Terus bertambahnya jumlah populasi manusia di dunia, maka jumlah produksi sampah pun cenderung terus bertambah. Sampah- sampah yang belum bisa diolah karena keterbatasan alat dan kompetensi, tentunya akan menyebabkan timbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hal ini lah yang sudah terjadi di Indonesia.khususnya di Kabupaten Jepara. Menurut Farikhah Elida, ST, MM Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jepara dalam forum audiensi bersama DPRD Kabupaten Jepara dengan Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) Jepara pada hari selasa tanggal 5 April 2022 di Gedung serbaguna DPRD Kabupaten Jepara bahwa potensi sampah di kabupaten Jepara pada tahun 2021 sebanyak kurang lebih 400 ton per hari, sedangkan yang mampu ditampung oleh Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebanyak kurang lebih 100 ton per hari. Masih tersisa kurang lebih 300 ton per hari yang perlu dikelolah.Sampah yang dihasilkan dari masyarakat perlu dilakukan pemilahan antara sampah organik dan sampah an organik,perlu dilakukan edukasi ke masyarakat untuk melakukan pemilahan sapah tersebut. Sampah an organik dilakukan pengelolaan melalui bank sampah sedangkan untuk sampah organik dimanfaatkan sebagai pupuk kompos, selain itu kami menemukan cara pemanfaatan sampah organik sebagai media budidaya maggot BSF (Black Solder Fly/ Lalat Tentara Hitam), keunggulan Maggot BSF dapat mengkonversi sampah organik menjadi sumber protein dan lemak sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif bagi ikan dan unggas (Wardhana, 2016)

teknik formulasi/ pencampuran sampah organik yang digunakan sebagai pakan maggot dapat mempercepat masa pemeliharaan dan dapat meningkatkan kandungan nutrisi pada maggot yang dihasilkan sehingga bagus digunakan sebagai pakan alternatif bagi kegiatan budidaya ikan dan unggas