EAC (EXTRA AIR CLEANER) UNTUK MENGURANGI EMISI PARTIKULAT PADA INDUSTRI BENGKEL OTOMOTIF

Penelitian ini berfokus pada pembuatan EAC sebagai produk rekayasa teknologi dan manufaktur non digital serta berkonstribusi mengurangi pencemaran udara. Materi yang digunakan dalam pembuatan EAC meliputi serabut cangkang rajungan, dedaunan kering, arang, kapas, lem alteco, jaring kelapa,kawat, akrilik berbagai ukuran, engsel, bola asap warna-warni, selang, lakban, korek api, gunting, dan cooling fan. Metode yang dilakukan yaitu studi lapangan dan praktikum skala sekolah. Proses pembuatan produk terdiri dari 3 tahapan, yaitu pembuatan balok tempat filtrasi, media filtrasi, dan merangkai media tersebut ke dalam baloknya. Hasil dari penelitian ini adalah alat EAC menggunakan media cangkang rajungan, dedaunan, arang dan serabut kelapa dimana masing-masing beratnya 60 gram sebagai produk rekayasa teknologi dan manufaktur telah berhasil dibuat. Struktur alat tersebut berupa balok dengan kapasitas volume 10.240 cm3, ukuran dan bentuk proporsional. Karakteristiknya adalah bahan filtrate dapat digunakan kontinu, tahan benturan, tidak berubah bentuk, mudah dalam penyimpanan, tidak mudah patah dan rapuh, desain menarik, sederhana, tidak rumit, mudah diduplikasi, dapat dipindahkan sesuai kebutuhan (portable), aman dan memiliki resiko rendah, terbaharukan (renewable), mudah diduplikasi, serta mudah dalam pengoperasian. Sementara itu, hasil uji kelayakan oleh responden sebesar 90,36% untuk aspek desain alat, serta 95,00% untuk aspek efektivitas alat, serta 94,38% untuk aspek kebermanfaatan. Presentase keseluruhan uji kelayakan yaitu 92,67%. Dengan demikian, EAC dikategorikan sangat layak untuk digunakan.

Sektor industri memiliki peran utama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, mampu memperluas lapangan usaha, serta kesempatan kerja. Salah satu komoditas industri adalah kendaraan. Dewasa ini, industri otomotif merupakan salah satu industri yang memiliki peran penting dalam perkembangan perekonomian di Indonesia. Perkembangan tersebut diiringi dengan penambahan pelayanan, seperti perbengkelan. Sementara itu, Hakim et al. (2017) menyatakan bahwa polusi udara umumnya disebabkan oleh kendaraan bermotor dan industri. Sejalan dengan yang diungkapkan Hasani et al. (2017) dalam penelitiannya bahwa pada saat ini udara di Indonesia telah tercemar oleh bahan-bahan kimia, baik yang berasal dari proses alamiah atau yang berasal dari kegiatan manusia.

        Aktivitas perbengkelan memicu timbulnya berbagai limbah yang berdampak pada lingkungan dan aktivitas masyarakat (Halifa, 2019). Pencemaran udara merupakan salah satu dampak yang ditimbulkan akibat limbah industri bengkel otomotif. Secara umum kendaraan otomotif sudah dilengkapi dengan alat penyaring atau filter udara. Namun, filter tersebut belum mampu menyaring semua hasil buang dari ruang pembakaran mesin. Macam-macam gas pencemar udara dari kendaraan bermotor adalah 29% Volatile Organic Compound (VOC), 35% Nitrogen oksida (NO), 58% Karbon monoksida (CO), 1% Particulate Matter 10 (PM 10), dan 3% Particulate Matter 2,5 (PM 2,5) (Wahyuningrum et al., 2014). Pencemaran udara dapat bagi kesehatan dan lingkungan. Masalah kesehatan yang disebabkan oleh gas pencemar tersebut diantaranya gangguan saluran pernafasan, penyakit jantung, kanker berbagai organ tubuh, gangguan reproduksi dan hipertensi (tekanan darah tinggi). Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2010 (Pasal 1) bahwa pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga melampaui baku mutu udara yang telah ditetapkan. Dengan demikian perlu dibatasi penerimaan emisi partikulat pada tubuh manusia, khususnya bagi pekerja di bidang industri bengkel otomotif yang berada di lingkungan kerja dengan udara tercemar, untuk menjaga kesehatan jangka panjang pekerja tersebut. Hal ini penting dilakukan agar kesejahteraan dapat tercipta antara pemilik dan pekerja.

