti gangguan sistem saraf pusat, saluran pencernaan, dan animea (Suwaidah IS; dkk, 2014).

Untuk mengatasi hal tersebut, para peneliti berusaha menemukan cara untuk mendeteksi timbal (Pb) yang terdapat dalam makanan berminyak. Salah satu cara yang telah ditemukan para peneliti adalah dengan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom (SSA). Pengenceran isotop yang digabungkan secara induktif spektrometri massa plasma, spektrometri emisi optik plasma yang digabungkan secara induktif serta metode voltametri, juga dapat digunakan untuk menentukan kadar logam berat dalam sampel. Meskipun beberapa teknik tersebut sangat sensitif dan selektif, namun prosedur operasi yang digunakan cukup rumit, waktu analisisnya cukup lama, dan instrumennya cukup mahal (Nur Y; dkk, 2016).

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang PbTect-P yaitu Kertas Membran Pendeteksi Plumbum (Pb) dalam Makanan Berminyak dengan Dithizone. Kertas Membran tersebut dibuat dari limbah ampas tebu dari pabrik gula rendeng di Kudus atau bisa juga dari penjual es tebu. Penulis memilih limbah ampas tebu karena limbah tersebut masih memiliki nilai ekonomis yang rendah dan merupakan salah satu potensi yang harus dimanfaatkan di Kota Kudus. Sebagai limbah, keberadaan ampas tebu dapat mengganggu lingkungan, sehingga harus dikelola dengan efisien dan efektif. Respon PbTect-P diamati sesuai dengan perubahan warna, sehingga lebih praktis untuk dilakukan dan dapat dilakukan oleh masyarakat.

Keunggulan dari PbTect-P antara lain:

  1. Dapat mendeteksi cemaran timbal dengan cara yang praktis dan sederhana tanpa harus ke laboratorium.
  2. Ukuran PbTect-P yang kecil memudahkan untuk dibawa kemana-mana
  3. Memanfaatkan limbah ampas tebu sehingga dapat menambah nilai ekonomis dari limbah ampas tebu dan menjaga linkungan.

 

Nama : Alvina 'Aisya Nabila
Alamat : Jalan Sunan Kudus No. 114, Desa Langgardalem, Kec. Kota, Kab. Kudus
No. Telepon : 08112906575