COBIOS: Desinfektan Bioscurity Peternakan Ayam Broiler

Peternakan ayam broiler merupakan salah satu usaha ternak yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena ayam broiler memiliki keunggulan berproduksi lebih tinggi dibanding dengan jenis ayam lainya. Namun, masih banyak peternak ayam boiler yang mengabaikan lingkungan sekitar, sehingga dapat menimbulkan terjadinya penyebaran virus dan bakteri. Dari hasil pengolahan data di beberapa peternak baik kandang tradisional dan modern, setiap harinya 40-50 ekor ayam mati. Peternak ayam broiler harus dapat mengetahui komponen keberhasilan dan upaya pencegahan penyebaran virus dan bakteri seperti gurem, black battle, penyakit Tetelo (Newcastle Disease) yang dapat meningkatkan presentase kegagalan dalam usaha ayam broiler. Hal itulah yang melatarbelakangi pembuatan produk Co-Bios dengan bahan antibakteri yaitu  daun mimbo dan minyak sereh.

Produk Co-Bios memiliki keunggulan menggunakan bahan alami yang tidak berbahaya untuk ternak dan kulit manusia. Co-Bios sebagai Desinfeksi (desinfektan) yang merupakan program biosecurity yang wajib dilaksanakan dalam proses pemeliharaan ayam broiler untuk menjaga keamanan produk dengan berbagai pilihan ukuran yaitu 125ml, ukuran 275 ml, ukuran 500 ml dan ukurann 1000 ml dengan harga terjangkau mulai dari Rp. 7.700 hingga Rp. 23.000. Produk inovasi telah teruji pada 3 laboratorium dan memeenuhi standar desinfektan program bisecurity untuk bakteri dan virus (penyakit) pada peternakan ayam broiler.

Kata Kunci : Ayam broiler, biosecurity, desinfektan, Daun Mimbo

 

Dari data Dinas Pertanian dan Kehutanan Hewan Provinsi Jawa Tengah tahun 2016, jumlah populasi ayam boiler di Jawa Tengah salah satu penghasil ayam boiler adalah Kabupaten Rembang dengan produksi mencapai 726.000 ekor. Melihat data diatas, peternakan ayam broiler merupakan salah satu usaha ternak yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena ayam broiler memiliki keunggulan berproduksi lebih tinggi dibanding dengan jenis ayam buras (Rasyaf, 2007). Namun, masih banyak peternak ayam boiler yang mengabaikan lingkungan sekitar, sehingga dapat menimbulkan terjadinya penyebaran virus, bakteri, dan meningkatnya gas amonia di lingkungan sekitar. Dari hasil pengolahan data di beberapa peternak baik kandang tradisional dan modern, setiap harinya 40-50 ekor ayam mati, angka tersebut lebih tinggi pada saat awal ternak hingga mencapai 40-80 ekor setiap harinya. Penyebab kerugian dalam usaha ayam broiler disebabkan oleh waktu panen yang lama, bobot badan yang tidak sesuai dengan standar, tingkat kematian yang tinggi dan lain-lain. Oleh sebab itu peternak ayam broiler harus dapat mengetahui komponen keberhasilan dan upaya pencegahan penyebaran virus dan bakteri seperti gurem, black battle, penyakit Tetelo (Newcastle penyakit Disease) yang dapat meningkatkan presentase kegagalan dalam usaha ayam broiler.

Selain di bidang peternakan, negara Indonesia merupakan penghasil utama minyak serai wangi yang tersebar Jawa Tengah dengan produksi lebih dari 95% dari total produksi Indonesia (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2013). Melihat manfaat konstituen utama sereh salah satunya minyak atsiri dari sereh wangi mengandung aktivitas antibakteri yang kuat pada semua konsentrasi. Melihat hal  itu, sereh wangi berpotensi memiliki daya jual tinggi dalam menggerakan ekonomi masyarakat.

Selain permasalahan pada peternakan juga potensi pengembangan bahan atau tanaman yang kurang bermanfaat yang melatarbelakangi inovasi Co-Bios sebagai Desinfeksi (desinfektan) yang merupakan program biosecurity yang wajib dilaksanakan dalam proses pemeliharaan ayam broiler untuk menjaga keamanan produk, Co-Bios berbahan dasar herbal lokal yang efektif, aman, dan ramah lingkungan. Kegunaan produk juga sebagai biosecurity infeksi mikroorganisme pada  ayam broiler. Produk Co-Bios dibuat oleh unit produksi Wadjah “C&I”.

Perbedaan dengan inovasi sejenis adalah penggunaan boraks dan bahan kimia lainnya sebagai penetralisir pada kandang, boraks digunakan juga sebagai pembunuh guram dan black battle. Pada penelitian Hilmi (2007) lain juga digunakan kapur barus dan sabun lantai. Selain itu, pada penelitian (Ketut 2018) penggunaan desinfektan Povidon Iodine yang masih mahal. Sedangkan pada Co-Bios menggunakan bahan alami yaitu destilat minyak sereh dan daun mimbo.

Co-Bios dapat digunakan sebagai desinfektan peternakan ayam dari infeksi mikroorganisme dan virus (penyakit) yang sudah diujikan pada Laboratorium Kimia Industri SMK Cordova Margoyoso, dan Laboratorium Kimia Analisa Universitas Internasional Semen Indonesia, dan proses pengujian laboratorium Kimia Fisika dan Mikrobiologi Industri ITS. Co-bios memenuhi syarat sebagai desinfektan dengan aktivitas virus dan bakteri sebagai penghambat pertumbuhan gurem 56%, penghambat pertumbuhan black battle 77%, pencegahan penyakit Tetelo Disease) 23% sesuai hasil uji laboratorium. Co-Bios menggunakan bahan-bahan alami yang tidak berbahaya bagi ayam dan  juga apabila terkena kulit manusia. Selain itu, harga Co-Bios juga terjangkau bagi peternak direntang Rp. 7.700 hingga Rp. 21.300 dibanding penggunaan desinfektan kimia Povidon Iodine yang masih mahal  pada  Rp 50.000 hingga Rp. 200.000, Selain itu, produk Co-Bios telah mendapatkan 4 testimoni dari Badan Penyuluh Pertanian dan Peternakan di Kabupaten Rembang, Kabupaten Pati, Kabupaten  Gesik, dan Kabupaten Pasuruan.

Nama : Wahyu Ilham Maula
Alamat : Desa Tireman RT/RW 03/01, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah
No. Telepon : 0895381025