          Berdasarkan kebutuhan inilah peneliti melakukan inovasi filtrasi udara tambahan yang dapat diaplikasikan pada industri bengkel otomotif dengan tujuan agar dapat memperbaiki kualitas udara pada lingkungan kerja sektor tersebut, sehingga dapat mengurangi resiko gangguan kesehatan bagi pekerja akibat emisi partikulat. Peneliti menggunakan limbah yang banyak ditemukan di Kabupaten Rembang sebagai media filtrasi. Alat filtrasi udara merupakan temuan asli peneliti, ide awalnya diperoleh dari keinginan untuk menyaring asap hitam di udara. Kemudian peneliti melakukan kajian literasi dan menemukan referensi untuk melakukan inovasi baru. Karya tulis ini berfokus pada pembuatan EAC sebagai produk rekayasa teknologi dan manufaktur non digital yang tepat guna bagi masyarakat dan lingkungan.

Alat EAC (Extra Air Cleaner) dengan bahan akrilik yang menggunakan media limbah daun, cangkang rajungan, serabut kelapa, dan arang lebih unggul dari alat filtrasi udara yang dijual di pasaran karena tidak mengandung atau menggunakan bahan dasar kimia sehingga aman bagi lingkungan. Selain itu, media ini dapat ditemukan dengan mudah sehingga memiliki nilai ekonomis dan berkelanjutan. Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan bola asap dan knalpot EAC ini memberikan hasil yang baik dalam mengurangi gas kotor pada udara. Kandungan selulosa pada serabut kelapa, bulu-bulu halus pada cangkang rajungan, dan permukaan daun yang lebar dapat berfungsi dengan baik untuk mengurangi gas kotor dari udara. Berikut ini beberapa kelebihan dari EAC menggunakan limbah daun, cangkang rajungan, serabut kelapa, dan arang. Salah satu kelebihan dari EAC ini adalah mengurangi polusi udara. Sebenarnya, manfaat ini juga sama halnya dengan jenis filtrasi udara lainnya. EAC merupakan suatu inovasi yang belum pernah dipublikasikan dan masih sangat minim dalam pengembangannya sehingga disebut sebagai keterbaharuan/terbaharukan (renewable). Alat ini tidak hanya sekali namun dapat digunakan berulang-ulang selama media dapat melewatkan udara bersih tanpa mempengaruhi tingkat keberhasilannya. Apabila media filter sudah dipenuhi oleh partikulat yang terjebak didalamnya maka media tersebut dapat diganti dengan mudah dengan media baru yang mudah ditemukan di masyarakat sehingga dapat digunakan secara kontinu. Alat EAC mudah diduplikasi dan mudah dioperasikan karena alat ini tidak rumit dalam dibuat dan dioperasikan dan bentuk serta ukurannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. EAC menggunakan bahan akrilik yang memiliki sifat transparan dan kuat jika dibandingkan dengan kaca sehingga tidak mudah rusak dan pecah. EAC mudah dibaawa kemana-mana (portable) karena bentuk dan ukurannya dan bentuknya yang tidak terlalu besar.

Perbedaan produk EAC dengan alat filter udara di pasaran sebagai berikut.

  1. Tidak menggunakan bahan kimia melainkan menggunakan limbah organik yang terbuang sia-sia.
  2. Tidak memberikan efek samping yang negatif pada lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia.
  3. Hemat biaya sebab menggunakan limbah organik yang murah dan mudah didapat.

Sedangkan alat filter udara di pasaran memiliki karakteristik : terbuat menggunakan banyak bahan kimia serta dapat memberikan efek samping negatif pada lingkungan karena menggunakan bahan kimia.

Nama : ARUM PRABAWANI, S.Pd
Alamat : SMPN 2 REMBANG, Jl. P. Sudirman No. 127 Desa Kabongan Lor Kabupaten Rembang
No. Telepon : 089699086796